MELATIH
FOKUS ANDA KEPADA TUHAN SAAT BERADA DALAM LEMBAH KEKELAMAN
Author: Pdt. Dr. Jacob Nahuway
Innovator/Mentor: Rev.Dr. Mahli Sembiring
1. Untuk
pemimpin biduan. Mazmur Daud. (13-2) Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku
terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?
2. (13-3)
Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati
sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?
3. (13-4)
Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya TUHAN, Allahku! Buatlah mataku bercahaya,
supaya jangan aku tertidur dan mati,
4. (13-5)
supaya musuhku jangan berkata: "Aku telah mengalahkan dia," dan
lawan-lawanku bersorak-sorak, apabila aku goyah.
5. (13-6a)
Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena
penyelamatan-Mu.
6. (13-6b)
Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.
Pokok pemahaman
1.
Arahkan pandangan, perhatian, pikiran, dan
konsentrasi Anda kepada Tuhan saat Anda berada dalam lembah kekelaman.
2.
Jangan berdiam diri, jangan pasif, tetapi
bicaralah (Tanya, minta, nyanyikan, berdoa) terus menerus dalam hati atau
bersuara, sambil mengerjakan tugas dan pekerjaan yang Anda sedang hadapi.
3.
Bayangkan, pikirkan dan harapkan kepada Allah
saja ketika Anda berada dalam Lembah kekelaman. Renungkan (ingat-ingat) apa
yang pernah Anda alami di masa lalu ketika merasakan kasih nyata dari Allah,
kebaikan-Nya, pertolongan-Nya, anugerah-Nya dan keajaiban kelepasan yang pernah
Anda alami di masa lalu. Yakinkan diri Anda, dulu Allah selalu menolong Anda,
sekarang juga Dia pasti menolong Anda, demikian juga di masa yang akan dating,
Allah pasti menolong Anda.
4.
Ikatkan diri dan harapan Anda, berlindunglah
pada janji Allah, kutip dan ucapkan ayat-ayat Firman Tuhan yang berisi janji
pertolongan dan kelepasan dari Allah.
5.
Katakan kepada diri Anda, dulu masalahku dapat
diselesaikan dengan perolongan Tuhan, maka sekarang juga masalahku (lembah
kekelaman) akan segera dapat aku atasi!
Dua peristiwa yang saling berlawanan, paradox, adalah bagian dari
kehidupan. Menabur dan menuai, rugi dan untung, membayar dan menerima uang, menangis
dan tertawa, akrab dan saling menjauh, teman dan saingan, penolong dan
perongrong, pendeta dan pendusta, kasih dan ambil, adalah bahagian dari
kehidupan yang kita jalani di dunia ini. Sukses adalah tuaian dari apa yang
kita tabur. Saat memulai mempersiapkan dan menabur sampai panen tiba adalah
saat yang diwarnai oleh kekuatiran, ketakutan, berbagai masalah, kesusahan dan
kesulian, serta berbagai kecurangan yang dilakukan oleh orang lain kepada kita,
yang membuat hati kita susah dan terluka, dan memaksa air mata kita mengucur.
Kalau dalam perjalanan ternyata selalu ada lembah kekelaman, lantas apa
yang harus kita lakukan? Jawabnya: kita dengan tenang dan lapang dada menerima
hal tersebut, lalu dengan sabar memanfaatkan apa yang ada di tangan kita untuk
memulai mempersiapkan lahan (usaha, lowongan pekerjaan) untuk dapat kita tabur (usahakan,
bekerja), kemudian dengan telaten (rajin, tekun, ulet, tekad kuat dan teguh)
kita rawat (jaga, pertahankan, pelihara) sampai tiba saatnya kita menuai
(mendapatkan hasil, menjual, gajian, untung) dengan bersorak-sorak. Ingat dan
nikmatilah kalimat-kalimat berikut: air mata dan tangisan adalah jalan untuk
sorak sorai; kegagalan adalah jalan menuju sukses, kegagalan adalah ibarat
lembah kekelaman yang mempersiapkan diri Anda menuju tanah kesuksesan.
