Selasa, 17 Juli 2012

EKONOMI KRISTEN: KEPEMILIKAN


Memiliki Properti Pribadi
Banyak orang Kristen menanggapi ajaran Yesus dengan bertanya, "Bisakah orang Kristen memiliki properti sendiri?" Jawaban Perjanjian Baru adalah "Tidak". Orang Kristen tidak dapat memiliki harta benda. Alasan kita tidak dapat memiliki harta benda adalah bahwa kita memiliki seorang raja. Ketika kita berkomitmen kepada Yesus, semua properti kita adalah milikNya. Kita tidak dapat memiliki harta benda, karena kita dan segala sesuatu yang kita pegang adalah milik Dia.

Banyak orang Kristen mengajukan pertanyaan yang berbeda. "Apakah saya harus menjual semua yang saya miliki?" Pertanyaan ini tidak masuk akal, karena orang Kristen tidak mempunyai apa-apa dari dan untuk dirinya sendiri. Segala sesuatu yang kita miliki ditransfer atau pindah tangan kepemilikannya kepada Yesus ketika kita menyerahkan diri kita kepadaNya. Kita tidak bisa menjual apa yang kita tidak miliki sendiri.

Satu pertanyaan yang berbeda yang lebih relevan adalah. "Dapatkah properti terus dikuasai dan dipergunakan atau dikelola oleh orang Kristen?" Jawabannya adalah YA. Kita bisa mengelola properti Yesus atas namaNya. Kita dapat bertindak sebagai pelayanNya. Kuncinya adalah pergeseran dalam sikap. Kita tidak lagi memiliki harta, jadi kita tidak dapat "mengklaim harta kekayaan yang ada dalam penguasaan kita sebagai milik pribadi kita". Semua harta yang kita kuasai dan kelola adalah  milik Yesus, jadi kita harus menggunakannya sebagaimana Roh Kudus mengarahkan kita. Hubungan kita dengan Yesus Kristus telah mengubah segalanya.

Roh Kudus akan memberitahu beberapa orang untuk menjual properti mereka. Dia mengatakan kepada Barnabas menjual hartanya (Kis 4:36-37). Barnabas patuh dan itu membuka suatu pelayanan yang luar biasa kepadanya dan dia disebut sebagai rasul untuk Asia Kecil. Saya yakin dia tidak menyesal. Roh Kudus mungkin mengatakan kepada orang lain untuk menggunakan properti mereka untuk tujuan tertentu. Alkitab menceritakan beberapa wanita menggunakan kekayaan mereka untuk mendukung pelayanan Yesus. Yohana, isteri Cuza ... Susanna, dan banyak lainnya. Perempuan-perempuan ini membantu untuk mendukung perjalanan rombongan Yesus dengan kekayaan mereka (Lukas 8:3). Wanita ini disediakan properti dan mereka dipercayakan sebagai pengurus, Roh Kudus mendorong mereka untuk menggunakannya untuk mendukung Yesus. Dengan cara yang sama, Roh Kudus mengatakan kepada Yusuf dari Arimatea untuk membayar biaya untuk penguburan  Yesus (Mat 27 :57-58). Tentu banyak orang Kristen masa kini melakukan hal yang sama. Menyediakan dan menyerahkan harta kekayaan mereka untuk melayani pekerjaan Tuhan, dalam berbagai bentuk dan cara.

Jawaban atas setiap pertanyaan tentang properti sederhana. Yesus memiliki itu semua. Dia memungkinkan kita untuk memegang beberapa properti untuk kita kelola sebagai pelayan, tapi kita tidak dapat menyebutnya milik kita sendiri. Pelayan yang baik harus menggunakan properti sebagaimana Roh Kudus mengarahkan. Jawaban untuk semua pertanyaan tentang properti adalah mentaati Roh Kudus. Ada waktunya Roh Kudus berkata “beli”, “tahan”, “jual”, “bagikan”, dan seterusnya.


Yang Tangguh Satu
Yesus memahami hati manusia. Karena di mana hartamu berada, di situ hatimu juga berada (Lukas 12:34). Manusia selalu fokus kepada tempat di mana harta kita disimpan. Jika harta kita ada dalam tabungan di bank, fokus kita akan berada di pekerjaan dan bank. Yesus tidak ingin umat-Nya akan terganggu, jadi kita harus menyimpan harta kita di surga.

