Sabtu, 24 Oktober 2020

MENGUJI LADANG BISNIS APAKAH COCOK MENJADI LADANG MISI ANDA

 MENGUJI APAKAH BISNIS COCOK MENJADI LADANG MISI ANDA

 Apakah Panggilan Hidup Anda Menjadi Pengusaha?

 

2 Tes 3:10

Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Ketika kami masih bersamamu pun, kami memberimu perintah ini: “Jika orang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.”

 

Mazmur 94: 11

ALLAH mengetahui rancangan-rancangan manusia, sesungguhnya semuanya sia-sia belaka.

Rencana. Mimpi. Rencana jangka pendek, menengah dan panjang. Rencana tahunan, lima tahunan, dan 25 tahunan. Kita semua, yang sudah melek memiliki rencana dan mimpi ketika tumbuh dewasa. Perusahaan memiliki rencana. Negara memiliki rencana. Dunia (PBB) memiliki rencana. Ketika kita lebih muda, kita diajari (kalau Anda beruntung) untuk percaya bahwa jika kita membuat rencana dengan benar, impian kita akan menjadi kenyataan.

Rencana saya, awalnya mengikuti ajaran guru SD saya: supaya saya jadi sarjana. (Jujur waktu itu saya seorang desa, tidak paham apa itu sarjana). Saya kuliah dengan tujuan memperbaiki kehidupan, ekonomi dan sosial. Saya mengambil Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi. Karena itulah jurusan yang dikasihtahu kakak di Persekutuan Doa saya sewaktu SMA. Saya masuk peringkat 10 besar dan menjadi lulusan pertama di angkatan saya. Sebelum menyelesaikan kuliah saya sudah diterima bekerja di Kantor Akuntan Publik yang menjadi afiliasi lima besar di dunia. Tetapi di tahun pertama saya ditugaskan saya merasa kecewa, dan memutuskan untuk mencari peluang lain. Kantor Akuntan Publik bukan bagian dari rencana. Menjadi Akuntan tidak pernah menjadi tujuan. Begitu banyak orang yang masuk satu jurusan, bahkan dianggap berbakat, tetapi jurusan itu bukan untuk rencana mewujudkan tujuannya semula. Lain pendidikan, lain bidang kerja.

Saya berbicara tentang gagasan "perjalanan karier". Perjalanan kita memiliki liku-liku, tetapi tidak ada satu jalan pun yang benar. Ada banyak jalan yang harus kita lalui.

Setelah 10 tahun masa kerja, saya meninggalkan karir di anak Perusahaan Konglomerat dan memutuskan untuk keluar sendiri. Merasa berani dan percaya diri, bahkan saya menulis buku tentang itu, dan diterbitkan oleh Penerbit yang cukup terkenal di Ibukota. Judul buku itu "Enam  Kiat Menjadi Wiraswasta." Dalam tahun yang sama sempat terbit 7 buku. Saya di undang ke berbagai acara untuk menjadi Pembicara.

Menjadi diri saya sendiri sangat menyenangkan. Kemungkinannya tampak tak terbatas. Itu adalah kanvas kosong. Siap untuk cat warna apa pun yang ingin saya gunakan. Itu juga menakutkan.

Bagaimana Anda tahu harus berkata ya? bagaimana Anda tahu apa yang harus disampaikan? Masalahnya, itu tidak masalah. Semuanya adalah keputusan naluriah. Saya memutuskan untuk mengejar beberapa jalan kreatif dan beberapa yang lebih tradisional. Saya memulai perjalanan bisnis saya.

  • Menulis buku wirausaha, manajemen, organisasi, dan kepemimpinan? Oke.
  • Menulis blog berbagai topik? Oke. Tapi  beberapa tahun kemudian, ketika blog muncul.
  • Memulai bisnis konsultasi? Oke.
  • Antar jemput anak-anak saya dari sekolah? Oke.
  • Menjadi aktivis gereja? Oke
  • Ikut aktif organisasi bisnis dan professional? Oke
  • Pergi ke gym setidaknya tiga kali seminggu? Ya, tidak terlalu. Tapi saya bisa.

Waktu saya adalah milik saya sendiri. Kewirausahaan sangat mengagumkan. Mengapa ada orang yang bekerja untuk perusahaan orang lain, kalau mereka bisa menjadi bos mereka sendiri dan membangun sesuatu?

Menjadi bos bagi diri Anda sendiri adalah pemberdayaan. Pemberdayaan adalah konsep yang sangat menarik, memiliki kekuasaan. Apa sih definisi kekuasaan? Menurut pendapat saya, itu adalah kemampuan untuk memilih apa yang Anda inginkan dan mewujudkannya kapan pun Anda mau. Saya memiliki karier impian, tetapi saya sangat rela melepaskan semuanya untuk mendapatkan kembali kekuasaan pribadi saya. Sebagai wirausaha saya bebas. Sebagai pekerja, walau jabatan saya Managing Director, saya sangat tertekan, harus selalu menyenangkan Bos, yang membuat saya stress.

Selama menjalankan bisnis konsultasi saya, saya melacak semua prospek bisnis dan aktivitas jaringan saya. Saya sibuk - seperti orang yang sangat sibuk. Saya berlomba di sekitar kota. Saya bertemu dengan orang baru setiap hari. Saya sedang membangun bisnis dan dunia baru saya.

Tapi beberapa waktu kemudian, saya memutuskan untuk merenungkan belasan bulan terakhir saya menjalankan bisnis. Saya selalu berpikir bahwa penting untuk mencatat, melihat bagaimana kabar penawaran saya, dan menganalisis sejauh mana kemajuan saya. Sebenarnya, saya tidak terkesan. Saya menjadi kecut.

