Community Leadership
Institute (CLI) memberi Anda Program
sangat inspiratif-hidup berubah dan kesempatan http://www.pembangunan.net/institut-kepemimpinan-komunitas.php
Sabtu, 18 Februari 2017
Kamis, 16 Februari 2017
DELEGASI CARA ALLAH MEMIMPIN
DELEGASI CARA ALLAH MEMIMPIN
[Author: Pdt. Dr. Jacob Nahuway, MENTOR:
Rev.Dr. Mahli Sembiring, Facilitator: INDOLEADER]
28. Kemudian
Musa memberitahukan kepada Harun segala firman TUHAN yang disuruhkan-Nya kepadanya untuk disampaikan dan segala tanda mujizat yang
diperintahkan-Nya kepadanya untuk dibuat.
Pokok Pemahaman:
- 1. Allah dapat melakukan apa saja. Manusia perlu bantuan Allah dan sesama manusia dalam mewujudkan sesuatu.
- 2. Allah dalam hikmat-Nya mengundang dan memberi kesempatan kepada setiap orang berpartisipasi dalam mewujudkan misi Agung dari Allah dalam menyelamatkan manusia dari dosa, memulihkan hubungan dengan Allah (kristenomi), mengusahakan, memelihara dan merawat bumi beserta segala isinya (trilogy misi).
- 3. Allah memelihara segala ciptaan-Nya dengan mendelegasikan kepada manusia tugas dan kewenangan dengan tujuan ciptaan-Nya ada secara berkelanjutan (kekal) dan memuliakan Allah.
- 4. Dalam mendelegasikan, Allah melengkapi manusia dengan Roh Allah, sehingga manusia mempunyai kemampuan melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Allah.
- 5. Dalam melancarkan pelaksanaan tugas mewujudkan impian yang besar, Allah memberi kewenangan kepada satu orang untuk mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangannya kepada orang lain, sehingga tercipta organisasi dan hirarki.
- 6. Allah dalam Yesus Kristus juga melaksanakan pendelegasian tugas dan kewenangan kepada para Rasul, murid-Nya, dan kepada seluruh umat Kristen di seluruh dunia, melalui pemuridan dan pengutusan.
- 7. Tugas dan kewenangan didelegasikan kepada orang yang: kompeten, berkarakter ilahi, dapat dipercaya, tidak mau menerima suap (the right man on the righ place on the right time).
Delegasi adalah memberi ikatan dari tanggung jawab atau
wewenang kepada orang lain (biasanya dari pimpinan/direksi/manajer kepada
bawahan) untuk melaksanakan kegiatan tertentu, seperti memilih bahan yang tepat
saat memproduksi barang. Ini adalah salah satu konsep inti kepemimpinan manajemen.
Namun, orang yang mendelegasikan pekerjaan tetap bertanggung jawab atas hasil
dari pekerjaan yang didelegasikan. Delegasi memberdayakan bawahan untuk membuat
keputusan, yaitu pergeseran otoritas pengambilan keputusan dari satu tingkat
organisasi kepada satu tingkat lebih rendah dalam organisasi. Delegasi, jika
dilakukan dengan benar, tidak turun tahta, bukan pengambilalihan kekuasaan.
Kebalikan dari delegasi yang efektif adalah micromanagement, di mana seorang
manajer memberikan terlalu banyak masukan, arahan, dan review pekerjaan yang didelegasikan.
Secara umum, delegasi baik dan dapat menghemat uang dan waktu, membantu dalam
membangun keterampilan, dan memotivasi orang. Di sisi lain, delegasi miskin dan
lemah dapat menyebabkan frustrasi dan kebingungan untuk semua pihak yang
terlibat. Beberapa agen atau bawahan tidak mendukung delegasi dan
mempertimbangkan kekuatan pengambilan keputusan yang agak memberatkan.
Dibutuhkan
hikmat, pengetahuan dan seni mendelegasikan supaya produktif.
Dalam mewujudkan trilogy misi (pembangunan, kasih, dan
kerajaan), Allah melakukan-Nya melalui manusia. Allah dapat memimpin sendiri. Manusia
dalam memimpin membutuhkan bantuan Allah dan manusia lainnya. Kita, sesama kita,
dan Allah bersama-sama menentukan karya dan sukses kita. Orang lain membuat
kita mampu melihat lebih jelas dan terang. Orang lain menyokong kita supaya
dapat berada pada posisi yang lebih tinggi. Itulah janji Allah menjadi kepala
bukan ekor, karena kita didukung oleh orang lain berada di atas. Orang lain
memberi apa yang kita perlukan: ilmu, pengetahuan, inspirasi, motivasi,
semangat, barang, uang, alat, makanan, minuman, tempat tinggal, posisi,
organisasi, jabatan, dan seterusnya. Orang
lain hanya akan memberi dukungan dan bantuan, bila kita mampu memimpin.
