Kamis, 17 Oktober 2019

MENUJU INDONESIA JAYA


MENUJU INDONESIA JAYA

Meneruskan usulan Pak Octav kepada Presiden Jokowi yang telah disampaikan kepada Presiden Megawati menjelang Pemilu 2004.
Ketika memilih buku-buku untuk dijual melalui toko online https://www.tokopedia.com/chine saya menemukan beberapa buku yang sudah lama saya beli tetapi belum pernah dibaca. Salah satunya berjudul MENUJU INDONESIA JAYA (2005-2030) DAN INDONESIA ADIDAYA (2030-2050), yang ditulis oleh Dr. Petrus Octvianus. Setelah memperhatikan buku ini, tidak jadi saya pajang di toko online, tetapi saya mulai membuka halaman-halamannya. Saya berkesimpulan inti dan pesan-pesan yang disampaikan oleh buku tersebut masih relevan saat ini dan tentunya didukung bermacam publikasi yang muncul setelah penerbitan buku tersebut. Publikasi yang saya maksud tentang peluang dan prospek Indonesia menjadi Negara Adidaya. Tergantung parameter yang digunakan, sebenarnya Indonesia sudah lama termasuk Negara Adidaya, kalau ditinjau dari sudut demografinya. Indonesia menduduki peringkat ke-4 dunia dengan prediksi jumlah penduduk tahun 2050 sebanyak 300juta jiwa lebih (2019: 265,5juta+), setelah peringkat 1, 2, 3 diduduki oleh China 1,3milyar lebih (2019: 1,4milyar+, India 1,6Milyarlebih (2019: 1,3milyar+), dan USA 398Juta lebih (2019: 329Juta+). Sumber https://www.internetworldstats.com/stats8.htm

Pdt. Dr. Petrus Octavianus (Pak Octav) lahir di Rote, NTT, 29 Desember 1928; dan menghadap Bapa di Sorga pada 30 Maret 2014, pukul 23.30 WIB di Rumah Sakit Panti Waluyo (RKZ) Malang. Profesi beliau dimulai di lingkungan pendidikan umum dan beralih ke bidang rohani.

Mantan Ketua DPRD Kota Batu, Mashuri Abdul Rochim, SH.,MM., menyebut Pak Octav seorang tokoh masyarakat, pendeta yang cinta Indonesia. Cinta damai dan cinta merah putih. Dia menyaksikan YPPII dulu kecil, beliau besarkan, bangun, pimpin sampai besar menjadi kebanggaan masyarakat dunia. Pak Octav membangun yatim-piatu bukan hanya Kristen saja, tetapi juga yang Islam disekolahkan beliau.

Menurut Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA (PBNU), Dr. Petrus Octavianus telah menekankan bahwa kebesaran bangsa Indonesia harus dibangun tanpa kecurigaan. Kemajemukan harus diterima sebagai potensi untuk mengembangkan sikap inklusif di tengah-tengah masyarakat. Beliau juga memandang perlu membangun kesadaran di tengah generasi muda tentang perlunya memahami sejarah bangsa ini; yang akan menyadarkan kita bahwa bangsa ini dibangun melalui proses panjang serta kemauan berbangsa yang sangat kuat.  

Pelayanan Pendeta Octavianus dikenal secara luas di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kunjungan presiden Republik Indonesia yang keempat, KH Abdurrahman Wahid serta para pejabat lainnya ke kediamannya di Batu tanggal 29 Juni 2000. Octavianus merupakan salah satu pemuka agama yang selama hidupnya mendedikasikan untuk bangsa dan negara. Dia berteman baik dengan tokoh nasional setingkat Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid, mantan Ketua Umum Muhammaddiyah Syamsul Ma'arif, Prabowo Subianto dan tokoh Indonesia lainnya. Pelayanannya sebagai pendeta menjadikannya pergi ke lebih dari 85 negara di lima benua. Dan ketika Amerika Serikat merayakan 200 tahun kemerdekaan, Petrus Octavianus juga mendapat undangan makan oleh Presiden Jimmy Carter.
Di samping mendirikan YPPII dan I-3, beliau juga mendirikan Panti Asuhan Peduli Kasih di kawasan Desa Sumberejo. Sudah sekitar 30.000 anak yang pernah dididik di sini, dan menyebar ke seluruh Indonesia, juga ada yang ke luar negeri. Panti itu dihuni 567 anak, baik Kristen, Muslim, dan lainnya. Kebanyakan dari mereka adalah korban konflik Ambon dan Poso.
Sebuah pengalaman lain yang patut dicatat adalah bahwa beliau pernah menjadi pembicara di dalam kongres penginjilan International yang diprakarsai oleh Billy Graham (Lausanne Congress) di Lausanne, Switzerland tahun 1974

Usulan Pak Octav Kepada Presiden kala itu, Megawati didasari gagasan Dr. Steven R. Covey dalam The Seven Habits of Highly Effective People.   Covey menyebut 7 dosa pemimpin Negara-negara berkembang, yaitu:
1.      Kaya tanpa kerja dengan modus operandi korupsi kolusi nepotisme (KKN).
2.      Kesenangan tanpa hati nurani.
3.      Pengetahuan tanpa karakter.
4.      Bisnis dan dagang tanpa moral.
5.      Ilmu pengetahuan tanpa kemanusiaan.
6.      Agama tanpa pengorbanan.
7.      Politik tanpa prinsip.