Tentu, jika saya melihat kalender saya, itu terlihat bagus. Pertemuan terjadi dan koneksi dibuat.  Tetapi itu tidak menggerakkan jarum. Saya tidak cukup menginginkan "itu". Hiruk pikuk itu, semangat yang membuat orang berusaha sebagai pengusaha sama sekali tidak ada dari ruang kepala saya.

Saya mengatakan tidak pada pekerjaan konsultasi. Orang lain akan bangga, ya oleh orang biasa yang menginginkan bisnis konsultasi yang sah. Saya tidak menemukan siapa pun yang membutuhkan jasa saja. Saya sangat bergantung pada orang-orang yang datang kepada saya. Yang membutuhkan jasa saya dan bersedia membayar. Tapi itu tidak terjadi. Sedihnya lagi, saya sudah menghabiskan banyak waktu dan biaya untuk mengurus Sertifikat Profesi saya. Mengurus perijinan. Membayar sewa kantor. Mendekorasi kantor. Melengkapi perabotan dan peralatan kerja.

Anda tidak bisa hanya melakukan itu saja dan menjadi sukses. Jadi saya harus bertanya pada diri sendiri mengapa? Mengapa saya tidak berusaha lebih keras? Mengapa saya tidak peduli? Apakah saya ini gagal? Iya. Ya saya lakukan. Sepertinya saya gagal menjadi pengusaha.

Karena menjadi pengusaha bukan untuk semua orang. Saya tertipu oleh daya pikat dan keseksian karena bisa mengatakan, "Saya punya perusahaan sendiri." Ini glamor, bukan? Itu dibuat agar terlihat mudah. Itu adalah objek berkilau yang terlihat mudah dijangkau. Mudah untuk dikumandangkan.  Yah, itu tidak mudah untuk diraih.

Bahkan ketika Anda benar-benar menjadi besar, itu semua bisa runtuh. Seperti yang dibuktikan oleh banyak perusahaan yang dituntut pailit atau bangkrut baru-baru ini. Banyak gerai dan outlet ditutup. Apalagi dengan serangan pandemic covid-19 saat ini, semua menjerit. Mentor saya bilang pengusaha hanya mendapatkan nama, yang menikmati dan selalu menuntut adalah karyawan. Begitukah? Ya tentu konsumen juga menikmati dalam kasus tertentu.

Pengusaha memiliki kelas tersendiri dan mari kita hadapi itu. Saat ini sedang trendi untuk memulai sesuatu, disebut new normal, tatanan kehidupan baru. Apa saja yang digital dan online, sungguh menjadi pilihan. Work from home (WFH). Bisnis dari rumah. Sekolah dari rumah. Gereja dari rumah. Jadi, saya mencobanya. Saya senang melakukannya.

Yang mengejutkan saya, mengambil kembali kekuatan saya berarti istirahat beberapa tahun dari kesibukan rutin saya sebagai pejabat perusahaan (yang lain mungkin cukup beberapa bulan). Saya dapat memberi energi pada otak saya, menyegarkan pola pikir saya dan menghidupkan kembali gairah saya. Saya menyadari bahwa saya berkembang dalam lingkungan kolaboratif. Saya suka menjadi bagian dari Tim. Saya menghargai fokus dan tujuan bersama. Saya rindu menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari saya.

Kewirausahaan adalah proposisi yang sepi. Itu adalah kantor bergerak, proyek sementara dan sering kali, orang-orang yang mengalami cuaca cerah. Saya tidak memiliki drive yang diperlukan untuk membuatnya berhasil.

Beberapa bulan sebelum meninggalkan tempat kerja lama saya, saya bertemu dengan banyak pemilik dan eksekutif perusahaan. Mereka menawarkan tempat kerja kepada saya. Itu adalah pertemuan yang menyenangkan, tetapi saya belum siap untuk beralih dari tugas saya ke pelukan perusahaan lain. Oh, tentu tidak. Saya ingin kebebasan untuk melakukan semua hal yang saya pikir tidak dapat saya lakukan saat memiliki pekerjaan penuh waktu. Lebih beberapa tahun setelah pertemuan pertama itu, saya bangga mengatakan bahwa saya adalah pejabat baru untuk mengelola beberapa unit usaha di sana. Ya, menjadi orang nomor dua setelah pemilik grup perusahaan itu.

Saya telah bergabung kembali dengan dunia kerja tradisional. Saya bukan seorang pengusaha. Saya tidak takut ketinggalan kehidupan startup. Saya tidak takut tidak menjadi bos bagi diri saya sendiri. Kekuatan saya terletak pada bersikap cukup jujur ​​pada diri saya sendiri untuk mengetahui kapan jalan itu telah berakhir dan saya perlu berbelok.

Ini tentang memahami kekuatan dan kelemahan saya. Belajar bagaimana menerapkan kekuatan untuk meningkatkan pertumbuhan saya. Saya bersyukur hari ini untuk kejelasan. Saya menemukan panggilan hidup saya. Setidaknya untuk saat itu.

Jadi kembali ke rencana lima tahun itu. Itu tidak ada. Tidak pernah terjadi. Orang yang merencanakan setiap aspek kehidupan mereka mungkin adalah orang yang berprestasi tinggi.  Tetapi mereka juga mungkin kehilangan peluang yang muncul saat mereka tidak mengharapkannya. Jika Anda mengatakan tidak pada peluang karena tidak tercantum dalam rencana lima tahun Anda, Anda mungkin hanya mengatakan tidak pada takdir Anda. Sebaliknya, jika Anda tidak dapat mengenali saat ada sesuatu yang tidak berfungsi, Anda melakukan ketidakadilan yang sama. Anda memberontak terhadap panggilan hidup Anda. Itu dosa. Rencana selalu dibuat berdasarka asumsi. Sayangnya, asumsi tidak pernah ada yang benar. Jadi, kita selalu bertindak sesuai keadaan saat ini. Bahkan Pemerintah manapun tidak ada yang benar-benar mawujudkan rencananya, padahal semua sumber daya dan kekuasaan ada padanya.