Memimpin
motivasi mereka, memimpin kesadaran mereka, memimpin keinginan mereka, memimpin
kemampuan mereka, memimpin kesediaan mereka, memimpin keberhasilan mereka,
kemimpin kesetiaan mereka, memimpin pengorbanan mereka, dan seterusnya.
Pendelegasian tugas, artinya Allah tidak bekerja sendiri. Ia
mendelegasikan kuasa, anugerah, kemampuan, talenta, keikutsertaan-Nya sendiri
dalam misi-Nya. Allah sebagai pemimpin ulung, mendelegasikan kuasa dan
hikmat-Nya kepada ciptaan-Nya, sehingga masing-masing dapat berjalan dengan
baik. Allah mengatur sedemikian rupa sehingga segala mahkluk hidup mendapatkan
makanannya, berkembang biak dan memuji-muji-Nya. Musim berganti, waktu silih
berganti dengan teratur dan tepat. Matahari terbit tepat waktu, terbenam tepat
waktu dan tetap pada orbitnya. Matahari, bulan dan bintang dan segala jagat raya
beredar dan tidak saling tabrakan dari masa ke masa.
Manusia adalah mahkota segala ciptaan Allah. Mahkota adalah hiasan
kepala yang menghiasi kepala dengan cara melingkar dipakai oleh raja sebagai
simbol kekuasaan, biasanya terbuat dari atau dihiasi dengan logam mulia dan
perhiasan. Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Manusia memiliki
kemampuan seperti yang Allah miliki, yaitu kemampuan mendelegasikan tugas dan
kewenangan. Delegasi kepada orang-orang yang dipimpin untuk meraih sukses
mewujudkan impian besar yang Allah taruh dalam hatinya supaya menjadi
kenyataan.
Delegasi untuk mendukung kesuksesan. Bekerja seorang diri
adalah hambatan besar untuk meraik sukses dan mewujudkan impian besar menjadi
kenyataan. Sukses tidak berdiri sendiri. Jika mau berhasil mewujudkan impian
yang besar, maka delegasikan tugas dan kewenangan kepada orang lain.
Beberapa hal
penting tentang pendelegasian:
- 1. Pemimpin yang baik menciptakan pemimpin yang lain.
- 2. Pilih calon yang terbaik untuk ditahbiskan atau dilantik.
- 3. Pilih orang yang dapat dipercaya (trusted, loyal).
- 4. Pilih orang yang memiliki semangat tinggi terhadap pekerjaan (passion, pengabdian).
- 5. Pilih orang yang mampu memotivasi orang lain.
- 6. Pilih orang yang mampu menghargai rekan sekerja.
- 7. Pilih orang yang peka terhadap orang lain.
- 8. Pilih orang yang menguasai pengetahuan dan keterampilan teknis. (dapat mengerjakan pekerjaan, dapat menyelesaikan permasalahan, dapat mengatasi hambatan dengan nyata, hindari orang yang hanya ngomong - omong doing tanpa aksi atau hindari doa tanpa bekerja).
- 9. Pilih orang yang mau dan mampu bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan apa yang didelegasikan kepadanya.
Tuhan Yesus Kristus melaksanakan, mengajarkan dan
memerintahkan pendelegasian. Yesus mengajarkan perumpamaan tentang talenta. Yesus
mendelegasikan tugas dan kewenangan kepada para murid-Nya untuk memberitakan
Injil kabar baik, menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, menjadikan
segala bangsa murid-Nya.
Matius 28
18. Yesus
mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di
sorga dan di bumi.
19. Karena
itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20. dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Yang berminat menguasai lebih lanjut / mentor
/ pendampingan / nara sumber /pembicara / pengkhotbah silahkan sampaikan
melalui email: lemsakti@gmail.com atau Isi Formulir Kontak di kolom sebelah
kanan.
Senin, 13 Februari 2017
JUS PELANGSING - Pulo Gadung | Tokopedia
JUS PELANGSING - Pulo Gadung | Tokopedia: Belanja online aman dan nyaman dari JUS PELANGSING - MEMBENTUK TUBUH SEHAT PRIMA IDEAL PROPORSIONAL
Rabu, 08 Februari 2017
ALLAH MEMIMPIN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN
ALLAH MEMIMPIN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN
[Author: Pdt. Dr. Jacob Nahuway, MENTOR: Rev.
Dr. Mahli Sembiring, Facilitator: INDOLEADER]
10. Itulah
sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita
kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.
Pokok Pembahasan:
1.
Setiap orang percaya, memiliki tujuan kehidupan
yang ditetapkan oleh Allah.
2.
Bagi orang Kristen, tujuan hidupnya adala
Kristus. Yaitu meninggikan Yesus Kristus, menjadi serupa dengan Yesus Kristus,
manusia Allah.
3.
Yesus Kristus ditinggikan di antara para:
penghuni sorga, penghuni bumi laut dan segala isinya, pembesar pemerintah dan
segala yang bernafas.
