EKONOMI KERAKYATAN Catatan
6
Mahli Sembiring
Keunggulan
komparatif berbasis pasar diajukan oleh kaum teknokrat. Usulan ini dianggap tidak
menjanjikan banyak karena harus ditopang oleh pertumbuhan ekonomi tinggi dalam
tempo sekejap melalui integrasi dengan pasar internasional. Jelas Negara dan
rakyat tidak siap.
Keunggulan
kompetitif diajukan kelompok nasionalis (merkantilistik) melalui transformasi industry
berbasis teknologi tinggi (hitech) dan padat modal. Kebijakan ini
membutuhkan bentuk-bentuk proteksi dan fasilitas dari pemerintah sangat
dibutuhkan agar dapat berjalan.
Pemerintah memilih
program protektif dan fasilitatif. Berbagai program pembangunan yang bersifat
protektif dan fasilitatif di satu sisi memberikan perlindungan bagi
perekonomian nasional. Program protektif ini di sisi lain memunculkan efek
negatif, seperti:
- rasa kecemburuan bagi pelaku-pelaku ekonomi yang tidak memperoleh perlakuan protektif,
- munculnya monopoli atas sumber ekonomi yang menguasai hidup orang banyak, seperti Bulog dan Pertamina, serta
- berkembangnya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Pemerintah menggelontorkan
berbagai fasilitas dan proteksi serta berbagai instrumen peraturan yang menguntungkan
pelaku ekonomi dalam negeri (lokal pribumi). Kebijakan ini telah membantu
terciptanya kelas pengusaha karbitan. Pengusaha karbitan tumbuh atas dasar
sistem clientele atau patron-klien. Sistem clientele atau
patron-klien memiliki kekuatan dalam ikut menentukan arah kebijakan pembangunan
ekonomi nasional.
Pilihan kebijakan
ekonomi berbasis Keunggulan komparatif maupun Keunggulan kompetitif pada
kenyataanya keduanya tergantung kepada bantuan luar negeri. Pilihan yang
manapun pada kahirnya menghambat ketahanan ekonomi jangka panjang. Pilihan salah
satu kebijakan ini sangat rentan terhadap krisi ekonomi yang berasal dari luar
negeri. Pembangunan fisik terlalu dipaksakan tanpa mempersiapkan manusianya. Manusia
dijadikan obyek atau pasar belaka, sehingga tidak sungguh-sungguh dipersiapkan.
Mungkin pada waktu itu belum ada kajian atau ahli yang menekankan pada
pembangunan sumber daya manusianya.