Apakah Anda mau atau bersedia untuk gagal? Jawabnya tentu TIDAK. Tidak seorangpun
yang mau gagal. Namun semua orang pernah mengalami kegagalan dalam salah satu
atau beberapa masa dalam hidupnya. Kegagalan bukanlah sesuatu yang perlu
ditakuti, karena dalam kegagalan terkandung tantangan positif yang mendorong
Anda menuju hidup yang lebih sukses. Kegagalan sekarang berisi benih kesuksesan
di hari esok. Jika ingin sukses, atau lebih sukses, maka Anda harus bersedia
melakukan satu hal yang tidak masuk akal, yaitu siap untuk gagal. Kalimat yang
tidak masuk akal ini, ternyata mengandung hikmat kehidupan yang sangat
mendalam.
Kegagalan tidak boleh dilihat sebagai akhir dari suatu perjalanan,
karir, usaha, atau kegiatan. Kegagalan adalah batu lompatan untuk meraih sukses
yang lebih besar lagi. Supaya sukses mewujudkan impian besar Anda menjadi
kenyataan, Anda harus mendapatkan satu kemahiran baru yang membuat Anda lebih
berhikmat dan matang dalam bertindak. Anda dituntut masuk ke dalam suatu
wilayah yang tidak lazim bagi Anda, yang memberikan kepada Anda pengetahuan
yang baru dan berbagai kemampuan. Anda harus melewati lembah kekelaman kalau
Anda mau sukses. Sukses berarti tinggalkan lembah kegagalan, itulah lembah
kekelaman yang mencoba menahan Anda dan mengkonsumsi Anda.
Orang hebat yang sukses adalah orang yang selalu melakukan kesalahan
dan mengalami kegagalan. Semakin bertambah pengetahuan dan pengalaman baru
Anda, semakin banyak kesalahan yag akan Anda lakukan. Apa yang dialami pemimpin
hebat yang agresif? Mereka mengalami setidaknya tiga kali kegagalan setiap
hari. Mengapa? Karena mereka selalu mencoba yang baru. Menghindari kegagalan
sama dengan menghindari risiko yang menuntun kita menghindari keuntungan. Dimana
ada keuntungan di situ ada risiko. Jadi kalau Anda menginginkan keuntungan,
ketahuilah risiko juga di situ siap sedia menunggu Anda. Yang penting,
bagaimana Anda memainkan permainan sehingga Anda dapat menjangkau keuntungan
tanpa harus dihentikan oleh risiko.
Jika Anda ingin cepat sukses, perbanyak angka kegagalan Anda. Sukses dimulai
dari “lembah kekelaman” yang di dalamnya menunggu dan aktif memainkan perannya:
kesalahan, kegagalan, dan air mata (penderitaan, kesakitan). Orang-orang hebat
dan berhasil, sukses besar berangkat dari awal yang tidak menyenangkan. Mereka mengalahkan
berbagai rintangan, segudang kesalahan dan kegagalan. Tetapi mereka tidak putus
asa, mereka tidak tawar hati saat berada dalam “lembah kekelaman”.
Untuk berhasil kita memerlukan
contoh, pembimbing, mentor, innovator, pembina. Mereka yang telah melalui
lembah kekelaman, atau melihat (belajar dari orang lain yang sudah sukses), memiliki
kemampuan untuk menjadi mentor. Mereka memiliki cara yang dikembangkan
(innovator) untuk membantu Anda (membimbing) menuju jalan sukses. Mereka dapat
memacu Anda maju menuju sukses. Setiap orang yang berhasil dalam bidangnya,
memulainya dari lembah kekelaman. Lembah kekelaman yang mereka alami:
ketidaktahuan, kurang pengalaman, kurang modal, kurang jaringan, kurang …. kurang
…. kurang …. Ibara secarik kertas yang
belum ditulisi apapun….kosong.
