[Author: Pdt. Dr. Jacob Nahuway, MENTOR: Rev.Dr. Mahli Sembiring, Facilitator: INDOLEADER]
2 Tawarikh 32: 8 ... yang menyertai kita adalah Tuhan, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita ....
Pokok Pemahaman:
- Menurut Alkitab (Bible), Allah selalu beserta kita
- Allah beserta kita melangkah dalam tanjakan kesuksesan
- Tuhan menyertai kita dalam berbagai variasi
- Tuhan beserta kita supaya kita harus berani berjalan sendiri
- Ketika beserta Tuhan, banyak musuh ...
Kita akan menemukan kembali iman yang hilang ketika menyadari kita tidak sendiri, karena Allah beserta kita (Immanuel). Allah setiap saat hadir bersama kita. Allah membutuhkan iman kita (yakin Tuhan beserta kita) agar Ia dapat mengerjakan apa saja untuk kita melalui kita untuk menolong orang lain. Untuk menghidupkan iman kita, Allah selalu memberi janji, sehingga kita tidak takut, tetapi tetap beriman kepada-Nya.
Syarat yang harus kita penuhi supaya Rencana Allah terwujud di dalam kehidupan kita adalah kita percaya Dia sanggup menolong kita dalam situasi dan keadaan yang bagaimanapun. Kehidupan merupakan rangkaian perjalanan mengalami susah senang, sakit sehat, lemah kuat, menangis tertawa, berpisah bertemu, gagal dan sukses. Kita hanya mampu melewati itu semua ketika Tuhan menunjukkan jalan mana yang harus kita tempuh. Penyertaan Tuhan adalah modal utama kita dalam menapaki perjalanan kehidupan kita.
Perjalanan kehidupan menghadapi berbagai variasi: kesulitan dan kesukaran. Tidak nyaman, banyak duri dan onak, tanjakan dan turunan, panas dingin, gelap terang, sempit dan menyesakkan bahkan menyakitkan. Tiap langkah selalu dihadang oleh bahaya dan maut, penyamun dan binatang (manusia berhati) buas, yang terus mengintai mencari mangsa untuk ditelan. Tetapi ingat, kita tidak sendiri. Ada Tuhan yang menyertai kita.
Tuhan memahami dan paling tahu bagaimana harus menuntun langkah kita. Allah dalam Yesus Kristus adalah jalan itu sendiri. Dialah jalan, kebenaran, dan hidup. (Yoh 14:6). Penyertaan Tuhan adalah sumber kekuatan dan rasa aman kita.
Tanjakan dalam perjalanan adalah peristiwa yang terjadi yang membuat kita merasa tidak cocok, tidak nyaman, bertentangan dengan pikiran kita, harapan kita, rencana kita, dan agenda atau program kita. Kita sudah merancang dengan baik, tetapi tidak ada satupun yang terjadi seperti yang kita inginkan. Semua berantakan. Itu adalah tanjakan atau lobang yang menghambat perjalanan kita. Tetapi, bagi Tuhan itu sebenarnya cara Dia memberkati kita. Tanjakan dipakai Tuhan membentuk kita supaya siap untuk sukses, penuh berkat, anugerah dan rahmatNya. Allah selalu menuntun kita kemana anugerahNya tersedia.
Sekali lagi, kita membutuhkan iman. Percaya Tuhan menyertai kita, sekalipun di dalam tanjakan atau jurang yang dalam. Sekalipun dikepung binatang buas, dihadang gelombang lautan yang dahsat, dikerubuti oleh manusia serakah sadis dan kejam. Ingat, Tuhan ada di situ bersama kita. Karena Tuhan beserta kita, kita harus, dan harus memaksakan diri kita, untuk melangkah mantap, dengan semangat, dengan penuh kesadaran dan keyakinan bahwa setiap langkah kita, setiap tempat yang kita lalui, tanjakan dan jurang, Tuhan selalu ada beserta kita.
Keraguan dan kebimbangan akan muncul dalam proses menuju sukses. Kekhawatiran dan ketidakpastian akan datang. Tetapi ingat, itu hanya tanjakan kecil ... itu hanya jurang dangkal .. karena kita akan melewatinya ... itu akan berlalu. Tangan Tuhan lebih dari cukup untuk mengangkat kita.
