LATIH
KEMAMPUAN ANDA MELIHAT PENYERTAAN ALLAH DALAM LEMBAH KEKELAMAN
[Author:
Pdt. Dr. Jacob Nahuway, MENTOR: Rev.Dr.
Mahli Sembiring, Facilitator: INDOLEADER]
Untuk melewati lembah kekelaman, kita
harus mampu melihat penyertaan Allah.
6. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah
takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau
dan tidak akan meninggalkan engkau."
Pokok Pemahaman:
1.
Allah tidak jauh
dari umat-Nya. Ia berada dimana saja, kapan saja dan delam keadaan yang
bagaimanapun.
2.
Allah mengijinkan
umat-Nya masuk ke lembah kekelaman, supaya umat-Nya tidak berjalan dengan
penglihatan mata jasmani, tetapi dengan mata rohani, iman.
3.
Lembah kekelaman
adalah gambaran dari masalah, kesukaran, derita dan sengsara. Karena, dimana
ada lembah kekelaman, di sana ada Allah. Karena Allah yang mengatur, dimana ada
kehidupan, di sana ada masalah, kesukaran, derita dan sengsara.
4.
Lembah kekelaman
juga gambaran dari dosa dan kejahatan yang harus dijauhi, supaya kita sukses.
5.
Allah adalah Roh,
karena itu kita hanya dapat melihat Allah dengan mata rohani, dengan mata
jasmani kita tidak dapat melihat Allah saat kita berada di lembah kekelaman. Mata
rohani adalah iman adalah alat yang
diciptakan Allah supaya manusia mampu melihat Allah.
6.
Ukuran kehebatan
seseorang bukan pada saat dia berada dalam keadaan yang baik mampu menguasai
dirinya, tetapi pada saat dia berada dalam kesusahan dan kesukaran yang
menlanda dirinya: bagaimana dia menanggapi, bagaimana dia meresponinya.
7.
Orang yang suci
hatinya (hanya fokus kepada Allah saja dengan sepenuh hati), dialah yang mampu
melihat Allah.
8.
Allah adalah “Terang
Abadi”, sehingga memberi kesempatan kepada kita untuk melihat Allah dimana saja
dan kapan saja.
Dalam Alkitab, beberapa tempat menulis tentang penyertaan
Allah. Allah menyertai umat-Nya dalam dunia orang mati sekalipun. Allah berada
dalam kesesakan umat-Nya. Walaupun seorang ibu yang melahirkan melupakan bayinya, tetapi Allah tidak pernah
meninggalkan umat-Nya. Allah berada pada hal-hal yang tersembunyi bagi umat-Nya
(kemuliaan Allah adalah merahasiakan segala sesuatu). Allah berada di tiap
langkah yang harus ditempuh. Yesus Kristus disebut Immanuel, artinya Allah
menyertai kita. Di dalam Yesus Kristus kita bersama Allah. Tuhan Yesus Kristus
menyatakan bahwa Dia akan menyertai kita sampai kesudahan alam.
Kita harus meyakinkan diri kita dari
pernyataan penyertaan Allah. Kalau kita
tidak mampu melihat penyertaan Allah, kita menjadi tawar hati, putus asa,
menatap hari tanpa harapan. Bagaimana supaya kita mampu melihat Allah menyertai
kita dalam semua permasalahan kehidupan kita?
Allah adalah Roh, oleh sebab itu kita
harus meiihatnya dengan mata rohani. Kita tidak mampu melihatnya dengan mata
jasmani. Mata rohani bersandar dan beroperasi dalam iman. Iman dapat melihat
Allah kapan saja, dimana saja dan dalam keadaan bagaimanapun. Tanpa iman,
seseorang tidak mungkin melihat, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Allah ada
dan berada dalam setiap musim kehidupan kita. Dalam keadaan kita sehat atau sakit, Allah ada
di sana. Dalam keadaan kita untung atau rugi, jaya atau bangkrut, banyak teman atau
sendiri, dipuja atau dihina, disanjung atau dicerca, Allah selalu ada bersama
kita. Iman mampu melihat Allah.