Janji Tuhan, kita akan menjadi Kepala bukan ekor. Tetapi siapa yang
membuatnya terjadi? Ya, kita sendiri. Tuhan “hanya” menyediakannya, tinggal
kita mau ambil atau tidak. Mau aktif “merampasnya” atau diam menunggu sebagai
penonton. Sambil menunggu menonton orang lain yang ambil…akhirnya kita hanya
berkomentar atau mengeluh … oh ya nasib … nasib … mengapa begini? Ya ialah,
orang kamu tidak ikut aturan mainnya menjadi sukses… jadilah kau gagal ….
Orang lain tidak dapat melakukan apapun bagi Anda supaya … supaya Anda
sukses. Hanya Anda sendiri. Anda bertanggungjawab bagi diri Anda sendiri. Anda harus
memikul salib Anda sendiri. Jangan coba-coba memindahkannya kepada orang lain,
karena dia tidak akan kuat, dan Anda harus memikul dua salib nantinya, salib
Anda dan salib orang yang telah Anda bebani (bayar hutang….). Anda adalah Bos,
Nakhoda, Kapten, penggerak, tokoh, pemimpin, manajer untuk diri Anda sendiri. Jika
Anda sakit, siapa yang akan mengemudikan pesawat? Anda adalah pemimpin atas hidup Anda.
Anda harus mahir dalam apapun yang Anda kerjakan. Jika Anda ingin berhasil untuk mencapai hal
ini, maka Anda harus memaksa diri Anda untuk belajar, membaca, melihat,
menonton, bertanya, meraih pengetahuan dan ketrampilan, menguji cobanya,
menyesuaikannya, sampai Anda dapat menjalankannya secara berulang-ulang tanpa
kesalahan. Belajar dan berlatih mendapatkan kemahiran dilakukan setiap saat
dimana saja tanpa putus.
Setiap orang, ibarat buku yang dapat dibaca. Perhatikan dan amatilah,
dengan segera kita akan mengetahui siapa mereka: apakah mereka orang sukses
atau gagal? Apakah dia pemalas atau rajin bekerja? Apakah mereka dapat
mewujudkan impian mereka (walau masih dalam proses) atau menunggu sampai orang lain datang mewujudkannya
bagi mereka? Apakah kata-kata dan perbuatan mereka menunjukkan arah menuju
sukses atau gagal? Pilihlah dan bergaullah dengan mereka yang (segera menjadi)
sukses. Hindari bergaul dengan orang yang sebaliknya. Di perkumpulan manakah
Anda berada?
Yang paling Anda perlukan adalah bergaul dengan orang-orang yang telah
menemukan jalan kelur dari lembah kekelaman, dan melihat serta menikmati terang
sukses yang terang benderang. Jika kita kelilingi diri kita dengan orang-orang
sukses, maka mereka akan mendorong kita maju menuju sukses. Mereka membuat kita
lebih bersemangat, lebih pintar, lebih melihat peluang, lebih berhasil, lebih
bahagia, mencapai lebih tinggi daripada apa yang sudah kita raih.
Temui orang-orang yang sudah berhasil. Sediakan waktu untuk belajar
dari mereka. Jadikan jalan hidup mereka, menjadi jalan atau model untuk
kehidupan Anda meraih sukses. Sangat begitu penting untuk berada di
tengah-tengah orang sukses. Apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang
kita rasakan, mempengaruhi pikiran dan keinginan kita, mendorong kehendak kita
untuk menjadi seperti mereka. Orang-orang yang dapat membantu kita untuk lebih
maju dan sukses, dijadikan model atau teladan dalam meraih sukses, sering ada
di sekitar kita. Mereka adalah: ayah dan ibu di rumah, guru di sekolah, pendeta
di gereja, pemimpin dalam masyarakat, orang-orang yang kita tahu dari media
yang telah berhasil. Carilah yang sejalan dengan tujuan anda:
misalnya, Anda mau sukses menjadi guru? Cari guru teladan. Anda mauk sukses
jadi aktivis? Carilah aktivis. Anda mau sukses menjadi penulis? Carilah penulis.