Mimpi-mimpi indah kita, yang ingin kita wujudkan, tidak selamanya berjalan mulus. Tidak selalu sesuai dengan jadwal yang telah kita tetapkan. Sering sekali kita akan menghadapi hal-hal yang mengecewakan, terutama dari orang yang paling dekat dengan kita. Mitra kita, pasangan kita, orang yang kita harapkan, adalah yang selalu memberikan kekecewaan. Bukan hanya itu, mereka bahkan dapat mematikan dan menghentikan langkah kita selanjutnya. Mereka yang kita sayangi, bahkan bisa menghancurkan semua impian kita. Tuhan tahu itu. Firman-Nya telah memberi tuntunan bagi kita: "Jangan berharap kepada manusia". Sering terjadi, orang-orang yang dekat dengan kita, atau kemudian dekat dengan kita, memang dipakai Tuhan untuk mempersiapkan jalan kita selanjutnya. Tetapi kita salah, kita terlena, kita terpesona dengan orang dekat kita. Kita berharap, dan terlalu berharap agar dapat abadi bersama. Tanpa sadar, kita melanggar Firman Tuhan. Kita melupakan "Jangan berharap kepada manusia". Kita berharap kepada teman dekat kita, mitra kita, sahabat kita ... akibatnya ... ketika bagian dia, waktu dia, bantuan dia, kontribusi dia kepada kita sudah selesai ... kita harus merelakan dia pergi ... melepaskan dia ke tempat dimana dia seharusya ... dan kita ... kembali menapaki jalan yang telah Tuhan tentukan kita lalui. Peristiwa perpisahan dengan mereka yang telah bersama-sama dengan kita selama ini ... tentu menyakitkan... mengecewakan ... apalagi kita belum siap berpisah ... tetapi kita dipaksa oleh rangkaian peristiwa yang membuat kita terpaksa berpisah ... kita tidak cocok lagi dengan mereka, yang kita sayangi .... Peristiwa ini hanyalah tanjakan atau jurang yang disediakan oleh Tuhan untuk membentuk kita lebih tangguh, lebih cakap, dan lebih kompeten lagi ... Kembalilah kepada Yang Menyertai kita dalam mewujudkan Rencana-Nya ... Tuhan Semesta Alam.
Memang tidak semudah itu. Ada waktu ... suatu periode ... ketika kita mengalami kekosongan ... merasakan Tuhan tidak hadir. Kita merasa sendirian. Tidak ada Tuhan disana menyertai kita. Kita berkesimpulan tidak ada harapan lagi. Kita mulai ragu, bahwa impian yang ingin kita wujudkan bukan berasal dari Allah. Impian kita adalah ambisi pribadi kita sendiri. Kalau itu terjadi ... tenangkan jiwa kita, tentangkan tubuh kita ... kumpulkan kekuatan dan sadari kembali ...kita sudah berjalan sejauh ini ... kemudian katakan melalui roh kita "Allah mempunyai rencana yang indah bagiku untuk berhasil. Aku tidak berjalan sendiri. Ada Allah yang menyertai aku. Tiap langkah yang dituntun oleh Allah adalah jalan menuju sukses, apakah itu tanjakan atau jurang, itu semua menuju sukses. Tuhan besertaku ... aku sukses". Kalimat itu diulang-ulang ... hingga kekuatan kita pulih kembali dan siap kembali bertarung.
Ketika menghadapi tanjakan dan jurang .... jangan melarikan diri, jangan mundur, jangan menyimpang. Jangan menyalahkan diri sendiri. Jangan menyalahkan orang lain.Jangan menyalahkan siapapun. Tetapi katakan "Aku kuat dan menguatkan kepercayaanku kepada Tuhan, Allahku, yang menyertai aku".
Ingat, sadari, yakin dan percayalah.... setelah semua hal yang menyedihkan dan melemahkan ini ... Allah pasti memberi sukses yang besar ... kemenangan ... harta kekayaan .... milik pusaka ... mendapatkan lebih dari yang dibayangkan. Penyertaan Tuhan selalu menuntun kepada sukses. Berjalanlah sesuai tuntutan Tuhan.
Tuhan tidak berubah. Tuhan Maha Tahu dan Maha Kaya. Dalam perjalanan, Dia akan menunjukan berbagai variasi, metode, cara, yang berubah-ubah, sesuai yang paling tepat menurut Tuhan sendiri untuk kita. Variasi ini sering menimbulkan ketidaknyamanan. Tidak nyaman berarti kita stress, putus asa, lelah, menggerutu, bersungut-sungut, dan mulai mempertanyakan Tuhan. Kita mulai berargumentasi, mencoba membenarkan diri kita, walaupun dengan rasa takut, mulai mau menyalahkan Tuhan... Untuk kembali menenangkan hati kita dan menguatkan kita alam perjalanan, ingat, Allah kita adalah Allah yang bervariasi. Ia tidak selalu melakukan hal-hal yang sama dengan cara-cara yang sama. Dia kaya dengan cara.