Strategi saya selalu menetapkan tujuan langsung dan mengawasi tujuan yang harus diikuti. Saat saya mencapai tujuan pertama, saya menilai kembali apakah tujuan berikutnya masih merupakan langkah yang benar. Jangan merencanakan 50 berikutnya. Fleksibilitas membuat kita tahan menghadapi segala rintangan.

Karena inilah masalahnya: Anda tidak tahu apa yang Anda lakukan. Saya tidak tahu apa yang saya lakukan. Tetapi saya tahu tujuan langsung saya selalu jelas. Saya melihat pintu dan jendela terbuka setiap hari. Saya mengabaikan beberapa, saya berjalan melalui yang lain. Tidak ada cara yang salah untuk pergi. Ada yang berbeda. Sukses adalah mewujudkan sesuatu yang tidak pernah Anda duga. Itu juga bisa untuk menyadarkan diri sendiri ketika sesuatu yang Anda pikir Anda inginkan, ternyata itu bukan sesuatu yang Anda inginkan.

Kita mendapatkan satu kehidupan, tetapi banyak peluang. Terserah kita untuk mengambilnya.

Walau gagal menjadi pengusaha di bidang konsultansi, saya juga berhasil beberapa saat, di berbagai kesempatan. Jadi ini keberhasilan yang ingin saya bagi dengan Anda, seperti juga dialami oleh konsultan yang lain.

 

Bagaimana Membangun Bisnis Konsultasi yang Berhasil.

Mereka bilang waktu adalah segalanya. Saya tidak yakin siapa "mereka", tapi saya yakin "mereka" benar. Saya mencatat perjalanan saya menjadi konsultan. Saya mencobanya, tetapi saya tidak terkesan dengan kemajuan saya dan menjadikan semuanya sebagai eksperimen yang gagal. Saya kembali bekerja penuh waktu tidak lama setelah itu di sebuah perusahaan.

Namun, kemudian, saya memutuskan bahwa saya perlu perubahan. Secara kreatif, saya tertahan, tetapi tidak lebih dari itu. Budaya perusahaan tempat saya bekerja tidak sesuai dengan nilai-nilai saya. Staf saya pernah mengajukan pertanyaan: ‘apakah mungkin ada kehidupan seperti yang diajarkan dalam Alkitab, yang Bapak rindukan, yang dituangkan dalam buku Kristenomi?’ Saya membuat keputusan berani untuk pergi tanpa memiliki pekerjaan lain. Kata orang itu nekat. Yang lain bilang konyol. Yang lain lagi bilang saya ‘bodoh’. Terserah mereka saja.

Sebagai gantinya, saya meluncurkan situs untuk menyertai buku saya, di bidang wirausaha, kepemimpinn, bisnis, dan organisasi. Kemudian bertambah di bidang pelayanan gereja dan kekristenan. Semua baik-baik saja dan bagus. Tetapi kemudian saya menyadari bahwa saya juga harus mulai berkonsultasi lagi untuk menghasilkan uang. Ugh. Pikiran itu benar-benar tidak membuatku senang. Setelah tugas terakhir, itu bukanlah sesuatu yang saya rasa percaya diri untuk dilakukan. Tetapi saya telah merapikan tempat tidur saya dengan berhenti tanpa pekerjaan lain. Karenanya harus berkonsultasi. Tentu bisnis lain, bisnis sektor riil saya jalankan, walau dalam skala mikro. Karena toko online secara gratis dan mudah menyediakan semua kebutuhan pemasaran bisnis saya. Jelas pandemic covid-19 juga menghantam semua  bisnis saya.

Waktu berikutnya, saya melakukan banyak hal dan merasa luar biasa. Kebebasan untuk melakukan apa pun yang saya inginkan sungguh menakjubkan. Tetapi klien-klien yang saya butuhkan masih belum muncul. Saya sedang menjalani pertemuan bisnis baru dan mulai merasakan ketakutan yang sama seperti yang saya rasakan terakhir kali. Banyak pertemuan bisnis, penghasilan tidak ada sama sekali.

Tapi kemudian sesuatu terjadi. Perkenalan dibuat oleh rekan di jaringan saya yang tidak saya harapkan, dan prospek dihasilkan. Sebelum saya menyadarinya, saya memiliki banyak klien dan bisnis konsultasi nyata dalam kewirausahaan, kepemimpinan dan tumbuh kembang organisasi. Apakah itu waktu, atau apakah itu taktik baru? Saya memutuskan untuk berbicara dengan konsultan lain untuk melihat apa yang membuat praktik mereka berhasil. Saya  butuh perspektif berbeda untuk lebih mendefinisikan apa yang membuat praktik saya sukses. Lagi pula, tidak ada yang bertahan selamanya.  Tetapi jika Anda dapat memahami mengapa sesuatu berhasil, semoga Anda dapat mengulanginya. Setidaknya semangat yang menyala-nyala tetap menyala.

Pembelajaran berikut ini berasal dari semua industri dan perspektif yang berbeda. Saya mengkajinya dengan seksama, kemudian mengeluarkan saran paling menyentuh dari setiap pengalaman mereka untuk Anda. Mereka semua konsultan.

 

SMP

SMP adalah Pendiri dan CEO sebuah bisnis konsultasi yang telah dia miliki selama enam tahun. Strategi SMP mengembangkan, memperkuat dan mengkomunikasikan tanggung jawab sosial dan inisiatif filantropi. SMP menyebut dirinya “penghubung serial”, dan dengan demikian, bisnisnya sepenuhnya dibangun dari pertanyaan yang masuk ke emailnya. Dia memuji ini untuk jaringannya yang luar biasa. Sebagai seseorang yang mengenal SMP secara pribadi, saya dapat menjamin fakta bahwa SMP telah membantu ratusan orang dalam bisnis mereka. Saya sangat yakin bahwa dukungan telah datang kembali dengan cepat.