4.
Tujuan kehidupan yang tinggi membuat manusia:
hidup lebih gampang dan nikmat, dan hidup menjadi lebih berarti/bermakna.
5.
Mewujudkan tujuan dimulai dengan perencanaan.
Banyak orang menjalani kehidupan tanpa tujuan. Untuk mengetahui tujuan
hidup kita, kita mulai dengan pertanyaan: “Mengapa saya hidup?”. “Untuk apa
saya hidup?”. Hati-hati dengan paham materialism
dan hedonisme: manusia hidup bukan untuk memiliki dan memamerkan mobil mewah,
jet pribadi, rumah besar, lingkungan super elit, bebas banjir, keamanan 24 jam,
broad band generasi ketujuh, listrik tidak pernah padam, saluran televisi 3000
channel, kolam renang jumbo, spa, fitness, mall, full party, club siang malam, dll.
Manusia hidup bukan hanya untuk memenuhi segala macam kebutuhan lahiriah yang
berhenti di liang kubur. Jika tujuan hidup hanya sebatas materi, atau terkenal
seperti selebriti, maka manusia seperti itu sesungguhnya adalah orang-orang
paling malang dari segala manusia. Mengapa? Karena kehidupan tidak berakhir
hanya di dalam tubuh jasmani yang fana
ini. Manusia terdiri dari roh, jiwa, dan tubuh. Tanpa roh, manusia jiwa dan
tubuh hanya jadi zombie, mayat hidup. Yang
membuat manusia itu manusia hidup adalah
roh. Jadi, tujuan utama harus didasarkan kepada kepentingan roh, bukan daging,
bukan tubuh.
Bagi orang Kristen, Alkitab jelas mencatat bahwa tujuan hidup setiap
orang percaya adalah Yesus Kristus. Segala sesuatu diciptakan untuk Yesus. Baik
di sorga, di bumi, maupun di luar keduanya. Baik yang kelihatan maupun tidak. Berdasarkan
Alkitab (Bible), Allah menciptakan segala sesuatu untuk Yesus Kristus.
Manusia diciptkan, ditebus dari dosanya, dan dipelihara hidupnya untuk
Yesus Kristus. Tujuan hidup orang percaya hanya menghubungkan dan menyesuaikan
apapun yang ada di hati, pikiran, dan perbuatan dengan Yesus. Alkitab memiliki tema sentral adala Yesus
Kristus. Bagi orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus, tidak akan
memahami Alkitab (Bible). Tanpa mengenal Yesus Kristus membaca Alkitab adalah
suatu kebodohan. Alkitab berisi Allah
dan segala rancangan-Nya. Berisi Yesus Kristus sebagai kunci menafsirkan
memahmi Alkitab. Di sana dijelaskan penggenapan/perwujudan nubuat para nabi
zaman dahulu kala.
Alkitab (Bible) adalah Firman Allah berisi kehendak, kemauan,
rancangan, buah pikiran, dan tujuan Allah. Alkitab ditulis untuk menyelidiki
dan menemukan Yesus Kristus, karena setiap orang yang menemukan Yesus Kristus,
menemukan keselamatan dari hukuman kekal akibat dosa. Yesus adalah jalan, dan
kebenaran, dan hidup.
Bagi orang Kristen, Yesus Kristus menjadi begitu sangat penting, karena
menjadi tujuan hidup. Hidup diisi dengan perbuatan meninggikan dan membesarkan
serta memashurkan Yesus Kristus. Dengan meninggikan Yesus, orang percaya
menyadari tujuan yang baik dalam hidup, segala apapun yang terjadi dalam
kehidupan bertujuan untuk kebikan, menjadikan Yesus Kristus teladan dalam
kehidupan, menjadikan Yesus Kristus tujuan tunggal dalam kehidupan, tidak ada
yang dapat menandingi kepentingan Yesus Kristus seperti kekayaan kehormatan
kemuliaan diri sendiri, hidup adalah proses menjadi serupa dengan Yesus, Yesus
Kristus menjadi Tuhan untuk menuntun kehidupan.
Jika kita hidup sesuai tujuan yang ditetapkan oleh Allah bagi kita,
maka kita dapat meraih rancangan Allah, menjadi kepala bukan ekor, rancangan
damai sejahtera. Impian besar yang kita sampaikan kepada Allah dalam pikiran, doa,
ucapan syukur, atau yang diberikan Allah kepada kita menjadi lebih gampang
untuk diwujudkan. Allah mampu melakukan apa saja bagi kita,
dengan syarat dan ketentuan, kita berjalan sesuai dengan tujuan dan rancangan Allah
bagi kita.