Allah bisa di depan kita, bisa di belakang kita, bisa di dalam kita, bisa di luar kita. Jika Ia berjalan di depan kita, berarti Dia mengingatkan kita di depan ada tanjakan, turunan, batu tajam, terjal, curam, duri, onak, tikungan yang dapat menghambat perjalanan kita. Dengan keberadaan Tuhan di depan kita, kita hanya mengikuti Dia saja. Jika Tuhan berada di belakang kita, berarti di hadapan kita ada jalan panjang tanpa akhir. Tuhan di belakang untuk mendorong kita supaya jangan lelah, jangan bosan, jangan lengah, dan jangan bermalas-malasan. Tuhan memastikan mendorong kita untuk tetap berjalan menuju sasaran sukses mewujudkan impian kita.
Yang perlu bagi kita menyadari dan tetap meyakinkan diri kita bahwa Tuhan menyertai kita. Relakanlah Allah memimpin kita dengan berbagai variasi, metode, dan cara yang Ia kehendaki.
Iman kita menyatakan Tuhan beserta kita. Dalam kenyataan sehari-hari, sering merasa sendiri. Sebenarnya, Allah tetap ada, cuma kita tidak melihatnya. Kita tidak menyadari keberadaan-Nya. Kita tidak merasakan kehadiran-Nya. Tuhan ingin kita berani berjalan sendiri. Tuhan tidak ingin kita jadi manusia cengeng. Setiap saat merepotkan Tuhan, dengan yang menjadi bagian kita. Tuhan ingin berbagi dengan kita. Tuhan tidak ingin kita putus asa. Tuhan tidak ingin kita meragukan Tuhan.
Berani berjalan sendiri berarti meyakinkan diri sendiri bahwa walaupun aku tidak melihat kehadiran Tuhan besertaku, aku tahu, aku akan lulus, aku akan berhasil. Aku akan muncul seperti emas murni, permata yang mulia. Berani berjalan sendiri, berarti, berani memproklamirkan kepada siapa saja bahwa tidak ada allah lain selain Allah di dalam Yesus Kristus. Allah ingin kita menyatakan dengan tegas, berdasarkan iman saya, Yesus adalah Allah satu-satunya yang menjadikan siang dan malam, menciptakan nasib baik dan buruk.
Berani berjalan sendiri berarti selalu mengandalkan Tuhan saja. Orang-orang beriman itu berani berjalan sendiri, walaupun tidak didukung oleh manusia maupun sarana dan prasarana yang hebat dan banyak.
Perlu disadari bahwa dalam penyertaan Tuhan ada banyak musuh. Musuh pertama adalah diri kita sendiri. Ciri orang sukses: tidak pernah memikirkan kegagalan, jarang berkeluh kesah, tidak berlindung pada kelemahan, selalu bersemangat, memiliki roh yang menyala-nyala. Orang pesimis dan gagal memiliki ciri: tidak percaya kepada potensi dan kemampuan dirinya sendiri, memiliki harapan tetapi tidak berani bertindak.
Kita harus menanamkan dalam diri kita bahwa kita pasti sukses. Jika keyakinan lenyap, kita menjadi lemah, rendah diri dan tidak berdaya, hasilnya adalah kegagalan. Lawanlah kegagalan, maka sukses menjadi milikmu.
Percaya diri melahirkan kekuatan, keberanian dan ketegasan bertindak. Beranilah menyatakan pendapat, gagasan sendiri, walaupun berisiko. Tetap kuasai emosi, tetap tenang dan berpikir dengan jernih, walaupun ditekan dengan keras. Bersikap independen, tidak mudah terpengaruh. Kebenaran adalah kebenaran jangan mengalah dengan mayoritas. Berkatalah apa adanya, sesuai dengan kenyataan.
Musuh berikut, selain diri sendiri adalah sesama manusia. Ada orang yang memusuhi kita tanpa sebab. Ada orang yang iri hati, yang mencerca, yang memfitnah, bersaksi dusta, dan yang jelas-jelas menghambat kita. Bahkan ada yang berusaha menghancurkan kita.
Kita harus berani menolak semua hambatan tersebut, dan mengalahkan semua musuh kita: baik diri sendiri maupun sesama manusia. Dengan tetap memandang kepada Tuhan, kita melaksanakan tanggung jawab kita mencapai sukses mewujudkan impian besar kita. Jika kita melaksanakan tanggung jawab kita mewujudkan impian besar, dunia akan membenci kita, kita akan merasa seorang diri.
Memang, melakukan perkara besar bagi Allah banyak musuhnya. Yang penting, kita ingat dan kita sadari, Allah beserta kita mewujudkan perkara-perkara besar bagi kita. Allah beserta kita melawan dan mengalahkan musuh-musuh kita.
2. Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.
Yang berminat menguasai lebih lanjut / mentor / pendampingan / nara sumber /pembicara / pengkhotbah silahkan sampaikan melalui email: lemsakti@gmail.com atau Isi Formulir Kontak di kolom sebelah kanan.