Konsultan sering kali dibayar untuk memecahkan masalah yang ada atau memberikan keahlian di bidang yang tidak dimiliki Tim Perusahaan. Saat berbicara dengan klien potensial, SMP menyarankan untuk selalu meminta klien mengidentifikasi masalah terlebih dahulu. Kemudian membuat mereka berbagi indikator kinerja utama apa yang menentukan kesuksesan bagi mereka. Dia juga tidak mengutip biaya untuk proyek tersebut. Dia bertanya kepada mereka berapa anggaran yang menurut mereka adil untuk menyelesaikan masalah ini atau mencapai tujuan ini.

Setiap orang memiliki angka atau rentang dalam pikiran mereka dan ekspektasi hasil yang sesuai dengan harga tersebut. Jika calon klien pelit atau tidak mampu membayar, saya hanya berkata, "Anda tidak akan menerima apa yang Anda harapkan dengan harga itu, tapi saya dengan senang hati merekomendasikan seorang freelancer yang akan lebih sesuai dengan anggaran Anda."

 

LEB

LEB adalah pendiri dan mengelola program pelatihan interaktif untuk individu dan kelompok. LEB membantu mengubah miskomunikasi menjadi keterlibatan di tempat kerja. Dengan enam tahun berbisnis setelah berada di teater selama bertahun-tahun, dia percaya bahwa "intro yang hangat" adalah rahasia untuk mendapatkan klien. Dia menggunakan media sosial sebagai alat yang dia gunakan menjangkau klien di antaranya adalah LinkedIn, Facebook, Google. Memiliki seseorang yang membuat perkenalan yang ramah dan bermakna atas nama Anda adalah perbedaan nyata antara seseorang yang mengabaikan email Anda atau tidak. Ini juga kredibilitas pihak ketiga tentang mengapa orang itu harus terhubung dengan Anda. LEB juga merekomendasikan menggunakan puncak dan lembah konsultasi untuk keuntungan Anda.

Gunakan waktu istirahat Anda dengan bijak. Luangkan waktu untuk memikirkan bisnis Anda dan bagaimana Anda ingin berbicara tentang pekerjaan yang Anda lakukan.

 

TRB

TRB adalah jurnalis gaya hidup, Komentator TV, dan pendiri perusahaan yang memulai bisnisnya sendiri setelah di-PHK. Dia percaya bahwa membentuk komunitas di sekitar apa yang Anda lakukan adalah penting. Dia telah melihat kecenderungan orang-orang di bidang pekerjaan yang sama menjadi lebih kolaboratif dan kurang kompetitif. Faktanya, dia baru saja meluncurkan bisnis dengan pesaing langsungnya. Mereka masing-masing bekerja di pulau yang berbeda di Negara ini, satu di Barat dan satunya di Timur, berbagi sumber daya, dan secara kolektif dapat mengatasi tantangan lanskap media yang berubah. TRB merekomendasikan bertahan untuk apa yang Anda hargai.

Sungguh menyakitkan untuk menolak, tapi aku pasti akan melakukannya. Jika saya merasa klien akan bermasalah, atau karena kacau dan meredup, saya akan segera mengatakan bahwa ini bukan waktu yang tepat, dan mungkin kita bisa kembali bekerja sama di masa mendatang.

 

SAW

SAW menghabiskan 5 tahun di Facebook sebelum memulai konsultasi kontennya. Melalui perannya di Facebook, dia menyadari bahwa merek konsumen perlu berpikir dan berfungsi seperti penerbit digital, dan penerbit digital perlu berpikir dan berfungsi seperti merek. Facebook mengizinkannya untuk menerima klien non-kompetitif, yang memungkinkannya untuk menguji air tanpa risiko.

Semakin banyak yang dapat Anda lakukan dari stabilitas pekerjaan, semakin baik Anda dapat mengatasi masalah tersebut.

Sendiri selama hampir dua tahun, SAW percaya bahwa kekuatan super konsultannya adalah manajemen waktu. Dia memblokir dan menyediakan tiga hari penuh dalam seminggu untuk melakukan pekerjaan itu. Nasihat terbaik yang telah dia berikan berasal dari temannya, seorang direktur editorial dan produser jurnalisme langsung.

Jika Anda seorang konsultan, Anda berada dalam bisnis keahlian. Ini pekerjaan # 1 Anda: untuk tetap menjadi ahli di kategori Anda. Menulis secara konsisten. Membuat ide Anda tertantang adalah cara yang bagus untuk menjaga ide Anda tetap segar.

 

JSG

JSG adalah spesialis komunikasi digital yang membuat strategi editorial untuk merek. Dia telah menjadi konsultan selama tiga tahun dan percaya bahwa salah satu hal terpenting yang dapat Anda lakukan sambil bekerja sendiri adalah menjaga ketajaman keterampilan Anda.

Tanpa program pengembangan profesional terstruktur perusahaan tradisional atau" bos "untuk bimbingan, keterampilan Anda mungkin akan mandek. Saya pendukung besar bimbingan rekan informal dan secara teratur beralih ke teman di ruang ini untuk mempelajari tentang apa yang berhasil dan tidak bekerja pada proyek mereka saat ini.

 

STH

STH adalah Pendiri dan CEO. Diluncurkan menyediakan konsultasi e-niaga strategis untuk peluncuran dan operasi bisnis e-niaga yang sedang berlangsung. STH percaya bahwa chemistry dengan klien adalah kunci sukses. (Tawaran kepada saya menduduki suatu posisi di Perusahaan Besar akhirnya ditolak dengan alasan “chemistry berbeda”). Dan itu sering terjadi.