Intinya, ke-7 dosa itu harus dihindari. Jadi harus ada budaya alternatif yang dibangun.

Prinsip politik yang dianjurkan oleh Pak Octav adalah: sejahtera bagi seluruh warga Negara dan penduduk, kemajuan ekonomi dan kecerdasan bagi setiap warga Negara dan setiap penduduk, dan menerima dan menghargai kemajemukan sebagai kekayaan bersama.

Menurut Pak Octav, Negara manapun juga yang meletakkan landasan  negaranya pada satu agama maka Negara tersebut tidak akan menjadi Negara modern. Perkataan ini didasari panggilan hati nurani sebagai anak bangsa.

Buku beliau sebenarnya memusatkan pada pembangunan ekonomi. Dalam buku Jilid kedua, beliau memandang posisi Indonesia sebagai Negara Adidaya dengan membangun berdasarkan empat teori:
1.      Ekonomi Indonesia dalam geopolitik
2.      Ekonomi pembangunan kepulauan
3.      Ekonomi kelautan
4.      Ekonomi kemitraan.

Terwujudnya Indonesia menjadi Negara Adidaya menurut Pak Octav, berpulang kepada siapa yang memimpin dan menyelenggarakan Negara ini. Pemimpin Negara harus memiliki komitmen, konsistensi dan kontinuitatas dalam mengimplementasikan usulan ini. Jadi pemimpin Negara Indonesia harus yang dipilih oleh rakyat dan Tuhan, memiliki hati nurani yang bersih, berbelas kasihan, bertindak jelas tegas berdasarkan hukum, keadilan demi kesejahteraan, kemakmuran, dan kejayaan bangsa. Menyangkal diri dan memberikan hidup untuk Tuhan dan sesama manusia.

Semua gagasan dalam bukunya, bersifat garis besar. Ia bertujuan mendorong presiden, para politisi, ekonom dan semua pembuat kebijakan memikirkan kepemimpinan Indonesia yang dipersiapkan menyongsong Indonesia Jaya dan Negara Adidaya.

Rujukan Alkitab Untuk Membangun Praksisme
Habakuk 1: Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi. Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik. Lihatlah di antara bangsa-bangsa dan perhatikanlah, jadilah heran dan tercengang-cengang, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan.

Inti pesan Pak Octav dalam tataran implementasi kami ringkas sebagai berikut:
1.      Ke-7 dosa pemimpin Negara-negara berkembang itu harus dihindari. Jadi harus ada budaya alternatif yang dibangun. Budaya baru perlu dikaji dan dibangun dari sumber ilahi yang terkandung dalam Alkitab dan Kitab Suci lainnya yang saling mendukung. Kalau tidak maka nilai-nilai setan/kegelapan yang akan mengambil alih.
2.      Pembangunan harus berdasarkan sumber daya (keunggulan) yang dimiliki oleh bangsa ini. Untuk mencapai hasil optimal model kemitraan menjadi pilihan utama saat ini. Dalam setiap kelembagaan bisnis, maka rakyat harus diikutsertakan sebagai mitra pemilik, pengelola, pelaksana, dan pengguna yang mendapatkan peran signifikan. Hindari praktek monopoli dan oligopoly yang mengakibatkan kemiskinan terstruktur sistematik dan massif (TSM) yang terbentuk dalam masa pemerintahan Orde Baru.
3.     Kemajemukan harus diterima sebagai potensi untuk mengembangkan sikap inklusif di tengah-tengah masyarakat. Empat pilar Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika  harus terus diajarkan kepada seluruh komponen bangsa. Setiap upaya yang melemahkannya harus ditindak tegas. Semua produk yang membawa pesan kepada publik wajib berisi penghargaan tinggi kepada nilai-nilai empat pilar. Hindari kekacauan dan malapetaka yang merugikan bangsa selama masa pemerintahan reformasi akibat transisi didasari kecurigaan dan mementingkan kelompok sendiri, yang banyak mengatasnamakan superioritas agama menurut kebenaran sendiri dan cenderung memaksakan kehendak. Dampaknya masih sangat kuat hari ini dan potensi kerusakan yang ditimbulkan di masa depan masih sangat besar. Terutama di kalangan ASN, TNI, POLRI dan penyelenggara Negara secara umum harus benar-benar bersih dan jelas.
4.     Membangun kesadaran di tengah generasi muda tentang perlunya memahami sejarah bangsa ini; yang akan menyadarkan kita bahwa bangsa ini dibangun melalui proses panjang serta kemauan berbangsa yang sangat kuat. Semua produk manusia (budaya, budidaya) dalam segala bidang harus dikaitkan dan dapat dilihat kaitannya dengan nilai-nilai bangsa ini yang diturunkan dan dikembangkan dari empat pilar di atas.  Nilai-nilai ini harus menjadi menu utama semua hal yang terkait generasi muda, terutama yang terkait dengan informasi komunikasi setiap saat. Karya-karya kreatif berisi pesan sejarah bangsa wajib dikembangbiakkan, diusahakan dan dipelihara. Perlu alokasi anggaran yang jelas untuk kegiatan ini secara nyata. Media sosal dan jaringan online harus benar-benar diberdayagunakan untuk mendukung empat pilar. Ini suatu keharusan dan wajib hukumnya.