Ada dua alasan mengapa orang menyimpan kekayaan. Alasan pertama orang menyimpan harta kekayaan adalah agar mereka dapat duduk santai menikmati hidup, istilahnya kebebasan finansil (financial freedom). Konteks ini disampaikan ketika Yesus mengajar tentang harta adalah perumpamaan Orang Kaya yang Bodoh. Lukas
12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!

Yesus menyebut orang yang mengandalkan kekayaan dan mengejar financial freedom adalah orang kaya yang bodoh, karena hari ketika ia mengucapkan kata-kata harapan pada dirinya, dia tidak tahu bahwa ia akan mati. Menyimpan kekayaan sampai tujuh keturunan, sehingga kita bisa menikmati hidup mudah dan santai tidak menjadi pilihan bagi umat Allah. Kata untuk "naik meletakkan" digunakan untuk menggambarkan penimbunan, sesuai dengan terjemahan Alkitab. Yesus menempatkan manusia pada pilihan dan memberi tantangan dengan cara lain ketika Dia berkata kepada muridNya agar waspada terhadap segala macam keserakahan.  Hidup manusia tidak ditentukan dalam kelimpahan harta miliknya. Seorang Kristen tidak bisa memiliki kehidupan yang baik dan berbahagia hanya dengan makan dan minum dan bersenang-senang menjadi gembira. Kita menemukan kedamaian dan sukacita dengan melayani Yesus. Kita harus berhati-hati supaya keserakahan untuk mendapatkan harta tidak mengalihkan perhatian kita dari melayani Dia. Mereka yang telah bersusah payah berusaha mati-matian mengorbankan dirinya pada semangat keserakahan untuk menimbun harta kekayaan sebanyak-banyaknya, perlu menyumbangkan harta kekayaan mereka kepada orang yang lebih miskin untuk mematahkan semangat ini. Karena dengan pemberian inilah sukacita melimpah dari sorga.

Keamanan atau Jaminan di Masa Mendatang
Alasan kedua bahwa orang menyimpan harta kekayaan adalah untuk memberikan keamanan untuk masa depan. Kita menyimpan kekayaan untuk hari-hari mendatang yang tidak pasti. Kita menghemat uang, sehingga kita dapat memenuhi kebutuhan diri, jika kita sakit. Kita mengisi peti perbendaharaan atau rekening kita, atau menyimpannya dalam bentuk surat berharga, properti, dinar, atau emas batangan sehingga kita bisa pensiun pada usia enam puluh lima. Semua tindakan ini dilakukan untuk menjaga hari esok. Yesus memerintahkan mereka keluar dari lingkungan yang berperilaku seperti itu, ketika ia mengatakan kepada kita untuk mempercayai Tuhan untuk masa depan. Matius 6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Menyimpan harta kekayaan untuk keamanan masa depan tidak ada gunanya, karena tidak ada tempat penyimpanan duniawi yang aman. Jika pencuri tidak mencurinya, bankir korup akan mencuri, krisis keuangan akan menguburnya atau inflasi moneter secara perlahan akan memakannya lagi. Kekayaan tidak dapat memberikan keamanan di dunia yang tidak pasti.

Yesus tidak berpura-pura bahwa masa depan akan bebas dari masalah. Ia tahu bahwa kita akan menghadapi rintangan, ia mengatakan kepada kita untuk mempersiapkan dengan menyimpan harta di surga. Lukas
12:33 Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat. Keamanan sejati berasal dari harta di surga. Cara terbaik untuk mengalihkan kekayaan ke surga adalah untuk memberikan kepada orang miskin.

Pengajaran Tidak Masuk Akal dan tidak dapat diterima

Yesus mengajar tentang keamanan dan jaminan masa depan yang tidak masuk akal di dunia modern dan masa kini. Keamanan kita didasarkan pada harta kekayaan di bumi. Kita memiliki dana pensiun untuk pensiun kita. Kita memiliki asuransi untuk melindungi kita terhadap risiko krisis. Kita menyimpan dalam tabungan atau deposito di bank untuk digunakan dalam keadaan darurat. Tidak hanya harta yang ada di bumi, tetapi mereka mengikat sumber daya yang dapat digunakan untuk pekerjaan Tuhan. Menyikat dan menyedot bersih bagian orang miskin.

