Rabu, 08 Februari 2017

ALLAH MEMIMPIN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN

ALLAH MEMIMPIN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN

[Author: Pdt. Dr. Jacob Nahuway, MENTOR: Rev. Dr. Mahli Sembiring, Facilitator: INDOLEADER]

10. Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.

Pokok Pembahasan:
1.       Setiap orang percaya, memiliki tujuan kehidupan yang ditetapkan oleh Allah.
2.       Bagi orang Kristen, tujuan hidupnya adala Kristus. Yaitu meninggikan Yesus Kristus, menjadi serupa dengan Yesus Kristus, manusia Allah.
3.       Yesus Kristus ditinggikan di antara para: penghuni sorga, penghuni bumi laut dan segala isinya, pembesar pemerintah dan segala yang bernafas.
4.       Tujuan kehidupan yang tinggi membuat manusia: hidup lebih gampang dan nikmat, dan hidup menjadi lebih berarti/bermakna.
5.       Mewujudkan tujuan dimulai dengan perencanaan.

Banyak orang menjalani kehidupan tanpa tujuan. Untuk mengetahui tujuan hidup kita, kita mulai dengan pertanyaan: “Mengapa saya hidup?”. “Untuk apa saya hidup?”.  Hati-hati dengan paham materialism dan hedonisme: manusia hidup bukan untuk memiliki dan memamerkan mobil mewah, jet pribadi, rumah besar, lingkungan super elit, bebas banjir, keamanan 24 jam, broad band generasi ketujuh, listrik tidak pernah padam, saluran televisi 3000 channel, kolam renang jumbo, spa, fitness, mall, full party, club siang malam, dll. Manusia hidup bukan hanya untuk memenuhi segala macam kebutuhan lahiriah yang berhenti di liang kubur. Jika tujuan hidup hanya sebatas materi, atau terkenal seperti selebriti, maka manusia seperti itu sesungguhnya adalah orang-orang paling malang dari segala manusia. Mengapa? Karena kehidupan tidak berakhir hanya di dalam  tubuh jasmani yang fana ini. Manusia terdiri dari roh, jiwa, dan tubuh. Tanpa roh, manusia jiwa dan tubuh hanya jadi zombie, mayat hidup.  Yang membuat  manusia itu manusia hidup adalah roh. Jadi, tujuan utama harus didasarkan kepada kepentingan roh, bukan daging, bukan tubuh.

Bagi orang Kristen, Alkitab jelas mencatat bahwa tujuan hidup setiap orang percaya adalah Yesus Kristus. Segala sesuatu diciptakan untuk Yesus. Baik di sorga, di bumi, maupun di luar keduanya. Baik yang kelihatan maupun tidak. Berdasarkan Alkitab (Bible), Allah menciptakan segala sesuatu untuk Yesus Kristus.

Manusia diciptkan, ditebus dari dosanya, dan dipelihara hidupnya untuk Yesus Kristus. Tujuan hidup orang percaya hanya menghubungkan dan menyesuaikan apapun yang ada di hati, pikiran, dan perbuatan dengan Yesus.  Alkitab memiliki tema sentral adala Yesus Kristus. Bagi orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus, tidak akan memahami Alkitab (Bible). Tanpa mengenal Yesus Kristus membaca Alkitab adalah suatu kebodohan.  Alkitab berisi Allah dan segala rancangan-Nya. Berisi Yesus Kristus sebagai kunci menafsirkan memahmi Alkitab. Di sana dijelaskan penggenapan/perwujudan nubuat para nabi zaman dahulu kala.

Alkitab (Bible) adalah Firman Allah berisi kehendak, kemauan, rancangan, buah pikiran, dan tujuan Allah. Alkitab ditulis untuk menyelidiki dan menemukan Yesus Kristus, karena setiap orang yang menemukan Yesus Kristus, menemukan keselamatan dari hukuman kekal akibat dosa. Yesus adalah jalan, dan kebenaran, dan hidup.

Bagi orang Kristen, Yesus Kristus menjadi begitu sangat penting, karena menjadi tujuan hidup. Hidup diisi dengan perbuatan meninggikan dan membesarkan serta memashurkan Yesus Kristus. Dengan meninggikan Yesus, orang percaya menyadari tujuan yang baik dalam hidup, segala apapun yang terjadi dalam kehidupan bertujuan untuk kebikan, menjadikan Yesus Kristus teladan dalam kehidupan, menjadikan Yesus Kristus tujuan tunggal dalam kehidupan, tidak ada yang dapat menandingi kepentingan Yesus Kristus seperti kekayaan kehormatan kemuliaan diri sendiri, hidup adalah proses menjadi serupa dengan Yesus, Yesus Kristus menjadi Tuhan untuk menuntun kehidupan.