Anda masuk, dan bahkan jika Anda tahu apa yang Anda lakukan, Anda harus bersikap bahwa setiap hari adalah hari pertama. Ketika saya bertemu dengan klien potensial, saya tidak ingin itu terasa seperti promosi. Saya ingin itu terasa seperti dua profesional berbicara satu sama lain, peer to peer. STH juga melakukan tes lakmus yang menarik untuk klien potensial. Kertas lakmusnya seperti paragraph berikut.

Saya selalu melakukan penelitian tentang bisnis calon klien saya dan membagikan masukan awal saya sebagai cara untuk meningkatkan diri. Jika reaksi mereka terlalu defensif, saya mungkin tidak akan melanjutkan proyek ini. Saya tidak mengharapkan semua orang melakukan semua yang saya sarankan, tetapi perlu ada tingkat keterbukaan.

 

ROV

ROV adalah konsultan seni, memulai bisnis konsultasi tujuh tahun setelah meninggalkan dunia perbankan. Klien pertamanya ada di lingkaran sosialnya. Memang, butuh waktu untuk menghargai nilai layanan yang dia tawarkan kepada kliennya. Tapi begitu dia melakukannya, dan ketika pengetahuannya tentang dunia seni tumbuh, dia mengumpulkan kepercayaan diri untuk mengenakan biaya yang sesuai untuk layanan konsultasi miliknya.

Menagih biaya yang sesuai untuk layanan saya pada akhirnya memberi klien rasa aman bahwa mereka menerima panduan berkualitas tinggi melalui proses tersebut.

 

KAS

KAS menangani penyampaian cerita dan komunikasi B2B. KAS terdampar di pelabuhan konsultan ketika dia diberhentikan dari pekerjaannya enam bulan sebelumnya. Dengan 15 tahun pengalaman di bawah ikat pinggangnya, alih-alih mendapatkan pekerjaan lain, dia memutuskan untuk meluncurkan bisnis konsultasi. Bahkan pada tahap awal pertumbuhannya, KAS percaya bahwa rahasia sukses adalah mengetahui kapan harus mengatakan tidak pada hal-hal yang tidak dapat Anda berikan 150%.

Saat mendapatkan bisnis baru, KAS percaya, harus tidak takut dengan lemparan dingin — dan tidak memiliki ego atau rasa malu.

Selain dari konsultasi 101 — seperti membentuk PT, mendapatkan perjanjian konsultasi yang tepat yang disusun oleh pengacara, menangani pembayaran, dan faktur melalui perangkat lunak, konsensus umumnya adalah bahwa jaringan adalah pekerjaan penuh waktu. Bisnis baru bisa datang dari mana saja, dan hubungan harus dipupuk dan dibagikan.

Konsultasi bisa menjadi pesta atau kelaparan. Jika Anda memulai bisnis konsultasi, Anda harus merasa nyaman secara finansial dengan waktu panjang penantian yang pasti akan terjadi. Konon, terkadang kita terpaksa mencobanya. Keindahan alam semesta yang mengendalikan karier Anda adalah Anda tidak pernah tahu keajaiban apa yang bisa terjadi jika Anda berinvestasi pada diri sendiri. Mengapa tidak mengambil keterampilan yang telah Anda asah dari pengalaman bertahun-tahun dan menggunakannya sebagai kekuatan super Anda sendiri? Bukankah kekuatan super, membuka bisnis sendiri, memberi Anda kebebasan memenuhi panggilan hidup Anda? Silahkan buka usaha konsultansi sesuai latar belakang professional Anda. Kalau butuh mentor atau sekedar teman diskusi, silahkan email ke: eclubcomdev@gmail.com  ini adalah Community Development yang melayani pembangunan di bidang Entrepeneurship, Culture, Leadership, Urban, dan Business. Pelayanan ini tersedia secara gratis atau berbayar. Silahkan sampaikan keinginan Anda untuk mencapai kesepakatan.

 

KECIL TAPI BANYAK

Saya memperhatikan perusahaan kopi. Dia membuat produk yang dikemas dalam sachet, isinya 30 gram harganya 10 ribu rupiah per renteng berisi 10 sachet. Jadi untuk setiap 300 gram kopi bubuk instan, dia menjual seharga Rp10k. Jadi per gramnya Rp 33,33. Di Starbucks kopi 30 gram dijual Rp 75k. Jadi per gramnya Rp2500. Perbandingan 2500:33,33 = 75:1. Artinya Starbucks menjual lebih mahal 75x dibanding perusahaan penghasil kopi instan. Staf saya yang berasal dari Lampung, daerah penghasil kopi marah. Keterlaluan katanya. Kopi kami di Lampung hanya dibeli Rp 10k per kg. Jadi harga per gram di Lampung adalah Rp 10. Starbucks menjual kopi dibanding petani di Lampung sebanyak 250x lipat. Pengusaha seperti Starbucks bilang itu “Nilai Tambah”. Pemerintah bilang harga yang diterima petani kopi di Lampung adalah nilai tukar. Petani kopi bilang dengan marah “keterlaluan”.

