DIKARUNIAI
7 Tetapi kepada kita
masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian
Kristus. 8 Itulah sebabnya
kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan;
Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." 9 Bukankah "Ia
telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling
bawah? (Ef. 4: 7-8).
Saya adalah orangtua
dari tiga anak yang berbakat; dua adalah seniman, dan satu adalah jagoan komputer.
Mereka semua lebih pintar dari orang tua mereka! Sepanjang budaya hari ini,
zaman naw, orang-orang berbakat ada di sekitar kita. Kita dihibur oleh para
pemain papan atas. Kita belajar dari guru yang menjelaskan dan memberikan
pengetahuan. Cara hidup kita ditingkatkan oleh para penemu dan pemecah masalah,
inventif dan inovatif. Kreativitas manusia sekarang merambah semua bidang
kehidupan, bahkan yang belum didengar apalagi dipahami oleh orang kebanyakan.
Yang mungkin
mengejutkan untuk diketahui adalah bahwa kita semua berbakat dalam satu atau cara
lain. Apakah Anda melihat diri Anda seperti ini? Seorang yang dikarunia bakat
khusus?
Anugerah karunia (pemberian
bakat) yang tak ternilai diukur bagi kita masing-masing melalui Yesus. Banyak
ahli percaya bahwa Mazmur 68:18 adalah ramalan Perjanjian Lama berisi tulisan
suci yang merujuk pada Kristus: 18 (68-19) Engkau telah naik ke tempat tinggi, telah
membawa tawanan-tawanan; Engkau telah menerima persembahan-persembahan di
antara manusia, bahkan dari pemberontak-pemberontak untuk diam di sana, ya
TUHAN Allah. Yesus adalah
pemenang akhir yang mengalahkan Setan, dosa dan maut.
Di zaman kuno, para
raja akan menyerang suatu wilayah dan menangkap orang, termasuk bangsawan dan keluarga
kerajaan yang dia taklukkan. Raja akan menyuruh berbaris tawanannya dan
membawanya saat kembali ke negaranya. Parade mereka di "kereta"
sebagai tampilan kemenangan raja untuk dilihat rakyatnya.
Sebaliknya, Kristus
mengambil "tawanan perang"-Nya sendiri. Para tawanan yang hatinya Ia
taklukkan. Tawanan itu diberikan kepada umat-Nya sebagai hadiah. Kita lihat ironi
sempurna ini dalam diri Rasul Paulus sebagai gambaran yang hidup. Sebagai
Saulus, dia menganiaya Yesus. Dia mengejar para pengikut Kristus yang pergi
menyelamatkan diri dari amukan orang Jahudi di Jerusalem. Dia dalam perjalanan ke Damaskus untuk
menangkap dan membawa orang-orang Kristen kembali ke Yerusalem sebagai
tawanannya. Tetapi sesuatu terjadi dalam perjalanannya. Bukannya menangkap orang-orang
Kristen, Saul malah telah tertangkap. Yesus kemudian mengembalikannya kepada
kita sebagai hadiah. Paulus dijadikan rasul untuk Yesus. Paulus ditawan oleh
Kristus untuk tujuan berkhotbah kepada bangsa-bangsa lain dan membangun
Gereja-Nya.
Dalam beberapa surat
kepada gereja-gereja yang ia dirikan, Paulus mengidentifikasi dirinya sesuai siapa
dia di dalam Kristus:
1.
Seorang hamba
Kristus Yesus.
2.
Seorang rasul
Kristus Yesus.
3.
Seorang pelayan
Kristus.
4.
Seorang tahanan
bagi Tuhan.
Sadar akan siapa
Dia, Paulus menggenapi pekerjaannya untuk Kerajaan dengan penuh kasih dan
syukur bagi Dia yang telah mengubah hidupnya. Dia menggunakan hidupnya sebagai
hadiah dan mencurahkan dirinya atas nama dan kepentingan orang lain. Sepanjang
pelayanannya, dia mendesak kita untuk melakukan hal yang sama.
Paulus sering
mendesak orang untuk mengikuti jalan hidupnya. Desakan ini adalah pengingat dan
dorongan bagi kita. 32 Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada
firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan
kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya. 33 Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari
siapapun juga. 34 Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah
bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. 35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa
dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus
mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah
lebih berbahagia memberi dari pada menerima. (Kisah Para Rasul 20:35).
Kita berbakat karena
rahmat, kasih karunia Kristus. Kita menggunakan karunia itu untuk melayani
Tuhan dan pelayanan untuk Kerajaan-Nya, supaya Gereja tumbuh dalam kedewasaan
dan kepenuhan Kristus. Gereja adalah semua umat Allah, orang per orang, Kristen
dalam misi sehari-hari yang memenuhi segalanya di mana-mana dengan kepenuhan
Yesus.
Hadiah atau karunia
atau bakat apa yang dapat Anda identifikasi dan gunakan untuk memenuhi misi
sehari-hari Anda?