Orang yang tidak mempunyai tujuan hidup cenderung untuk bekerja keras,
tetapi hasil yang diperoleh sedikit. Pengalaman seperti itu membuat hidup penuh
tekanan, stress, beban berat, lelah, penuh perselisihan dan pertengkaran. Tidak
bisa kita melaksanakan segala sesuatu. Yang harus kita lakukan adalah apa yang
Allah targetkan sebagai tujuan hidup yang tinggi.
Tanpa tujuan yang jelas, kita tidak mungkin fokus pad apapun yang kita
kerjakan. Tanpa tujuan yang jelas, maka dengan mudahnya kita dan gampang kita
merubah haluan, mengganti pekerjaan, mengabaikan hubungan dengan sesama, pindah
gereja. Walaupun secara rohani kita dipuaskan ketika pindah gereja, tetapi itu
menandakan tidak jelasnya tujuan hidup kita. Itu adalah ketidakpastian apa yang
telah kita jalani selama ini. Dengan mudahnya kita beralih jalur selalu
didasari harapan, setiap perubahan yang kita ambil akan menjadi jawaban atau
terwujudnya kebutuhan kita sekaligus mengisi hati kita yang terasa kosong. Tetapi
itu tidak terbukti. Kita kecewa lagi. Di tempat baru, kita tidak menemukan apa
yang kita cari. Di sana dia tidak ada. Ternyata, masalahnya tidak teletak pada
langkah perubahan yang kita ambil. Masalahnya adalah pada tujuan kehidupan yang
mendasari perbuatan kita. Kita tidak fokus (karena tidak tahu atau mengabaikan)
pada tujuan kehidupan yang seharusnya membantu kita mengerjakan apa yang
seharusnya kita selesaikan.
Memahami tujuan hidup akan mempersiapkan kita untuk kekekalan. Hidup ada
dua: fana dan kekal. Sementara dan selama-lamanya. Hidup di dunia ini fana,
hidup di sorga atau bumi baru yang berasal dari sorga itu kekal abadi. Segala kehebatan,
kekayaan, harta benda, property, yang kita raih di dunia ini akan dilupakan
orang dan hilang tanpa bekas. Jika kita berjuang dan bekerja keras hidup
sehari-hari untuk hal-hal duniawi yang
berhenti di lobang kubur, maka itu hanya tujuan hidup yang sementara.
Hidup yang benar, adalah hidup bijak dan mempergunakan segala waktu dan
fasilitas yang ada untuk kehidupan kekal. Hidup kekal adalah suatu anugerah
besar dari Allah. Allah menginginkan dan menuntun setiap orang untuk hidup
bersama-sama dengan Dia dalam kekekalan. Bagaimana caranya?
Dengan memuliakan, mengagungkan, meninggikan dan membesarkan Nama Tuhan
Yesus Kristus. Itulah tugas utama segala mahkluk yang ada di sorga, dan itulah
yang diminta dan diharapkan Allah dari makhluk yang ada di muka bumi ini, dan segala ciptaan Allah melakukan tugas yang
sama. Mengapa?
Karena itu kerinduan Allah. Itu kerinduan Tuhan Yesus Kristus sendiri. Itu
kerinduan dari Roh Kudus. Allah Tritunggal memiliki kerinduan yang sama. Kerinduan
adalah kebutuhan dan keinginan yang paling dalam dan mendasar. Jika Allah Tritunggal mempunyai tujuan hidup
bagi setiap orang, maka menjadi aneh dan memberontak jika kita ingin sukses dan
menyaksikan impian besar menjadi kenyataan tanpa menyesuaikan tujuan hidup kita
dengan Rencana Allah. Buktinya banyak,
hidup orang kaya, orang besar, orang terkenal, pengusaha, pejabat, raja,
pemimpin, selebriti… hidupnya akhirnya menjadi kesia-siaan, bahkan dihinakan
orang, dicibirkan. Mereka melaju tanpa arah yang jelas, akhirnya menabrak,
mati, dan hancur berkeping-keping.
Dalam rancangan Allah, Allah sendiri yang membuat kita sukses dan
mewujudkan impian besar yang kita miliki menjadi kenyataan. Allah memiliki
segala sesuatu dan mampu melakukan segala perkara. Karena itu, bersama Allah,
untuk sukses bukanlah perkara yang susah, tetapi adalah persoalan mudah dan
gampang. Yang dibutuhkan dari kita adalah menyesuaikan visi kita dengan visi
Allah. Tujuan hidup kita harus berdasarkan kepada apa yang Allah rencanakan
bagi kita. Allah sendiri yang menginginkan dan mendambakan kita supaya sukses. Sukses
adalah meneruksan pretasi yang telah kita capai, menjadi anak yang berkenan
kepada Allah, kemudian menyelesaikan rencana dan tujuan yang Allah tetapkan
bagi kita.
