Minggu, 25 Agustus 2019

DIKARUNIAI


DIKARUNIAI

Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?  (Ef. 4: 7-8).

Saya adalah orangtua dari tiga anak yang berbakat; dua adalah seniman, dan satu adalah jagoan komputer. Mereka semua lebih pintar dari orang tua mereka! Sepanjang budaya hari ini, zaman naw, orang-orang berbakat ada di sekitar kita. Kita dihibur oleh para pemain papan atas. Kita belajar dari guru yang menjelaskan dan memberikan pengetahuan. Cara hidup kita ditingkatkan oleh para penemu dan pemecah masalah, inventif dan inovatif. Kreativitas manusia sekarang merambah semua bidang kehidupan, bahkan yang belum didengar apalagi dipahami oleh orang kebanyakan.

Yang mungkin mengejutkan untuk diketahui adalah bahwa kita semua berbakat dalam satu atau cara lain. Apakah Anda melihat diri Anda seperti ini? Seorang yang dikarunia bakat khusus?

Anugerah karunia (pemberian bakat) yang tak ternilai diukur bagi kita masing-masing melalui Yesus. Banyak ahli percaya bahwa Mazmur 68:18 adalah ramalan Perjanjian Lama berisi tulisan suci yang merujuk pada Kristus: 18 (68-19) Engkau telah naik ke tempat tinggi, telah membawa tawanan-tawanan; Engkau telah menerima persembahan-persembahan di antara manusia, bahkan dari pemberontak-pemberontak untuk diam di sana, ya TUHAN Allah. Yesus adalah pemenang akhir yang mengalahkan Setan, dosa dan maut.

Di zaman kuno, para raja akan menyerang suatu wilayah dan menangkap orang, termasuk bangsawan dan keluarga kerajaan yang dia taklukkan. Raja akan menyuruh berbaris tawanannya dan membawanya saat kembali ke negaranya. Parade mereka di "kereta" sebagai tampilan kemenangan raja untuk dilihat rakyatnya.

Sebaliknya, Kristus mengambil "tawanan perang"-Nya sendiri. Para tawanan yang hatinya Ia taklukkan. Tawanan itu diberikan kepada umat-Nya sebagai hadiah. Kita lihat ironi sempurna ini dalam diri Rasul Paulus sebagai gambaran yang hidup. Sebagai Saulus, dia menganiaya Yesus. Dia mengejar para pengikut Kristus yang pergi menyelamatkan diri dari amukan orang Jahudi di Jerusalem.  Dia dalam perjalanan ke Damaskus untuk menangkap dan membawa orang-orang Kristen kembali ke Yerusalem sebagai tawanannya. Tetapi sesuatu terjadi dalam perjalanannya. Bukannya menangkap orang-orang Kristen, Saul malah telah tertangkap. Yesus kemudian mengembalikannya kepada kita sebagai hadiah. Paulus dijadikan rasul untuk Yesus. Paulus ditawan oleh Kristus untuk tujuan berkhotbah kepada bangsa-bangsa lain dan membangun Gereja-Nya.

Dalam beberapa surat kepada gereja-gereja yang ia dirikan, Paulus mengidentifikasi dirinya sesuai siapa dia di dalam Kristus:

1.      Seorang hamba Kristus Yesus.
2.      Seorang rasul Kristus Yesus.
3.      Seorang pelayan Kristus.
4.      Seorang tahanan bagi Tuhan.

Sadar akan siapa Dia, Paulus menggenapi pekerjaannya untuk Kerajaan dengan penuh kasih dan syukur bagi Dia yang telah mengubah hidupnya. Dia menggunakan hidupnya sebagai hadiah dan mencurahkan dirinya atas nama dan kepentingan orang lain. Sepanjang pelayanannya, dia mendesak kita untuk melakukan hal yang sama.

Paulus sering mendesak orang untuk mengikuti jalan hidupnya. Desakan ini adalah pengingat dan
dorongan bagi kita. 3Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya. 33 Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga. 34 Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. 35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima. (Kisah Para Rasul 20:35).

Kita berbakat karena rahmat, kasih karunia Kristus. Kita menggunakan karunia itu untuk melayani Tuhan dan pelayanan untuk Kerajaan-Nya, supaya Gereja tumbuh dalam kedewasaan dan kepenuhan Kristus. Gereja adalah semua umat Allah, orang per orang, Kristen dalam misi sehari-hari yang memenuhi segalanya di mana-mana dengan kepenuhan Yesus.

Hadiah atau karunia atau bakat apa yang dapat Anda identifikasi dan gunakan untuk memenuhi misi sehari-hari Anda?