Anda mau sukses menjadi Innovator atau Mentor? Carilah yang menulis tulisan
ini. Sukses jadi pengusaha? Bergaullah dengan Budi Hartono atau Hary Tanoe atau
Chairul Tanjung atau James Riady attau Tahir atau Ciputra … banyak lagi. Sukses
menjadi politikus? Bergaullah dengan Ibu Megawati, Surya Paloh, Wiranto,
Tifatul Sembiring, dst. Sukses menjadi Presiden? Bergaullah dengan Habibie,
Megawati, Susilo Bambang Yodhoyono, Joko Widodo…dst. Mau sukses jadi Pendeta?
(Gedung Gereja Besar, Jemaat puluhan hinggga ratusan ribu jiwa?) bergaullah
dengan Pengarang tulisan ini: Pdt.Dr. Jacob Nahuway, Niko Njotorahardjo, Alex
Abaraham, Stephen Tong, Petrus Agung, Pariadji, Gilbert Lumoindong, dll. Mau
sukses menjadi Pemimpin Kristen? Bergaullah dengan Ketua Umum PGI, PGLII, PGPI…
mau sukses jadi Moivator? Bergaullah dengan Tung Desem Waringin. Mau sukses
memberantas Narkoba? Bergaullah dengan Komjen Budi Waseso… dan lainnya carilah
sesuai dengaan impian Anda. Tokoh Alkitab, Artis, Penemu (Inventor), Pengusaha Pejabat
spt Susi Pudjiastuti….
Siapa saja, Anda, saat berada dalam lembah kekelaman, dirundung putus
asa, kekuatiran, ketakutan, kehilangan akal sehat, berdiam diri, tidak tahu
harus berbuat apa….ingatlah hukum tabur tuai.
5. Orang-orang yang
menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
6. Orang yang berjalan
maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai
sambil membawa berkas-berkasnya.
Hukum tabur tuai adalah sukses yang dimulai dari lembah kekelaman. Sadarlah,
apa yang Anda tabur tidak akan hilang. Saat menabur sampai menuai, ada banyak hal
yang sulit, penuh air mata. Jadi, jangan berdiam diri, lakukan sesuatu
sekarang. Untuk menabur, Anda tidak boleh menunggu-nunggu. Karena menabur dan
menuai ada musimnya, kecuali Anda memiliki teknologi yang mampu mengalahkan
musim atau membentuk musim sendiri.
Lakukan sesuatu sekarang adalah motto orang-orang berhasil. Mereka tidak
duduk berpangku tangan, tanpa berbuat apa-apa. Mereka memanfaatkan setiap
menit, jam dan kesempatan yang ada sekarang hari ini. Apapun yang mereka
lakukan, mereka lakukan sekarang. Mereka melakukan sesuatu dengan penuh
semangat, penuh konsentrasi, fokus, penuh dedikasi, penuh kesabaran, tekun,
uled, penuh tekad. Nilai kehidupan ada pada hari ini, bukan hari kemaren atau
hari esok, tetapi pada hari ini.
Berhikmat dalam hidup, tidak berarti menabur di sembarang tempat. Taburlah
di tanah yang subur. Jangan menabur di pinggir jalan Karena nanti dimakan
burung. Jangan menabur di atas batu, karena sulit tumbuh. Jangan menabur di
semak duri, karena sulit berkembang. Menabur
harus mengikuti perhitungan dan rumusan sukses, perhitungan jitu, tindakan
jitu, pada waktu yang tepat. Orang-orang sukses pandai membaca peluang, siap
bekerja keras, mengelola dengan tepat. Kerajinan adalah dasar menentukan hasil.
Semua orang kaya, termashur, dan berhasil adalah orang yang rajin dan
pekerja keras. Tapi mereka juga sabar menanti hasil. Tidak ada seorangpun
berhasil secara kebetulan. Mulai dengan perencanaan yang baik dengan memandang
jauh ke depan. Apa yang kita raih sekarang adalah hasil puluhan tahun yang
lampau. Lembah kekelaman adalah pintu gerbang menuju lapangan sukses.
Butuh mentor? Hubungi via email: lemsakti@gmail.com
Mau menyumbang ke LEMSAKTI? Silahkan klik disini: http://www.lemsakti.com/MENYUMBANG.php