Manusia tanpa iman tidak mampu hidup,
karena ia tidak memiliki mata untuk melihat jalan kehidupan. Secara umum, Allah
memberikan kepada semua manusia iman, mata rohani. Itulah mengapa dalam keadaan
normal, semua orang mempunyai b“mimpi indah” yang dia ingin wujudkan dalam
hidupnya. Mimpi indah itu adalah alat Tuhan menunjukkan bahwa orang itu
beriman, memiliki mata rohani, memililki visi, memiliki pandangan jauh ke depan
menembus cakrawala, melampaui apa yang dilihat oleh mata jasmani orang lain. Setiap
orang punya itu. Visi dan mimpi indah itulah yang menuntun orang untuk bertemu
jalan, kebenaran, dan hidup.
Ketika masuk, sedang di dalam, dan
berusaha keluar dari lembah kekelaman, kita dituntut untuk melatih kemampuan
diri kita sendiri untuk melihat Allah menyertai kita dalam setiap: bahaya yang
mengancam, malapetaka yang akan terjadi, kemalangan yang mengintai, saat
kesusahan menghambat tuntunan Tuhan pada jalan yang kita lalui, upaya untuk
bersukacita dan menyanyi dalam iman mengalahkan lembah kekelaman.
Orang-orang yang sukses, yang berhasil
adalah orang-orang yang memiliki iman yang mampu memindahkan gunung. Apakah gunung
itu? Gunung adalah penghalang kita keluar dari lembah kekelaman. Gunung menutupi
kita melihat tanah datar, permai nan hijau yang disediakan Allah untuk
menghidupi kita. Gunung itu menciptakan lembah kekelaman bagi kita. Orang yang
sukses adalah orang yang mampu mengalahkan gunung, telah keluar dari lembah
kekelaman dan berjalan menuju tanah lapang hijau yang datar dan sejuk.
Jika kita percaya bahwa kita dapat
memindahkan gunung, maka Allah dalam Tuhan Yesus Kristus, akan membantu kita mewujudkannya.
Kalahkanlah kesangsian dan keraguan, karena kesangsian dan keragu-raguan
berjalan bersama-sama dengan kegagalan. Orang yang ragu dan sangsi, bimbang
hanya hidup dalam angan-angan tanpa kuasa tanpa kemampuan memindahkan apapun. Mereka
hanya dapat berkata-kata tanpa didasari kuasa ilahi, katanya ’hai gunung pindahlah’,
tetapi gunungnya diam saja. Orang ragu dan sangsi berpikir dengan berkata
begitu, maka gunungnya pindah, tetapi tidak pindah. Orang itu hanya punya
angan-angan tanpa punya iman.
Kita tidak dapat memindahkan gunung
hanya dengan mengangankannya. Kita tidak dapat menjadi anggota DPRD, DPD, DPR
hanya karena angan-angan. Kita tidak dapat menjadi Lurah, Kepala Desa, Bupati,
Walikota, Gubernur, Presiden hanya dengan angan-angan dan keinginan saja. Kita tidak dapat menjadi Sarjana, Master atau
Doktor hanya karena angan-angan saja. Kita
tidak dapat menjadi jago kungfu hanya karena terinspirasi oleh tontonan film
kungfu mandarin. Kita tidak dapat menjadi bintang film papan atas hanya karena
sering nonton film. Kita tidak dapat menjadi pencipta game atau permainan kalau
kita hanya bermain game sepanjang hari. Kita tidak dapat menjadi pengusaha kaya
raya hanya karena membaca kisah sukses
orang lain. Kita tidak dapat menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak kita
hanya dengan membicarakan keluarga orang lain. Kita tidak dapat mencapai karir
yang sukses hanya dengan menunggu atasan kita keluar atau mendapat celaka. Kita
tidak dapat mengharapkan Pemerintah yang memikirkan dan berbuat baik untuk
rakyatnya hanya dengan berdiam diri dan memberikan komentar melalui medsos. Itu
semua angan-angan saja. Kita tidak dapat meraih impian mewujudkan rencana besar
Allah jika hanya menginginkan dan berangan-angan saja.
