Senin, 24 April 2017

SIAP MENGHADAPI APAPUN YANG TERJADI

SIAP MENGHADAPI APAPUN YANG TERJADI
Author: Pdt. Dr. Jacob Nahuway
Innovator/Mentor: Rev.Dr. Mahli Sembiring

15. Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,

Pokok pemahaman
1.      Apapun dapat terjadi di luar dugaan kita.
2.      Milikilah jiwa yang dewasa: selalu siap menghadapi apapun yang terjadi di luar dugaan.
3.      Ambil pelajaran, inspirasi dan kekuatan dari kisah-kisah para tokoh yang mengalami hal-hal di luar dugaan yang mengantarkan mereka ke pencapaian tujuan hidupnya seperti: Nuh, Abraham, Yusuf, Daud, Ayub, Paulus.
4.      Agar kita dapat menerima sesuatu yang terjadi di luar dugaan: kita menyadari bahwa kita bukan pemilik tetapi pemakai.
5.      Kita akan siap menghadapi setiap masalah yang datang di luar dugaan, jika kita tidak takut terhadap masalah itu sendiri.

Ciri orang yang bijaksana adalah selalu siap menghadapi kegelapan yang terjadi di luar dugaan. Karena sesungguhnya, kita tidak tahu jalan hidup kita. Kita juga tidak berkuasa sepenuhnya menentukan jalan hidup kita. Melihat segala sesuatu berubah dalam lingkungan dan kehidupan kita, telah memberi pelajaran bahwa kita harus siap menghadapi apa saja yang terjadi.

Tidak ada siang terus menerus, karena selalu diganti dengan malam, dan sebaliknya. Setiap perubahan di bumi sudah ditentukan masanya. Karena itu, segala program yang kita susun untuk sukses, haruslah disusun berdasarkan rumusan yang dietapkan oleh Allah. Jika tidak, kita akan kehilangan arah dalam meraih sukses dan mewujudkan impian besar kita menjadi kenyataan.

Semua orang yang berhasil pada masa lalu dan masa ini, dan juga masa yang akan dataang, telah mengalami banyak kegagalan sampai bahkan pernah patah semangat. Ketika itu terjadi, maka kembalilah untuk dikuatkan oleh Firman Tuhan:
11. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Rahasia supaya tetap semangat dan tekun mengerjakan bagian kita menuju sukses: selalu siap menghadapi kegelapan yang terjadi di luar dugaan. Siap artinya bersedia mengganti atau mengubah apa yang kita anggap terbaik saat ini dengan hal-hal yang tersedia yang dapat kita jalankan. Yang penting kita terus melangsungkan kegiatan kita. Mungkin berganti tempat, lokasi, peralatan, para pekerja, para mitra, pekerjaan, usaha, atau apa saja, tetapi kita terus dengan tekun mengerjakannya. Memang, untuk menggapai sukses, kita harus siap menghadapi hal-hal yang dapat terjadi di luar dugaan, di luar perencanaan, di luar apa yang kita harapkan dan tidak harapkan.

Contoh kisa Yusuf, anak Yacob, cucu Isak, adalah kisah yang berisikan kebenaran. Jika kita siap menghadapi kesukaran, kesulitan, hal-hal yang membuat tawar hati, patah semangat, yang semuanya masuk kategori “lembah kekelaman” dan kita bersedia menerima dengan ucapan syukur dan hati yang berserah kepada tuntunan Tuhan, walaupun itu semua terjadi di luar dugaan kita, di luar perencanaan dan agenda kita, maka sukses dan keberhasilan menanti kita.

Walaupun manusia adalah makhluk terbaik dari segala ciptaan, tetapi ada saatnya Tuhan memakai ciptaan-Nya yang lain untuk mengajar manusia. Tuhan menyuruh pemalas belajar dari semut. Tuhan menyuruh umat yang lupa Tuhannya supaya belajar dari lembu dan keledai. Tuhan menyuruh orang yang khawatir belajar dari burung-burung di udara. Lihat Tuhan Yesus sendiri, apa yang Dia miliki semasa hidup-Nya? Yesus mengajarkan kita bahwa kita hanya pemakai, bukan pemilik. Walaupun diberi sertifikat Hak Milik atas nama kita, itu hanya sebatas pengakuan untuk memakainya selama kita mampu sampai turun temurun dan bukan orang lain.

