PONDASI UNTUK
PERSATUAN GEREJA
Efesus 4: 1–6
1 Sebab itu aku
menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu
sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
2 Hendaklah kamu
selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal
saling membantu. 3 Dan berusahalah
memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: 4 satu tubuh, dan
satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang
terkandung dalam panggilanmu, 5 satu Tuhan, satu
iman, satu baptisan, 6 satu Allah dan Bapa
dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.
7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.
Teks di awal Efesus
4 mengalir dari Doa Pauline yang terkenal tinggi untuk gereja dalam 3: 14–21.
Di sini dia berdoa semoga mereka mencapai pengenalan tentang Tuhan dalam Yesus
Kristus dan tumbuh menjadi kepenuhan Kristus (tema utama dalam surat itu) di
dunia. Segera setelah itu, ia melanjutkan dengan memohon kepada orang-orang
Efesus (dan bagi semua orang Kristen di mana pun) untuk hidup secara konsisten
dengan siapa Allah dan apa yang telah Ia lakukan dalam Yesus ... untuk
"menjalani kehidupan yang layak dari panggilan yang telah kita
terima" (4: 1).
Yang ditinggikan dalam
ayat-ayat ini mencerminkan signifikansi teologis, dan juga dalam sifat dasar
escapably, dari teks.
Efesus 4 adalah
bagian penting dari surat di mana Paulus pindah dari teologi ke praksis. Seperti
mukadimah yang baik untuk konstitusi. Paulus pertama mengembunkan inti teologis
inti ke dalam tujuh aksioma teologis berkaitan dengan keesaan Tuhan, iman, dan
gereja (satu tubuh, satu Roh, satu harapan, satu Tuhan, satu iman, satu
baptisan, satu Tuhan dan Bapa semua).
Tujuh aksioma
teologis memberikan keyakinan dasar, sebagai pondasi iman, yang dibutuhkan
untuk mempertahankan identitas bersama. Juga, sebagai persatuan yang mendalam
di dalam gerakan yang berkembang dan semakin beragam dijelaskan dalam kitab
Kisah Para Rasul. Paulus tahu bahwa pondasi keyakinan yang mendasar ini dibutuhkan.
Setiap gerakan yang mengalami ekspansi spontan akan mau tidak mau menghadapi
sistem persaingan makna dan klaim yang saling bertentangan dengan loyalitas. Karenanya
menjadi rentan terhadap perpecahan dan konflik.
Keajaiban gereja
adalah bahwa ada di dalamnya begitu banyak kekuatan yang dimiliki bersama dalam
ketegangan dialektis. Semua yang sebelumnya membagi dan memisahkan kita seperti
ras, identitas, jenis kelamin, perbudakan, dan sebagainya telah diselesaikan
dan dipersatukan dalam Kristus.
Kebenaran yang
tragis adalah terbukti dalam hambatan ras dan gender yang terlalu nyata di
gereja, sehingga kita jarang dapat hidup dalam panggilan ini begitu harmonis. Tetapi,
jika kita tidak berusaha untuk bersatu dalam ikatan damai sejahtera, kita
akhirnya pecah.
Kita mengubah tubuh,
dan memilih pengurangan yang lebih nyaman dari kebenaran total. Daya tarik yang
kuat dari ayat 1–16 adalah bahwa kita tidak boleh melakukannya. Kita tidak
boleh memisahkan apa yang telah disatukan Allah. Kita harus berjuang untuk
persatuan karena kita sama-sama memiliki Roh yang mengetahui ada satu Tuhan,
satu iman, satu baptisan, dll.
Sejauh Efesus 4: 1-6
terhubung secara organik dengan apa yang mengikutinya di Efesus 4: 7-11, kita
tidak berhak dan tidak berwenang untuk memecah RNPGP (Rasul Nabi Penginjil
Gembala Pengajar), apalagi memperlakukannya menurut kehendak dan kepentingan
sendiri. Dalam kenaikan-Nya, Yesus telah "memberikan" RNPGP untuk gereja
sebagai milikNya yang abadi. Dengan kata lain, lima rangkap (lebih tepat lima
kali lipat) jabatan adalah bagian dari warisan gereja di dalam Yesus. Kita
harus menghargai lima kali lipat jabatan dengan tepat karena kita menghargai
Yesus dan apa yang Dia lakukan melalui kita. Jadi setiap gembala dan majelis
jemaat yang telah mengkudeta jabatan lima kali lipat ini harus segera mengembalikan
kepada yang seharusnya. Bagaimanapun, Para Gembala atau Majelis Jemaat yang
menguasai “Kerajaan kecilnya” akan mempertanggungjawabkan sesuai Sistem yang
telah diatur oleh Yesus melalu hamba-hambaNya: BIBLE. Siapakah kamu yang
menganggap dirimu lebih hebat dari Bible?
Ketidaktahuan dan
pengabaian karena berbagai alasan dan halangan, apalagi kesombongan, tidak
pernah dapat dijadikan pembenaran di hadapan Tahta Yesus Kristus. Iman yang
mendasari tindakan selalu mengundang kuasa Allah melalui Roh Kudus untuk
memampukan setiap orang yang mau taat dan setia melaksanakan perintah Tuhan di
dalam FirmanNya yang tertulis, Alkitab. Banyak
orang tebusan Yesus Kristus yang siap membantu kita dan banyak sumber tersedia
untuk kita pelajari dan pergunakan untuk tetap dan terus menerus memperjuangkan
kesatuan Tubuh seperti yang disampaikan dalam Kitab Efesus ini dan banyak di
bagian lain Alkitab. Bersiaplah dan bertindklah dengan hikmat. Roh berkata …
lakukanlah!
Bersambung …