30. Jika demikian, apakah
yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar
kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman.
32. Mengapa tidak? Karena
Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi
karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan,
6. Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian: "Jangan katakan di dalam hatimu:
Siapakah akan naik ke sorga?", yaitu: untuk membawa Yesus turun,
8. Tetapi apakah katanya?
Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu."
Itulah firman iman, yang kami beritakan.
14. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya
kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya
kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang
memberitakan-Nya?
15. Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti
ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar
baik!"
1. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan
bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
17. Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak
disertai perbuatan, maka iman itu pada
hakekatnya adalah mati.
22. Kamu
lihat, bahwa iman bekerjasama dengan
perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
24. Jadi
kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan
hanya karena iman.
26. Sebab
seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Di zaman modern dan postmodern, dengan dilandasi dan
didorong oleh iman dan kepercayaan yang teguh, orang-orang sukses dan besar
mengerjakan hal-hal besar, sebagai gambaran memindahkan gunung. Kemajuan-kemajuan
yang dicapai dalam berbagai bidang kehidupan, yang menghasilkan berbagai macam
hal membuat kehidupan lebih mudah dan nyaman, memberikan pilihan banyak
kesenangan bagi manusia, semuanya adalah hasil iman disertai perbuatan yang
lahir dari keyakinan yang teguh yang begitu kuat sehingga seolah-olah memaksa
orang dengan sukacita mewujudkan semua temuan-temuan tersebut. Ilmu pengetahuan
dan teknologi yang didasari oleh iman yang murni untuk mewujudkan kasih kepada sesama
manusia terciptalah berbagai alat dan barang untuk memenuhi kebutuhan dan
kehendak manusia. Peristiwa ini dialami oleh semua umat manusia, umat Allah,
tidak terbatas hanya kepada orang yang beragama. Siapapun yang memiliki iman
akan terwujudnya sesuatu yang besar, Allah memberi kemungkinan itu terjadi.
Kemajuan luar biasa yang dihasilkan manusia adalah
hasil dari keyakinan yang begitu kuat bahwa hal-hal tersebut dapat tercapai. Dan
ternyata tercapai. Kepercayaan dan iman yang teguh, berada di balik semua
bisnis yang berhasil. Organisasi, jabatan politik, karya sinema,
telekomunikasi, transportasi, nano teknologi, metafisika, kerohanian semuanya
didasarkan kepada kepercayaan dan keyakinan akan keberhasilan, yang menjadi
unsur utama mendorong orang untuk berbuat. Iman mendorong orang berbuat,
bertindak. Tuhan Yesus mengajarkan… jadilah kepadamu seperti imanmu… bukan
hanya kepada orang Kristen, tetapi siapa saja. Iman kita menentukan nasib kita.
Iman kita menentukan kita maju terus atau … atau berhenti atau bahkan berbalik,
‘pulang kandang, pulang kampung’, karena tidak berani menghadapi lembah
kekelaman yang menghadang. Pandang, lihat dan yakinlah, Allah menuntun setiap
langkah kita, atau masalah yang menghadang kita.
Ukuran kehebatan seseorang bukan pada saat segala
sesuatunya berjalan baik dan lancar. Tetapi bagaimana kalau terjadi berlawanan
dari yang diharapkan? Bagaimana kalau semua yang dikerjakan gagal? Bagaimana kalau
semua konco, kolega, relasi dan mitra kita berbalik arah melawan kita? Bagaimana
kalau pasangan hidup kita: istri atau suami malah menentang segala upaya yang
kita lakukan untuk mengubah nasib? Sikap yang dimiliki seseorang saat berada
dalam kegagalan, merupakan masalah pokok baginya. Apakah ia mampu mengalahkan
kesulitan atau kesukaran dan menang kembali? Ukuran kehebatan seseorang
terletak pada bagaimana ia menguasai dirinya saat segala sesuatu menjadi buruk,
tidak berjalan sesuai rencana, saat kegagalan terjadi.