Yesus mengatakan bahwa kita tidak perlu hal-hal ini, tetapi kita tidak akan merasa aman tanpa semua persiapan dan persediaan tersebut. Kita mengalami dilema. Alasan untuk dilema ini adalah bahwa kita belum mengerti apa yang Yesus katakan. Dia memberi alasan mengapa kita tidak perlu harta kekayaan di bumi untuk keamanan kita, mengapa kita tidak perlu takut. Dalam Lukas 12:32 Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.

Alasan bahwa kita tidak perlu takut adalah bahwa Allah telah memberi kita kerajaan. Alasan bahwa kita tidak perlu harta di bumi adalah bahwa Allah telah memberi kita kerajaan. Alasan bahwa kita tidak perlu asuransi dan dana pensiun adalah Tuhan telah memberikan kita kerajaan.

Gereja mula-mula telah menerima kerajaan. Kerajaan yang mereka terima diwujudkan melalui memberi dan berbagi. Semua orang percaya adalah satu dalam hati dan pikiran. Kisah
4:32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
4:33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.
4:34 Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.

Orang-orang Kristen telah mengatakan selamat tinggal pada properti mereka. Mereka telah berhenti mengacu pada properti mereka. Mereka tidak mengklaim properti yang mereka kuasai adalah sebagai milik mereka sendiri. Mereka satu dalam persekutuan dan kasih. Mereka memiliki Roh Kudus yang selalu hadir dengan mereka. Memberi dan berbagi menjadi normal. Hasilnya adalah "tidak ada orang miskin di antara mereka". Mereka tidak lagi memerlukan asuransi jiwa atau dana pensiun, karena dengan berbagi telah membuat mereka berlebihan.

Solusi Lebih Baik
Peduli dan berbagi adalah solusi terbaik untuk masalah keamanan. Sumber Daya yang sebelumnya terikat dalam rekening jaminan pribadi tidak lagi dibutuhkan, karena individu percaya kepada Tubuh Kristus (Gereja) sebagai gantinya. Injil kerajaan telah mengubah hidup mereka sehingga mereka merasa aman dalam kasih orang-orang Kristen di sekitar mereka.

Orang Kristen modern fokus pada pengajaran Yesus tentang harta di surga dan merasa tidak nyaman. Alasannya adalah bahwa kita telah kehilangan intinya. Kita fokus pada tidak khawatir tentang besok, dan merasa terlalu keras. Yesus memberi titik utama bahwa kita memiliki kerajaan. Orang dengan kerajaan tidak perlu gudang penyimpanan atau rekening bank di bumi.

Kerajaan yang lebih dulu diutamakan.

Mematuhi ajaran Yesus tentang kekayaan tidak praktis dalam dunia modern dan masa kini karena kita tidak memiliki Kerajaan. Kita tidak "semua bersama-sama di tempat yang sama" (Kis 2:44). Kita masih mempertimbangkan properti kita sendiri. Kita tidak memberikan kepada semua orang yang memiliki kebutuhan. Kita tidak memiliki Kerajaan, jadi tentu saja kita perlu asuransi dan pensiun dan uang di bank.

Solusinya adalah dengan "Carilah dahulu Kerajaan Allah". Ketika kita dengan serius mendapatkan Kerajaan, kita akan menjual properti kita dan bergerak dekat dengan orang Kristen lainnya, kita bersekutu dan terhubung dengan sesama. Setelah kita bersama di satu tempat, kita akan dapat saling mengasihi dengan berbagi dan merawat satu sama lain. Ketika berbagi dan peduli adalah normal, kita akan menemukan bahwa kita tidak membutuhkan asuransi atau tabungan di bank. Sebaliknya, daripada menyimpan uang dalam kasus untuk memenuhi kebutuhan diri dalam satu masalah di hari esok, kita akan menabung untuk membantu orang lain di hari ketika mereka menghadapi masalah. Harta di bumi akan tidak relevan, karena kita memiliki harta Kerajaan. Kerajaan kita adalah sesama kita. Semua bekerja dan melayani. Semua menghasilkan dan semuanya memiliki. Dengan cara hidup seperti yang dikehendaki oleh Yesus, hidup kita akan berkelimpahan harta kekayaan duniawi dan juga sorgawi. Bumi ini kita jadikan surga... sebagai prototipe dan persiapan menyongsong surga yang sebenarnya, yang akan datang.

Itu juga yang diajarkan oleh Perjanjian Lama ... bersambung