Setelah berjalan selama 15 tahun (2004 sd 2019), usulan itu masih relevan. Tetapi mungkin perlu kita melakukan penyesuaian dengan perkembangan di segala bidang.

Waktu menulis buku itu Pak Octav mungkin belum terpikir tentang revolusi industri 4.0. Kegelisahan hati beliau akan semakin bergejolak bila dikaji dengan aspek negatif dari kombinasi 7 dosa pemimpin yang dilakukan secara canggih yang didukung oleh teknologi komunukiasi informasi (TEKI).  Contohnya hoaks untuk mengerahkan masyarakat yang berakibat korban berbagai sumber daya di berbagai daerah di Indonesia. Fintech dan business berbasis internet lainnya yang rentan menimbulkan kerugian pada pihak publik.

Tetapi sebaliknya, kemajuan ekonomi dan pergeseran kekayaan ke  arah rakyat banyak semakin dipermudah oleh TEKI. Contoh: lahirnya start up e-commerce yang mendorong berjamurnya perusahaan mikro kecil berbasis online dengan biaya murah dan mudah memulai suatu usaha. Dengan gencarnya KPK dapat menyadap dan meng-OTT kan para pemimpin yang korupsi.

Yesaya 60: Bangkitlah dan jadilah terang, hai Yerusalem, sebab terang keselamatanmu sudah datang; Allah menyinari engkau dengan kemuliaan-Nya. Bumi diliputi kegelapan, bangsa-bangsa ditutupi kekelaman; tetapi terang TUHAN terbit di atasmu, cahaya kehadiran-Nya menjadi nyata di atasmu. Bangsa-bangsa datang berduyun-duyun ke terangmu, raja-raja tertarik oleh cahaya yang terbit bagimu. Lihatlah apa yang terjadi di sekelilingmu; rakyat berhimpun untuk pulang kepadamu. Anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, anak-anakmu perempuan digendong. Melihat itu engkau heran dan wajahmu berseri; engkau terharu dan berbesar hati. Harta bangsa-bangsa dibawa kepadamu, kekayaan dari seberang laut melimpahimu.

Roma 13: Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya. Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.

Kelakuanmu di antara orang yang tidak mengenal Tuhan haruslah sangat baik, sehingga apabila mereka memfitnah kalian sebagai orang jahat, mereka toh harus mengakui perbuatanmu yang baik, sehingga mereka akan memuji Allah pada hari kedatangan-Nya. Demi Tuhan, hendaklah kalian tunduk kepada setiap penguasa manusia: baik kepada Kaisar yang menjadi penguasa yang terutama,maupun kepada gubernur yang ditunjuk oleh Kaisar untuk menghukum orang yang berbuat jahat dan untuk menghormati orang yang berbuat baik. 1 Petrus 2:12-14

Seandainya ada orang mengadukan kalian ke mahkamah, berdamailah dengan dia selama masih ada waktu sebelum sampai di mahkamah. Kalau tidak, orang itu akan menyerahkan kalian kepada hakim, yang akan menyerahkan kalian kepada polisi. Lalu polisi akan memasukkan kalian ke dalam penjara. Dan ingatlah: Pasti kalian tidak akan bisa keluar dari penjara itu, sebelum seluruh dendamu lunas sama sekali." Matius 5:25-26

Kalian akan dibawa ke hadapan penguasa-penguasa dan raja-raja karena kalian pengikut-Ku. Dan itulah kesempatan bagimu untuk memberi kesaksian tentang Aku kepada mereka dan kepada orang-orang yang tidak mengenal Allah. Tetapi kalau kalian dibawa untuk diadili, jangan khawatir mengenai apa yang kalian harus katakan, atau bagaimana kalian harus berbicara. Sebab apa yang kalian harus katakan itu, akan diberitahukan kepadamu pada waktunya. Matius 10:18, 19