Iman yang membuat seseorang melihat Allah
menyertainya, membuatnya lebih bahagia dan menikmati kehidupan yang
dijalaninya. Iman melebihi semua orang yang ragu dan sangsi. Iman melebihi
keputusasaan. Iman membuat seseorang bahagia dan tidak takut, karena iman mampu
melihat Allah menyertai mereka.
Kekudusan adalah mata yang mampu melihat Allah. Kekudusan
adalah fokus dan ‘memaksakan diri’ untuk tetap memandang, artinya berpegang dan
berharap sepenuhnya kepada Allah. Ciri-ciri kudus atau suci atau fokus kepada
Allah: hati kita taat kepada Firman Allah, menjadi (segambar) serupa dengan
Yesus Kristus, rajin berbuat baik, hidup tulus tidak munafik, dikuduskan dalam
kebenaran, kecemaran dan dosanya telah dibasuh (dibersihkan) oleh Darah Yesus, tidak
berada dalam kumpulan orang berdosa, kesukaannya adalah Firman Tuhan, dipenuhi
dan dikuasai oleh Roh Kudus, hatinya penuh dengan iman, berjalan dalam hikmat
Tuhan, hidup dengan takut akan Allah, rajin beribadah, menguasai lidah (tidak
asal komentar), penuh perbuatan kasih, rohnya menyala-nyala melayani Tuhan,
tekun berdoa, keyakinan teguh Allah sanggup dan setia menolong dia, tidak
menajiskan diri, tidak kuatir apapun, tidak takut apapun, bersukacita
senantiasa, mengucap syukur dalam segala hal, tidak memiliki dendam dan
kebencian, tahu berterima kasih kepada Tuhan dan sesama, meminta maaf kalau
salah, tidak sombong, tidak pemarah tetapi peramah, menghargai karunia orang
lain, menempatkan Yesus Kristus di atas segalanya, menghasilkan buah Roh.
Tidak ada sesuatupun terjadi dalam kehidupan kalau
Allah tidak mengijinkannya. Apapun yang Allah ijinkan dalam perjalanan
kehidupan kita, Allah sendiri akan menganugerahkan kemampuan kepada kita untuk
mengatasinya. Yesus adalah terang dunia. Siapa saja yang mengenal (bergaul akrab,
bersahabat) dengan Yesus, tidak lagi berjalan dalam kegelapan (kesesatan, dosa,
duniawi, kesukaran, kesulitan, hambatan, lembah kekelaman). Kesukaran,
dukacita, dan kekecewaan adalah alat bagi Tuhan untuk mengajar kita bagaimana
menghargai dan percaya kepada Tuhan dengan cara yang lebih hebat dan luar
biasa. Terang Tuhan Yesus membuat kita maju dengan iman, tidak berhenti menuju
masa depan bersama Dia.
Tuhan Yesus menjadi terang, untuk menerangi jalan
pada saat berada dalam lembah kekelaman bagi mereka yang: memiliki tekad yang
kuat, benar dan tulus hati, baik hati, memgikut Yesus dengan setia dan tulus,
menghuni surga. Bagi mereka yang berjalan bersama terang abadi dalam
kehidupannya, maka akan memancrkan cara dan gaya hidup yang: suka bergaul
dengan Tuhan (beribadah, mencari, dan menyenangkan Tuhan), hidup tanpa dosa di
tengah-tengah dunia yang berdosa, memiliki kehidupan rohani yang disertai
kewaspadaan yang berkadar tinggi (peka, sensitive, mampu membedakan roh, tahu
yang benar dan jahat).
23. "Sesungguhnya,
anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka
akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita.
Pemberitahuan;
Akhir Bulan Maret adalah bulan penyampaian SPT Tahunan Orang Pribadi.
Akhir Bulan April adalah bulan penyampaian SPT Tahunan Badan.
Bagi Sdr/i yang telah memberi kepada Tuhan atau sesama sepanjang 2016,
saatnya diberkati dengan penghematan pajak. Silahkan kunjungi dan pelajari
peluang yang tersedia di: http://www.lemsakti.com/MENYUMBANG.php