Rencana Allah menjadi rencana hidup kita. Perjuangan hidup, mengerjakan
tujuan kehidupan, itu seperti berperang. Setiap peperangan memerlukan
perencanaan. Banyak kekalahan kita alami dalam peperangan kehidupan ini,
peperangan rohani, peperangan mendaptkan pekerjaan sesuai idaman, peperangan
menjual barang, peperangan mengembangkan usaha, peperangan mendapatkan kursi
parlemen, peperangan mendapatkan kursi pemerintahan, dan seterusnya… karena
kita hidup tanpa perencanaan. Banyak hal
kita lakukan dengan mendadak. Dadakan membuat kita pusing tujuh keliling, panik,
dan mendapat tekanan jiwa yang keras. Kita
harus memiliki rencana besar, rencana jangka panjang, rencana jangka menengah,
dan rencana jangka pendek. Kita harus memiliki rencana harian. Mulai yang
sederhana: bangun jam berapa, makan jam berapa. Apakah yang harus kita kerjakan
pada hari ini? Apakah yang harus kita kerjakan pada hari esok? Apakah yang
harus saya kerjakan setiap hari mulai dari Senin sampai dengan Minggu? Dari harian
kita membuat rencana mingguan, bulanan, tahunan, lima tahunan, dan seterusnya.
Rencana itu membantu kita fokus mengerjakan apa yang harus kita
kerjakan. rencana itu membatasi diri kita keluar jalur yang sudah ditentukan
bagi kita. Rencana itu menjadi pagar bagi kita untuk dilindungi dari godaan
yang datang saat kita menghadapi kerasnya kehidupan dalam menyelesaikan tugas
kita. Rencana itu menjadi peta, penuntun, mengarahkan ke target, memaksa kita fokus,
memberi arah, mengatur langkah kita. Antara waktu dan tugas, bersatu dalam
rencana. Rencana membantu kita memikirkan kehidupan yang lebih baik dan
menghindari sikap menunggu apa yang akan terjadi.
Harus disadari bahwa tidak semua rencana kita akan terjadi. Tidak semua
yang kita rencanakan akan berhasil. Segala keputusan akhir ada di tangan Tuhan.
Walaupun begitu, rencana tetap sangat penting bagi kita. Kita tetap melakukan
apa yang sudah kita rencanakan, apa yang ada dalam pikiran dan hati kita. Dengan
rencana, kita menetapkan langkah yang terbaik untuk meraih tujuan dan tetap fokus.
Keinginan yang tidak dituangkan ke dalam rencana aksi adalah mimpi yang mati. Rencana
membantu kita membayangkan apa yang akan
terjadi. Dengan rencana, yang kita perbaiki terus menerus, maka segala sesuatu
dapat kita tempatkan pada tempatnya pada waktunya masing-masing, sehingga
peristiwa yang satu dengan yang lain saling membantu mencapai tujuan.
Memiliki suatu perencanaan artinya kita telah mengambil keputusan untuk
melaksanakan apa yang ada dalam mimpi menjadi kenyataan. Perlu diingat,
perencanaan itu hanyalah alat, setiap alat dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan. Ketika butuh
kita pakai, ketika tidak butuh, kita simpan. Alat jangan sampai menghambat dan
merepotkan kita. Gunanya alat untuk mempermudah memperlancar urusan kita.
LUKAS 14
28. Sebab siapakah di
antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat
anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
29. Supaya jikalau ia sudah
meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang
yang melihatnya, mengejek dia,
30. sambil berkata: Orang
itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
Yang berminat menguasai lebih lanjut / mentor
/ pendampingan / nara sumber /pembicara / pengkhotbah / sekolah / berbisnis /
membeli silahkan sampaikan melalui email: lemsakti@gmail.com atau Isi Formulir Kontak di kolom
sebelah kanan atau klik dan isi contact us di http://www.lemsakti.com/contact-us.php . Pelayanan online kami silahkan
kunjungi: http://www.lemsakti.com http://www.pembangunan.net/ http://www.konstruksimart.com http://www.semfarm.biz/ http://www.herbalmami.com/ https://www.muki-online.com
SEM FARM - Pulo Gadung | Tokopedia
SEM FARM - Pulo Gadung | Tokopedia: Belanja online aman dan nyaman dari SEM FARM - produk farming ut sehat prima ideal proporsional
Rabu, 01 Februari 2017
ALLAH MEMIMPIN KITA MEWUJUDKAN IMPIAN MELALUI JALAN KEHIDUPAN
ALLAH MEMIMPIN KITA MEWUJUDKAN IMPIAN MELALUI JALAN
KEHIDUPAN
[Author: Pdt. Dr. Jacob Nahuway, MENTOR:
Rev.Dr. Mahli Sembiring, Facilitator: INDOLEADER]
Yohanes 14:6 … Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku…
Pokok Pemahaman:
- 1. Apapun yang Allah lakukan, Dia melakukannya di dalam dan melalui Yesus Kristus.
- 2. Apapun yang dilakukan oleh Yesus Kristus adalah atas perintah Allah, di dalam kuasa dan kewenangan Allah, untuk menyenangkan Allah.