Kita tidak boleh takut menghadapi segala risiko yang akan datang dalam kehidupan kita. Adalah sesuatu yang tidak mungkin untuk menjalani kehidupan yang normal tanpa menghadapi risiko. Ada, dan selalu ada risiko, dalam keadaan apapun juga. Untuk menjalani hidup sepenuhnya, kita harus siap menghadapi segala bentuk risiko. Supaya bahagia, kaya dan berhasil, kita harus siap menghadapi risiko. Kalau mau kaya merdeka keuangan (financial freedom) dan sukses dalam bidang keuangan, kita harus siap untuk kehilangan uang dalam memulai usaha. Orang-orang sukses dalam bidang apapun yang mereka tekuni, adalah orang-orang yang siap menghadapi risiko. Mereka harus mampu menghadapi apapun pada saat yang menciptakan risiko itu datang.

Kita tidak perlu takut kepada risiko, tetapi kita dapat belajar mengeloa risiko (risk management). Risiko itu adalah segala kemungkinan kita mengalami kerugian atau kesakitan atas apa yang kita kerjakan atau tidak kerjakan. Risiko kita kelola dengan: menghindarinya, mengecilkannya, memindahkannya kepada pihak lain, tergantung dari jenis risiko yang mungkin terjadi. Ada ilmunya tersendiri, silahkan pelajari, misalnya dari google.com .

Sesungguhnya, manusia takut menghadapi risiko karena mereka takut kehilangan sesuatu. Takut gagal akan berakibat kehilangan banyak hal. Takut sakit karena akan menderita kesakitan dan tidak dapat berbuat apa-apa bahkan dapat membawa ke dalam kematian. Takut dihina karena akan menanggung malu sepanjang umur kehidupan. Takut mati karena akan kehilangan segalanya.

Ingat, ketakutan adalah dosa. Dosa yang disamakan dengan orang-orang keji, pembunuh, sundal, sihir, penyembah berhala dan pendusta. (Wahyu 21:8). Tetapi, ada takut yang harus kita miliki, yaitu takut akan Allah, karena takut akan Allah:
1.      Mendatangkan berkat.
2.      Menjadi persyaratan seorang pemimpin.
3.      Artinya memposisikan/menempatkan Allah sebagai Tuhan artinya tuan, raja, yang berkuasa mengatur hidup kita.
4.      Adalah sandaran (pelabuhan, sauh, jangkar) yang kuat dan kokoh. Takut akan Allah mendatangkan hidup.
5.      Sumber kebahagiaan
6.      Sumber inspirasi
7.      Sumber hikmat
8.      Memperpanjang umur
9.      Adalah jalan untuk disanjung dan dipuji-puji
10.  Menarik perhatian dan kepedulian Allah kepada kita
11.  Sumber rezeki
12.  Sumber kecukupan dan kelimpahan
13.  Adalah kunci untuk menerima segala kebaikan
14.  Adalah kunci untuk sukses
15.  Adalah kunci untuk mengalami kasih setia dan rahmat tuhan

Jika Allah adalah segalanya bagi kita, maka kita tidak takut kepada siapapun dan kepada apapun, selain kepada Allah sendiri. Kita tidak takut karena: Allah perisai kita, menyertai kita, kita percaya kepada Tuhan. Kalau takut kepada hal-hal di luar Allah, berarti kita kurang percaya kepada Allah, iman kita lemah.

Mengapa orang takut? Karena mereka tidak bersatu dengan Allah dalam Yesus Kristus, Pencipta, dan Pemberi segala sesuatu. Kita harus memiliki kepercayaan yang kuat dan mengenal Yesus Kristus sebagai pemilik segala sesuatu dan memiliki segala kuasa di sorga dan di bumi.

Butuh mentor? Hubungi via email: lemsakti@gmail.com
Mau menyumbang ke LEMSAKTI? Silahkan klik disini: http://www.lemsakti.com/MENYUMBANG.php