Setelah saya amati lebih jauh, mereka bertiga pernah bertemu di acara yang diselenggarakan oleh Orang Kristen. Pemilik Starbucks Indonesia adalah orang Kristen. Pemilik perusahaan penghasil kopi instan orang Kristen. Petani penghasil kopi adalah orang Kristen. Mereka tidak saling mengenal, tetapi saya mengenal mereka. Bahkan pernah minum kopi bersama mereka secara terpisah dan ikut acara secara bersama di tempat duduk yang berbeda. Mereka bertiga menjalankan panggilan hidup mereka, menjalankan bidang produk yang sama. Mereka melayani Tuhan dalam kapasitas mereka. Pemilik Starbucks berkumpul dengan para konglomerat dan pejabat Pemerintah Pusat. Pemilik perusahaan kopi instan berkumpul dengan pengusaha di kelas menengah. Pemilik perkebunan kopi di Lampung adalah seorang Pendeta, bertemu dengan petani kopi lainnya. Ketiganya hamba Tuhan, mereka melayani Tuhan dengan menggunakan uang yang dihasilkan oleh perusahaan mereka. Mereka adalah para pengusaha yang menjadikan bisnis mereka mendukung ladang misi mereka. Ini adalah variasi bisnis menjadi ladang misi. Bukankah di antara ketiga orang (kelompok) seperti ini Anda dapat hadir? Ya Anda harus kreatif mendekatkan mereka ke titik keseimbangan baru. Itu tugas innovator dan seorang kreatif. Mereka adalah para pebisnis.

Para pengusaha pendatang baru atau sudah memasuki pasar akan sepakat mengatakan pasar di Indonesia kecil. Untuk produk yang banyak pesaing, maka pasar, khususnya pembeli untuk produk mereka semakin sedikit. Bahkan sulit menjual produk. Pasar sekarang adalah pasar konsumen, artinya kekuasaan ada di tangan konsumen. Kalau bisnis Anda tidak dapat memuaskan konsumen, jangan berharap mereka kembali kepada Anda. Sedikit kekecawaan cukup menghentikan hubungan dengan Anda. Semakin parah lagi, jika dia berkoar melalui media social tentang kekecewaannya dengan pelayanan bisnis Anda, maka riwayat bisnis Anda mungkin segera berakhir. Ini berbicara dalam keadaan normal tanpa pandemic covid-19. Dengan masa covid-19 ceritanya pasti lebih menyedihkan secara umum. Tetapi ada juga, hanya sedikit, justru semakin tumbuh dan berkembang dengan adanya covid-19. Mereka mengikuti dan masuk ke tren yang mengangkat bisnis mereka. Tapi kebanyakan pengusaha mengalami sebaliknya.

Bagaimana Anda memandang fenomena ini? Maksud saya orang Kristen yang sama-sama berbisnis kopi dan juga pasar di Indonesia yang kecil? Bukankah selalu ada peluang baru ketika Anda menemukan masalah? Itu adalah menjadi peluang bagi Anda untuk melayani, kalau Anda berjiwa entrepreneur.

Ternyata bisnis produk kecil dan harga murah itu menguntungkan. Lihat saja rokok (Ini hanya perbandingan dan pembelajaran, tidak merekomendasikan Anda merokok. Saya tidak merokok). Harga per bungkus Djarum Super Rokok isi 12 batang Rp 16100. Berarti per batangnya diecer di warung dekat rumah Anda sekitar Rp2.000an. Tukang yang lagi kesulitan pekerjaan di Jakarta, bersedia menerima upah harian sebesar Rp 170.000. Jadi tidak terlalu mahal baginya untuk menghabiskan sebungkus per hari. (Secara statistic dia membakar uang hasil keringatnya dan menahan terik panas matahari sebesar 9,47%). Buruh dengan UMP sekitar Rp5 juta per bulan menghabiskan 9,66% dari gajinya untuk rokok. Tapi mereka keberatan dengan iuran BPJS sebesar Rp 42.000 per bulan, yang kurang dari 1% dari penghasilan mereka per bulan.  Mereka demo menuntut BPJS menurunkan tarif iuran, tetapi selalu rajin membakar uang hasil keringat mereka  dan membunuh diri mereka secara perlahan-lahan. (Merokok itu membunuh diri sendiri secara perlahan-lahan).

Akibatnya pemilik perusahaan rokok Djarum menjadi orang paling kaya di Indonesia. Darimana dia mengumpulkan kekayaaannya? Dari buruh dan pekerja harian, dan tentu keluarganya. Ironi bukan? Mereka yang merokok hidup dalam kegelapan, hidup miskin dan susah. Pemilik perusahaan rokok tambah kaya dan menjadi orang paling kaya. Apakah Hartono bersaudara (Pemilik Perusahaan Rokok Djarum merokok? Tidak. Mereka tetap ingin hidup, sedangkan rokok untuk orang yang siap mati.

Jadi bagaimana Anda melayani korban rokok ini? Banyak cara. Berdemo dan mengubah undang-undang tidak akan memberikan dampak positif. Melakukan kampanye media juga tidak membuahkan hasil. Itu sudah banyak dilakukan, hasilnya nihil. Akan lebih baik mengubah mental mereka, mengubah kebiasaan merokok dan menghentikannya. Merokok berhenti diganti dengan kegiatan lain. Mereka masih dalam kegelapan. Jadi yang pertama bawa terang kepada mereka.

Apa itu terang? Terang didefinisikan sebagai kehidupan (Yohanes 1:4). Orang yang memiliki iman, artinya percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhannya pribadi, memiliki hidup kekal. Hidup ini adalah hadiah yang Yesus berikan, yang Dia peroleh dari Allah Bapa ke dalam dunia yang mati ini. Dalam Bibel terang selalu menjadi symbol dari kekudusan, kebaikan, pengetahuan, hikmat kebijaksanaan, anugerah, harapan, dan keselamatan dari Allah. Kontras, berlawanan dengan terang adalah kegelapan. Kegelapan selalu dikaitkan dengan kejahatan, dosa, dan putus asa, tanpa harapan. Orang yang merokok berada dalam kegelapan.