- 3. Yesus Kristus dan Allah adalah satu, membuat Dia menjadi jalan bagi kita untuk bertemu Allah. Bertemu Allah membuat kita mengetahui dengan pasti untuk apa kita hidup. Apa misi Allah untuk kita tuntaskan dalam kehidupan kita.
- 4. Yesus menjadi jalan bagi kita (manusia) karena Yesus adalah manusia. Allah menjelma menjadi manusia di dalam manusia Yesus.
- 5. Yesus Kristus menjadi jalan kehidupan kita dengan cara membantu kita: berjalan dalam hidup baru, berjalan dengan iman, berjalan sesuai panggilan hidup kita, hidup seperti Yesus Kristus hidup.
Apakah jalan kehidupan? Dalam ajaran lisan dan tertulis yang
telah berabad-abad, dinyatakan bahwa … Yesus adalah jalan kehidupan…
Menurut Bible/Alkitab dan ajaran turun temurun Orang
Kristen, Allah telah menjelma dalam diri Yesus Kristus. Itulah alasannya
mengapa Dia menjadi jalan, karena Dia sendiri adalah Allah. Jalan ke Allah yang
paling tahu, dan paling benar adalah Allah sendiri. Yesus mengakui sendiri
bahwa Dia dan Allah adalah satu. Apa yang Yesus katakana berasal dari Allah.
Apa yang Yesus kerjakan diperintahkan oleh Allah. Apa yang dikerjakan oleh
Allah, Allah kerjakan melalui Yesus Kristus. Segala sesuatu termasuk Kuasa
telah diserahkan oleh Allah kepada Yesus Kristus. Itulah mengapa disebut apa
yang diperbuat oleh Yesus Kristus adalah diperbuat oleh Allah.
Allah melakukan dan menyelesaikan pekerjaan-Nya melalui
Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah tangan Allah, kaki Allah, mata Allah,
telinga Allah, Yesus adalah Allah. Belas kasihan yang Yesus nyatakan kepada
siapapun adalah belas kasihan Allah.
Kekuasaan dan kewenangan Allah diberikan kepada Yesus
Kristus karena Dia rela berkorban, Dia setia, Dia menjadi manusiadan taatsampai
mati di kayu salib. Kalau Tuhan Yesus hanya manusia,dan bukan Allah sendiri,
mengapa kita harus sembah Dia? Kalau manusia, dia tidak akan lebih dari seorang
nabi, seorang ahli Taurat, seorang alim ulama. Seorang yang hidup tanpa dosa.
Jika hanya sebagai manusia, maka dia tidak berguna apa-apa bagi kita. Dia tidak
dapat menjadi jalan bagi kita. Paling dia menjadi penunjuk jalan.
Kita menemukan jalan yang benar, karena kita telah
dibersihkan dari kekotoran kita, kebutaan kita, kebodohan kita, kelemahan kita,
dosa-dosa kita: kematian Yesus membuka jalan bagi kita, kebangkitan Yesus dari
kematian membuka jalan bagi kita, kematian dan kebangkitan-Nya membuka jalan
bagi pengampunan dosa kita, hidup damai sejahtera, dan hidup dalam kemenangan
atas iblis.
Tanpa kematian Yesus Kristus di kayu salib, manusia tidak
menemukan dan tidak dapat menerima pengampunan dan penyucian atas dosa-dosanya.
Darah Yesus yang tercurah memberi jalan pengampunan. Dengan darah Yesus yang
tercurah ada pengampunan, ada pendamaian, ada pembenaran, ada penebusan, ada
pengudusan, hubungan kita dipulihkan untuk selalu dekat dengan Allah.
Untuk sukses mewujudkan impian, seperti Allah sukses
mewujudkan impian-Nya membangun hubungan dengan manusia, maka kita juga
diharuskan memenuhi syarat dan ketentuan. Kita harus percaya dan menjadikan
Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat pribadi, harus mati bagi dosa-dosa kita,
menjalani kehidupanbaru bersama Yesus setiap saat. Jika kita melanggar
ketentuan ini, melakukan dosa lagi, hidup dalam dosa lagi setelah kita ditebus,
setelah kita dibebaskan dengan cara dibeli dengan pembayaran oleh Darah Yesus,
maka segala jalan kita tertutup. Jangan percaya kepada ajaran yang mengatakan
sekali selamat tetap selamat. Itu omong kosong. Yang benar adalah Kita selamat
ketika sudah diselamatkan dan kita tetap mempertahankan keselamatan kita. Kita
harus tetap mengerjakan (menjaga, merawat, memelihara) keselamatan kita. Kalau
tidak, kita masuk lagi ke lembah kekelaman dan kehancuran.