Jika kita hidup sesuai tujuan yang ditetapkan oleh Allah bagi kita, maka kita dapat meraih rancangan Allah, menjadi kepala bukan ekor, rancangan damai sejahtera. Impian besar yang kita sampaikan kepada Allah dalam pikiran, doa, ucapan syukur, atau yang diberikan Allah kepada kita menjadi lebih gampang untuk diwujudkan.   Allah mampu melakukan apa saja bagi kita, dengan syarat dan ketentuan, kita berjalan sesuai dengan tujuan dan rancangan Allah bagi kita.

Orang yang tidak mempunyai tujuan hidup cenderung untuk bekerja keras, tetapi hasil yang diperoleh sedikit. Pengalaman seperti itu membuat hidup penuh tekanan, stress, beban berat, lelah, penuh perselisihan dan pertengkaran. Tidak bisa kita melaksanakan segala sesuatu. Yang harus kita lakukan adalah apa yang Allah targetkan sebagai tujuan hidup yang tinggi.

Tanpa tujuan yang jelas, kita tidak mungkin fokus pad apapun yang kita kerjakan. Tanpa tujuan yang jelas, maka dengan mudahnya kita dan gampang kita merubah haluan, mengganti pekerjaan, mengabaikan hubungan dengan sesama, pindah gereja. Walaupun secara rohani kita dipuaskan ketika pindah gereja, tetapi itu menandakan tidak jelasnya tujuan hidup kita. Itu adalah ketidakpastian apa yang telah kita jalani selama ini. Dengan mudahnya kita beralih jalur selalu didasari harapan, setiap perubahan yang kita ambil akan menjadi jawaban atau terwujudnya kebutuhan kita sekaligus mengisi hati kita yang terasa kosong. Tetapi itu tidak terbukti. Kita kecewa lagi. Di tempat baru, kita tidak menemukan apa yang kita cari. Di sana dia tidak ada. Ternyata, masalahnya tidak teletak pada langkah perubahan yang kita ambil. Masalahnya adalah pada tujuan kehidupan yang mendasari perbuatan kita. Kita tidak fokus (karena tidak tahu atau mengabaikan) pada tujuan kehidupan yang seharusnya membantu kita mengerjakan apa yang seharusnya kita selesaikan.

Memahami tujuan hidup akan mempersiapkan kita untuk kekekalan. Hidup ada dua: fana dan kekal. Sementara dan selama-lamanya. Hidup di dunia ini fana, hidup di sorga atau bumi baru yang berasal dari sorga itu kekal abadi. Segala kehebatan, kekayaan, harta benda, property, yang kita raih di dunia ini akan dilupakan orang dan hilang tanpa bekas. Jika kita berjuang dan bekerja keras hidup sehari-hari  untuk hal-hal duniawi yang berhenti di lobang kubur, maka itu hanya tujuan hidup yang sementara.

Hidup yang benar, adalah hidup bijak dan mempergunakan segala waktu dan fasilitas yang ada untuk kehidupan kekal. Hidup kekal adalah suatu anugerah besar dari Allah. Allah menginginkan dan menuntun setiap orang untuk hidup bersama-sama dengan Dia dalam kekekalan. Bagaimana caranya?
Dengan memuliakan, mengagungkan, meninggikan dan membesarkan Nama Tuhan Yesus Kristus. Itulah tugas utama segala mahkluk yang ada di sorga, dan itulah yang diminta dan diharapkan Allah dari makhluk yang ada di muka bumi ini,  dan segala ciptaan Allah melakukan tugas yang sama. Mengapa?

Karena itu kerinduan Allah. Itu kerinduan Tuhan Yesus Kristus sendiri. Itu kerinduan dari Roh Kudus. Allah Tritunggal memiliki kerinduan yang sama. Kerinduan adalah kebutuhan dan keinginan yang paling dalam dan mendasar.  Jika Allah Tritunggal mempunyai tujuan hidup bagi setiap orang, maka menjadi aneh dan memberontak jika kita ingin sukses dan menyaksikan impian besar menjadi kenyataan tanpa menyesuaikan tujuan hidup kita dengan Rencana Allah.  Buktinya banyak, hidup orang kaya, orang besar, orang terkenal, pengusaha, pejabat, raja, pemimpin, selebriti… hidupnya akhirnya menjadi kesia-siaan, bahkan dihinakan orang, dicibirkan. Mereka melaju tanpa arah yang jelas, akhirnya menabrak, mati, dan hancur berkeping-keping.