Bukankah mudah bagi Anda memberitahu buruh, supir atau tetangga Anda untuk mengubah cara pandang dan kebiasaan mereka yang merokok? Jangan minta mereka berhenti merokok. Tetapi ciptakan suasana di sekitar rumah atau bisnis Anda yang membuat mereka secara sukarela dan pasti untuk berhenti merokok. Tentu sumber pengetahuan dan keinginan Anda untuk berbicara dengan mereka karena Anda sendiri sadar panggilan hidup Anda. Panggilan umum untuk menjadikan semua bangsa, ya, semua orang menjadi murid Yesus. Panggilan khusus Anda memuridkan mereka yang berada dalam lingkungan Anda. Paling mudah melayani pekerja Anda. Mulailah…melayani Tuhan di lingkungan bisnis Anda. Dengan demikian, secara perlahan Anda telah menjadi bagian dari Kerajaan Surga. Mewujudkan Doa yang diajarkan Tuhan Yesus….datanglah KerajaanMu…jadilah kehendakMu di lingkungan hidup dan bisnnisku seperti di Surga.

Anda butuh Mentor atau Tim untuk membantu membawa terang kepada lingkungan bisnis Anda? Silahkan sampaikan keinginan Anda melalui email: kingdominbible@gmail.com  diskusi mengenai ini gratis.

 

INTEGRITAS ITU DI INDONESIA TERMASUK BARANG LANGKA

Apa itu integritas? Integritas berkaitan dengan kualitas seseorang menjadi orang yang jujur dan memiliki kekuatan dalam melaksanakan prinsip-prinsip moral. Integritas adalah praktik kehidupan menjadi orang jujur dan menunjukkan konsistensi dan ketaatan tanpa kompromi terhadap nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip dan nilai-nilai etis. Integritas berasal dari bahasa Latin integer, yang berarti keseluruhan atau lengkap. Keseluruhan berarti utuh, holistik, menyatu. Satu perbuatan, kata, pikiran, dan kehendak. Apa yang di-iyakan, disepakati, itu yang dilakukan.

Risk & Compliance Portal, per update Agustus 2020, melaporkan bahwa lingkungan bisnis Indonesia menderita korupsi yang meluas. Efisiensi operasi bisnis dibatasi oleh pengadilan yang korup, mempersulit proses penyelesaian perselisihan dan melemahkan perlindungan hak milik. Penyuapan yang ekstensif dalam layanan publik Indonesia menjadi alasan kekhawatiran investor asing. Korupsi di perbatasan dianggap oleh perusahaan sebagai masalah. Pejabat publik sering mengeksploitasi undang-undang yang ambigu untuk memeras pembayaran informal dan suap dari perusahaan dalam proses mendaftarkan bisnis, mengajukan laporan pajak atau mendapatkan izin dan lisensi. Korupsi juga merajalela di sektor sumber daya alam karena lemahnya pengawasan. Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengkriminalisasi tindakan korupsi besar - termasuk penyuapan aktif dan pasif, penyalahgunaan jabatan dan pemerasan - dan KUHP melarang penggelapan dan pemberian hadiah kepada pejabat publik. Undang-undang korupsi ditegakkan dengan buruk dan tidak membahas pembayaran fasilitasi.

Ternyata, sudah lama masalah korupsi ini sudah menjadi budaya bagi bangsa Indonesia. Demi pencitraan dan mendapatkan keuntungan dan manfaat segera, seseorang rela mengorbankan  orang lain bahkan keluarganya sendiri. Ini juga banyak dialami oleh para pengusaha yang didorong oleh iman dan ingin berbuat kasih demi kesejahteraan orang lain.

 

Kasus tanpa integritas 1: Keluarga mengorbankan keluarga

Teman bisnis saya adalah pensiunan kepala kantor wilayah. Sewaktu jayanya dia memiliki uang yang berlimpah. Dia berasal dari pulau yang sama dengan saya. Dia sekarang tinggal di ibukota. Sebagai tanda kasih dan keinginan memajukan keluarga, dia membangun perusahaan. Perusahaan ini dipercayakan kepada saudaranya untuk dikelola. Tetapi apa yang terjadi? Saudaranya senang pamer kekayaan. Dia senang mengikuti pesta dan perkumpulan adat daerahnya. Bertindak lagaknya sinterklas di lingkungan tempat tinggalnya. Tanpa sadar dan tanpa paham, sikap hidup itu terus berlanjut beberapa lama. Tetapi, pada akhirnya dia harus kembali ke kampung halaman menjadi orang miskin lagi. Seiring perjalanan waktu, teman saya memasuki masa pensiun dan ekonomi menjai sulit. Tadinya dia berharap usaha yang dia bangun, kalau sudah berhasil dibesarkan oleh saudaranya akan menjadi tempatnya berkarya di masa pensiunnya.

Tetapi saudaranya sudah mantap dengan gaya hidupnya. Perusahaan itu akhirnya bangkrut, bahkan teman saya harus menanggung beban menyelesaikan utang-utang perusahaan yang timbul akibat ulah saudaranya. Akibat integritas saudaranya tidak ada, didorong oleh belas kasihan dan sayang kepada saudara, akhirnya teman saya menderita di masa tuanya. Hubungan keluarga menjadi rusak. Saudaranya malah menyalahkan teman saya “mengapa suruh orang kampung urusi perusahaanmu”.

 

Kasus tanpa integritas 2: Orang kecil menipu pengusaha kota

Ini masalah umum. Banyak pengusaha yang mengalaminya. Dengan alasan kemanusiaan, membangun kesejahteraan, bantuan, membangun ekonomi, dan istilah lainnya; banyak pengusaha mengumpulkan sumber daya untuk membantu orang lain. Saya termasuk sudah malang melintang mengalami ini, sebagai korban.