Mengapa kalau sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus,
kemudian kita jatuh ke dalam dosa tertutup jalan bagi kita? Karena dosa-dosa
kita membuat telinga Allah menjadi tuli. Tangan Allah dihambat oleh dosa-dosa
kita sehingga tidak dapat berbuat untuk sukses kita. Dosa kita menutup jalan
Allah. Kalau dosa menutup jalan Allah, itu sama saja dengan menutup jalan bagi
Yesus Kristus.
Kita menjalani kehidupan yang baru artinya kehidupan kita
tidak lagi dikuasai oleh kehidupan daging semata, duniawi, yang maunya
senang-senag secara kedagingan. Kedagingan artinya yang dirasakan oleh daging,
yang dilihat oleh mata, yang didengar oleh telinga, yang dikecap oleh lidah. Kehidupan
yang dituntun oleh keinginan daging membuat manusia terjerumus dan terbenam
dalam lumpur percabulan, pornograpi, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala
(melupakan Alla), perseteruan/konflik/sengketa/berkelahi/berantam/perang,
percideraan/aniaya/kasar/kekerasan/memaksakan kehendak, roh
pemecah/perceraian/pemisahan, kedengkian/iri/sirik/cemburu buta, kemabukan/teller/fly/nyabu/minuman
keras/narkoba, pesta pora/senang-senang/malas/ngerumpi/gossip/hoax, dan segala
perbuatan kejahatan lainnya seperti: mencuri/merampok/membajak/menjiplak/menyontek/menyelundup/korupsi/garong/jambret,
dll. Semua keinginan daging, duniawi,perbuatannya jelas dimurkai/dimarahi oleh Allah.
Semuanya menghambat kita meraih sukses.
Kehidupan baru artiya hidup dalam roh, dipimpin dan dikuasai
oleh Roh Kudus. Hidup Baru dituntun dan
dipenuhi Roh Kudus sehingga menghasilkan Buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, lembut hati, dan penguasaan diri. Semua
hukum yang berlaku bagi manusia mendukung perbuatan dan buah Roh Kudus. Berbuah
Roh Kudus menandakan Allah sudah membuka jalan bagi kita untuk meraih sukses
mewujudkan impian besar yang Allah taruh dalam hati kita.
Manusia baru hidup berdasarkan iman. Dengan iman kita
menyenangkan Allah. Dengan iman Allah membuka jalan kita. Iman menjadikan yang
tidak ada menjadi ada. Iman menciptakan yang tidak mungkin menjadi mungkin. Iman
menciptakan mujizat dalam kehidupan orang yang berkenan kepada Allah. Iman memberikan
kewenangan kepada Allah untuk bertindak. Iman menerima sepenuhnya dengan
percaya apa yang dijanjikan Allah. Iman tidak mempertanyakan kebenaran Allah
dan janji-Nya. Dengan iman kita mengalahkan dunia.
Musuh iman adalah keraguan, kuatir, putus asa, bimbang,
meragukan Allah, bingung, dst. Iman memandang dengan hati, tidak bergantung
pada pancaindra. Jika kita menjalani kehidupan dengan pancaindra, maka hidup
kita penuh dengan ketakutan. Kita menerima berita-berita dari media
konvensional dan elektronik semua membuat kita takut, marah, putus asa, stress.
Kita nonton tv: di sana ada demo, anarkis, bom, terror, bencana alam, pejabat
ditangkap kpk, koruptor, ulama yang aneh. Pancaindra kita dirusak setiap saat
oleh informasi di sekitar lingkungan kehidupan kita. Roh kita disiksa bila kita
mengandalkan pancaindra. Logika kita tumpul, pengetahuan kita terbatas, ilmu
tidak dapat menjawab semua pertanyaan kita. Banyak hal yang tidak kita mengerti
ketika mengandalkan pancaindra, termasuk tumpukan pengalaman dan pengetahuan
kita. Tidak pernah cukup.
Hidup baru menawarkan jalan hidup dalam roh. Hidup dalam roh
mengandalkan iman. Iman mengetahui bahwa kita membutuhkan Allah untuk
menyelesaikan permasalahan kita. Iman tahu bahwa Allah sanggup menolong kita. Iman
kita tahu bahwa hanya permintaan dan peristiwa yang memuliakan Allah yang Allah wujudkan dalam hidup kita. Kita tahu,
kita sangat terbatas, sehingga membutuhkan bantuan dari luar diri kita. Kita tahu,
bahwa sumber bantuan yang paling berkuasa dan paling mampu menolong kita di muka
bumi ini hanyalah Allah. Jadi, kita tahu, tahu, tahu …itulah iman.