Dalam rancangan Allah, Allah sendiri yang membuat kita sukses dan mewujudkan impian besar yang kita miliki menjadi kenyataan. Allah memiliki segala sesuatu dan mampu melakukan segala perkara. Karena itu, bersama Allah, untuk sukses bukanlah perkara yang susah, tetapi adalah persoalan mudah dan gampang. Yang dibutuhkan dari kita adalah menyesuaikan visi kita dengan visi Allah. Tujuan hidup kita harus berdasarkan kepada apa yang Allah rencanakan bagi kita. Allah sendiri yang menginginkan dan mendambakan kita supaya sukses. Sukses adalah meneruksan pretasi yang telah kita capai, menjadi anak yang berkenan kepada Allah, kemudian menyelesaikan rencana dan tujuan yang Allah tetapkan bagi kita.

Rencana Allah menjadi rencana hidup kita. Perjuangan hidup, mengerjakan tujuan kehidupan, itu seperti berperang. Setiap peperangan memerlukan perencanaan. Banyak kekalahan kita alami dalam peperangan kehidupan ini, peperangan rohani, peperangan mendaptkan pekerjaan sesuai idaman, peperangan menjual barang, peperangan mengembangkan usaha, peperangan mendapatkan kursi parlemen, peperangan mendapatkan kursi pemerintahan, dan seterusnya… karena kita hidup tanpa perencanaan.  Banyak hal kita lakukan dengan mendadak. Dadakan membuat kita pusing tujuh keliling, panik, dan mendapat tekanan jiwa yang keras.  Kita harus memiliki rencana besar, rencana jangka panjang, rencana jangka menengah, dan rencana jangka pendek. Kita harus memiliki rencana harian. Mulai yang sederhana: bangun jam berapa, makan jam berapa. Apakah yang harus kita kerjakan pada hari ini? Apakah yang harus kita kerjakan pada hari esok? Apakah yang harus saya kerjakan setiap hari mulai dari Senin sampai dengan Minggu? Dari harian kita membuat rencana mingguan, bulanan, tahunan, lima tahunan, dan seterusnya.

Rencana itu membantu kita fokus mengerjakan apa yang harus kita kerjakan. rencana itu membatasi diri kita keluar jalur yang sudah ditentukan bagi kita. Rencana itu menjadi pagar bagi kita untuk dilindungi dari godaan yang datang saat kita menghadapi kerasnya kehidupan dalam menyelesaikan tugas kita. Rencana itu menjadi peta, penuntun, mengarahkan ke target, memaksa kita fokus, memberi arah, mengatur langkah kita. Antara waktu dan tugas, bersatu dalam rencana. Rencana membantu kita memikirkan kehidupan yang lebih baik dan menghindari sikap menunggu apa yang akan terjadi.

Harus disadari bahwa tidak semua rencana kita akan terjadi. Tidak semua yang kita rencanakan akan berhasil. Segala keputusan akhir ada di tangan Tuhan. Walaupun begitu, rencana tetap sangat penting bagi kita. Kita tetap melakukan apa yang sudah kita rencanakan, apa yang ada dalam pikiran dan hati kita. Dengan rencana, kita menetapkan langkah yang terbaik untuk meraih tujuan dan tetap fokus. Keinginan yang tidak dituangkan ke dalam rencana aksi adalah mimpi yang mati. Rencana membantu  kita membayangkan apa yang akan terjadi. Dengan rencana, yang kita perbaiki terus menerus, maka segala sesuatu dapat kita tempatkan pada tempatnya pada waktunya masing-masing, sehingga peristiwa yang satu dengan yang lain saling membantu mencapai tujuan.

Memiliki suatu perencanaan artinya kita telah mengambil keputusan untuk melaksanakan apa yang ada dalam mimpi menjadi kenyataan. Perlu diingat, perencanaan itu hanyalah alat, setiap alat dapat  kita sesuaikan dengan kebutuhan. Ketika butuh kita pakai, ketika tidak butuh, kita simpan. Alat jangan sampai menghambat dan merepotkan kita. Gunanya alat untuk mempermudah memperlancar urusan kita.

LUKAS 14
28. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
29. Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
30. sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.


Yang berminat menguasai lebih lanjut / mentor / pendampingan / nara sumber /pembicara / pengkhotbah / sekolah / berbisnis / membeli silahkan sampaikan melalui email: lemsakti@gmail.com  atau Isi Formulir Kontak di kolom sebelah kanan atau klik dan isi contact us di  http://www.lemsakti.com/contact-us.php .  Pelayanan online kami silahkan kunjungi: http://www.lemsakti.com   http://www.pembangunan.net/  http://www.konstruksimart.com http://www.semfarm.biz/  http://www.herbalmami.com/  https://www.muki-online.com