Sekelompok orang dari daerah datang untuk menawarkan peluang usaha atau program kemanusiaan ke gereja atau kelompok pengusaha di kota. Mereka sepertinya polos dan jujur. Setelah melalui berbagai proses, tanpa melihat kondisi lapangan mengalirlah uang ke orang tersebut dengan harapan dalam jangka waktu tertentu produk atau kegiatan yang mereka janjikan akan terwujud. Waktu berlalu, ketika saatnya menerima laporan tentang penggunaan uang yang diberikan, tidak seorangpun muncul dari mereka. Telepon sudah tidak aktif. Tidak dapat dihubungi lagi. Pengusaha kota yang mendanai kegiatan sadar: kita ditipu.

 

Kasus tanpa integritas 3: Proyek tuntas tapi tidak ada hasil

Suatu waktu karena sering ditipu oleh orang daerah maka diputuskan untuk memastikan bahwa harus ada orang yang hadir hingga pekerjaan selesai. Proyeknya adalah peternakan ikan air tawar terintegrasi dengan pabrik pembuatan pakan. Skalanya kecil karena berupa start up, tetapi jumlah uang melebihi gaji setahun Manajer perusahaan konglomerat. Lahan disiapkan, kolam dibangun, tempat penjaga dibangun. Pabrik pembuat pakan dibangun, mesin-mesin semua dipasang. Ujicoba pembuatan pakan berjalan sempurna. Bibit ikan dibeli dan ditaburkan ke kolam. Setelah semua pekerjaan lapangan selesai, petugas yang dihadirkan pengusaha kota kembali ke kota. Modal kerja ditinggalkan ke pengelola setempat sesuai perhitungan hingga masa panen.

Sesuai jadwal yang ditetapkan sudah tiba masa panen. Diutus orang dari kota untuk menyaksikan sekaligus ikut panen. Tetapi ketika menjemput di bandara, pengelola setempat mengabarkan bahwa ikan semua sudah lenyap karena terkena banjir. Mesin-mesin pengolah pakan nganggur karena manajer yang ditugaskan meninggalkan tugasnya. Seperti tersambar petir di siang bolong, orang yang diutus berdiri kaku tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan berkatapun tidak. Akhirnya dilanjutkan menuju lokasi usaha. Benar, kolam sudah kering dan mesin-mesin sudah dipenuhi kotoran sampah di pabrik. Semua sia-sia. Mau marah? Mau nuntut? Hanya menambah beban.

 

Kasus tanpa integritas  4: Kemitraan internasional yang ceria menjadi kecewa

Kelompok bisnis suatu Negara tetangga menghubungi kelompok pengusaha nasional. Ditunjuk satu pengusaha untuk menjadi mitranya. Mereka melakukan pembicaraan, kemudian menyepakati bidang usaha dan tempat untuk beroperasi. Ditetapkan untuk mengekspor hasil produk kelautan dari pulau kecil dari wilayah Timur Indonesia.

Perjalanan ke lokasi dimulai. Pemerintah Daerah setempat memfasilitasi. Dilakukan pertemuan dengan beberapa pengusaha lokal, sebagian besar adalah nelayan. Dilanjutkan meninjau lokasi usaha masing-masing. Dilanjutkan dengan pembicaraan teknis. Disepakati jenis, jumlah, harga barang, dan pembiayaan. Pengusaha setempat umumnya tidak memiliki dana, tetapi dengan penuh semangat meyakinkan para mitra bahwa mereka pasti memasok barang sesuai yang disepakati. Karena pertemuan difasilitasi pemerintah daerah setempat, keyakinan para mitra semakin meningkat. Akhirnya, dana mengalir dari Mitra ke pengusaha lokal, disaksikan Pemerintah Daerah.

Sesuai waktu yang ditentukan, barang telah tersedia di tempat. Perusahaan ekspedisi mengatur pengepakan dan pengiriman ekspor. Barang sampai di tempat tujuan di luar negeri. Pembeli akhir puas dengan pengiriman pertama.

Dana yang mengalir ke pengusaha lokal semakin besar sesuai permintaan dan janji mereka. Pengiriman berikutnya, mulai dikomplain oleh pembeli akhir di Negara tujuan. Tetapi secara bisnis masih menguntungkan dan dapat dilanjutkan.

Pengiriman selanjutnya ditunggu. Tetapi barang tak kunjung datang. Dihubungi pengusaha lokal, tidak bisa. Diminta bantuan Pemerintah Daerah, yang menyatakan bahwa pengusaha lokal akan segera mengirim barang. Mereka minta maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan para mitra.

Para mitra masih berharap. Menunggu barang akan segera datang. Tetapi hari lepas hari, barang yang ditunggu tak kunjung datang. Akhirnya dihubungi Pemerintah Daerah. Mereka menyerah dan menyalahkan pengusaha lokal, tetapi tidak memberikan solusi. Setelah sekian lama, kemitraan bubar dan masing-masing pihak menanggung sejumlah kerugian.

Inilah contoh-contoh skala integritas yang ditunjukkan oleh sebagian (besar?) orang Indonesia. Kasus lain tentu masih banyak. Ya mereka memiliki integritas rendah atau sama sekali tidak berintegritas. Ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar orang masih dalam kegelapan. Apakah Anda dapat menerangi mereka?

Kalau Anda tergerak untuk melakukan perbuatan kemanusiaan, khususnya membawa terang ke dalam dunia kegelapan bisnis seperti ini, tetapi membutuhkan cara yang aman dan memiliki kepastian lebih besar, jangan sungkan untuk berdiskusi dengan kami. Silahkan email kami di: eclubcomdev@gmail.com   dengan senang hati kami akan berdiskusi dengan Anda. Mengapa? Karena disinilah panggilan umum dan panggilan khusus hidup kami. Mari kita melayani dunia bisnis sebagai ladang misi kita bersama.