Iman membantu kita memahami bahwa setiap orang percaya
(artinya beriman, memiliki iman, hidup berdasarkan iman) mendapat panggilan
dari Allah untuk menyelesaikan suatu misi tertentu. Hidup kita hanya akan
berarti, sukacita, melebihi bahagia,
bila hidup kita untuk menunaikan misi tersebut. Hidup kita harus sesuai dengan
misi panggilan kita. Kegagalan hidup seseorang terjadi karena dia hidup
mengerjakan hal yang berbeda dengan misi Allah terhadap dirinya. Dia gagal
karena tidak melakukan pekerjaan untuk menunaikan misinya. Melakukan sesuatu
yang berbeda dengan misi hidup kita membuat kita tidak bisa fokus, tidak dapat
konsentrasi. Kita tidak dapat memaksimalkan bakat (kemampuan sejak lahir),
talenta (sumber daya yang tersedia sejak lahir), kompetensi (kecakapan dan
kemampuan yang kita kembangkan) kita. Kita akan terobang ambing ke sana kemari,
terlempar ke sana kemari, berputar-putar menghabiskan waktu, memboroskan umur
kita.
Kesanggupan setiap orang berbeda. Setiap orang dipanggil
Allah dengan panggilan yang berbeda. Setiap orang unik. Kita harus berjalan
sesuai dengan keunikan kita masing-masing. Dalam setiap keunikan pasti ada persamaan umum untuk mempersatukan sekelompok
orang untuk kecakapan tertentu. Itulah mengapa tersedia banyak profesi, vokasi,
jabatan, kegiatan, dst. Jika Allah memanggil kita untuk menunaikan suatu tugas
memenuhi misi kita, otomatis Allah memberikan kemampuan dan kecakapan kepada
kita untuk melaksanakan tugas menunaikan misi tersebut. Allah pasti
memperlengkapi kita. Salah satu modal dasar (talenta) yang disediakan oleh
Allah bagi kita adalah semangat, kehidupan itu sendiri. Semangat ditandai
dengan kesukaan dan kenikmatan yang melahirkan passion (pengabdian). Bila kita
bekerja tanpa passion, maka hasilnya tidak akan maksimal. Passion adalah
anugerah Allah kepada seseorang untuk menunaikan melaksanakan pekerjaannya.
Untuk memampukan kita berkarya mewujudkan impian besar kita
maka kita harus tertarik kepada apa yang kita kerjakan. Kita tertarik melihat
hasil kerja kita. Salah satu tanda Anda tertarik dengan pekerjaan Anda adalah
Anda mudah tersenyum ketika membicarakan pekerjaan Anda. Dengan senyum
menandakan ketertarikan menandakan semangat menandakan panggilan Allah pada
diri Anda. Panggilan Allah membuat orang mampu mengutarakan cita-cita hidupnya.
Cita-cita hidup yang sepadan dengan panggilan Allah memampukan orang menjadi tokoh
besar dalam bidangnya dan tokoh kemanusiaan, untuk ditiru, menginspirasi, untuk
dinikmati oleh orang lain karyanya. Yesus Kristus memberikan teladan, contoh, inpirasi,
semangat, kecakapan, jalan kehidupan untuk mewujudkan panggilan kita.
Setiap orang yang mengaku berada dalam Yesus Kristus wajib
hidup seperti Yesus Kristus. Jika kita ingin Yesus Kristus menjadi jalan (jalur,
saluran yang dilewati) dalam kehidupan kita, maka kita wajib hidup seperti
Yesus. Untuk mampu hidup seperti Yesus, maka kita harus berada di dalam Dia. Artinya,
memiliki persekutuan, hubungan yang akrab, yang intim dengan Dia. Kita di dalam
Dia, dan Dia di dalam kita. Hidup di dalam Dia kita harus hidup di dala roh,
dipimpin oleh Roh Kudus. Kita harus hidup dalam terang (kebenaran) dan keluar
dari/meninggalkan gelap (dosa, kejahatan). Terang tidak mungkin bersatu dengan
gelap. Dimana ada terang, disitu kegelapan menghilang. Hidup di dalam Yesus
berarti hidup dalam kebenaran yang dipimpin oleh Roh Kudus. Terang hanya
berbuahkan dan melaksanakan kebaikan, keadilan, kebenaran. Terang hanya dapat
melakukan dan mengerjakan segala hal yang menyenangkan Allah. Hidup yang kita
jalani di dalam Allah adalah kehidupan yang bertumbuh di dalam kekudusan. Kudus
artinya hanya untuk Allah. Kekudusan dimulai
dan tetap dipelihara di dalam hati. (ingat: hati adalah perpaduan antara roh
dan jiwa). Hidup kudus artinya hidup tidak bercela dan tidak bernoda di hadapan
Allah. Yesus Kristus adalah Kudus, dalam dia kita mendapatkan diri kita ‘dikuduskan’,
dikhususkan untuk menyenangkan Allah.
10. Karena
kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan
baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di
dalamnya.
Yang berminat menguasai lebih lanjut / mentor
/ pendampingan / nara sumber /pembicara / pengkhotbah silahkan sampaikan
melalui email: lemsakti@gmail.com atau Isi Formulir Kontak di kolom sebelah
kanan.
Langganan:
Postingan (Atom)