Selasa, 17 September 2019

PONDASI UNTUK PERSATUAN GEREJA


PONDASI UNTUK PERSATUAN GEREJA

Efesus 4: 1–6 
Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.

Teks di awal Efesus 4 mengalir dari Doa Pauline yang terkenal tinggi untuk gereja dalam 3: 14–21. Di sini dia berdoa semoga mereka mencapai pengenalan tentang Tuhan dalam Yesus Kristus dan tumbuh menjadi kepenuhan Kristus (tema utama dalam surat itu) di dunia. Segera setelah itu, ia melanjutkan dengan memohon kepada orang-orang Efesus (dan bagi semua orang Kristen di mana pun) untuk hidup secara konsisten dengan siapa Allah dan apa yang telah Ia lakukan dalam Yesus ... untuk "menjalani kehidupan yang layak dari panggilan yang telah kita terima" (4: 1).

Yang ditinggikan dalam ayat-ayat ini mencerminkan signifikansi teologis, dan juga dalam sifat dasar escapably, dari teks.

Efesus 4 adalah bagian penting dari surat di mana Paulus pindah dari teologi ke praksis. Seperti mukadimah yang baik untuk konstitusi. Paulus pertama mengembunkan inti teologis inti ke dalam tujuh aksioma teologis berkaitan dengan keesaan Tuhan, iman, dan gereja (satu tubuh, satu Roh, satu harapan, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Tuhan dan Bapa semua).

Tujuh aksioma teologis memberikan keyakinan dasar, sebagai pondasi iman, yang dibutuhkan untuk mempertahankan identitas bersama. Juga, sebagai persatuan yang mendalam di dalam gerakan yang berkembang dan semakin beragam dijelaskan dalam kitab Kisah Para Rasul. Paulus tahu bahwa pondasi keyakinan yang mendasar ini dibutuhkan. Setiap gerakan yang mengalami ekspansi spontan akan mau tidak mau menghadapi sistem persaingan makna dan klaim yang saling bertentangan dengan loyalitas. Karenanya menjadi rentan terhadap perpecahan dan konflik.

Keajaiban gereja adalah bahwa ada di dalamnya begitu banyak kekuatan yang dimiliki bersama dalam ketegangan dialektis. Semua yang sebelumnya membagi dan memisahkan kita seperti ras, identitas, jenis kelamin, perbudakan, dan sebagainya telah diselesaikan dan dipersatukan dalam Kristus.

Kebenaran yang tragis adalah terbukti dalam hambatan ras dan gender yang terlalu nyata di gereja, sehingga kita jarang dapat hidup dalam panggilan ini begitu harmonis. Tetapi, jika kita tidak berusaha untuk bersatu dalam ikatan damai sejahtera, kita akhirnya pecah.

Kita mengubah tubuh, dan memilih pengurangan yang lebih nyaman dari kebenaran total. Daya tarik yang kuat dari ayat 1–16 adalah bahwa kita tidak boleh melakukannya. Kita tidak boleh memisahkan apa yang telah disatukan Allah. Kita harus berjuang untuk persatuan karena kita sama-sama memiliki Roh yang mengetahui ada satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, dll.

Sejauh Efesus 4: 1-6 terhubung secara organik dengan apa yang mengikutinya di Efesus 4: 7-11, kita tidak berhak dan tidak berwenang untuk memecah RNPGP (Rasul Nabi Penginjil Gembala Pengajar), apalagi memperlakukannya menurut kehendak dan kepentingan sendiri. Dalam kenaikan-Nya, Yesus telah "memberikan" RNPGP untuk gereja sebagai milikNya yang abadi. Dengan kata lain, lima rangkap (lebih tepat lima kali lipat) jabatan adalah bagian dari warisan gereja di dalam Yesus. Kita harus menghargai lima kali lipat jabatan dengan tepat karena kita menghargai Yesus dan apa yang Dia lakukan melalui kita. Jadi setiap gembala dan majelis jemaat yang telah mengkudeta jabatan lima kali lipat ini harus segera mengembalikan kepada yang seharusnya. Bagaimanapun, Para Gembala atau Majelis Jemaat yang menguasai “Kerajaan kecilnya” akan mempertanggungjawabkan sesuai Sistem yang telah diatur oleh Yesus melalu hamba-hambaNya: BIBLE. Siapakah kamu yang menganggap dirimu lebih hebat dari Bible?

Ketidaktahuan dan pengabaian karena berbagai alasan dan halangan, apalagi kesombongan, tidak pernah dapat dijadikan pembenaran di hadapan Tahta Yesus Kristus. Iman yang mendasari tindakan selalu mengundang kuasa Allah melalui Roh Kudus untuk memampukan setiap orang yang mau taat dan setia melaksanakan perintah Tuhan di dalam FirmanNya yang tertulis, Alkitab.  Banyak orang tebusan Yesus Kristus yang siap membantu kita dan banyak sumber tersedia untuk kita pelajari dan pergunakan untuk tetap dan terus menerus memperjuangkan kesatuan Tubuh seperti yang disampaikan dalam Kitab Efesus ini dan banyak di bagian lain Alkitab. Bersiaplah dan bertindklah dengan hikmat. Roh berkata … lakukanlah!

Bersambung …