Sabtu, 18 Februari 2017

Kamis, 16 Februari 2017

DELEGASI CARA ALLAH MEMIMPIN

DELEGASI CARA ALLAH MEMIMPIN

[Author: Pdt. Dr. Jacob Nahuway, MENTOR: Rev.Dr. Mahli Sembiring, Facilitator: INDOLEADER]

28. Kemudian Musa memberitahukan kepada Harun segala firman TUHAN yang disuruhkan-Nya kepadanya untuk disampaikan dan segala tanda mujizat yang diperintahkan-Nya kepadanya untuk dibuat.

Pokok Pemahaman:
  • 1.       Allah dapat melakukan apa saja. Manusia perlu bantuan Allah dan sesama manusia dalam mewujudkan sesuatu.
  • 2.       Allah dalam hikmat-Nya mengundang dan memberi kesempatan kepada setiap orang berpartisipasi dalam mewujudkan misi Agung dari Allah dalam menyelamatkan manusia dari dosa, memulihkan hubungan dengan Allah (kristenomi), mengusahakan, memelihara dan merawat bumi beserta segala isinya (trilogy misi).
  • 3.       Allah memelihara segala ciptaan-Nya dengan mendelegasikan kepada manusia tugas dan kewenangan dengan tujuan ciptaan-Nya ada secara berkelanjutan (kekal) dan memuliakan Allah.
  • 4.       Dalam mendelegasikan, Allah melengkapi manusia dengan Roh Allah, sehingga manusia mempunyai kemampuan melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Allah.
  • 5.       Dalam melancarkan pelaksanaan tugas mewujudkan impian yang besar, Allah memberi kewenangan kepada satu orang untuk mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangannya kepada orang lain, sehingga tercipta organisasi dan hirarki.
  • 6.       Allah dalam Yesus Kristus juga melaksanakan pendelegasian tugas dan kewenangan kepada para Rasul, murid-Nya, dan kepada seluruh umat Kristen di seluruh dunia, melalui pemuridan dan pengutusan.
  • 7.       Tugas dan kewenangan didelegasikan kepada orang yang: kompeten, berkarakter ilahi, dapat dipercaya, tidak mau menerima suap (the right man on the righ place on the right time).


Delegasi adalah memberi ikatan dari tanggung jawab atau wewenang kepada orang lain (biasanya dari pimpinan/direksi/manajer kepada bawahan) untuk melaksanakan kegiatan tertentu, seperti memilih bahan yang tepat saat memproduksi barang. Ini adalah salah satu konsep inti kepemimpinan manajemen. Namun, orang yang mendelegasikan pekerjaan tetap bertanggung jawab atas hasil dari pekerjaan yang didelegasikan. Delegasi memberdayakan bawahan untuk membuat keputusan, yaitu pergeseran otoritas pengambilan keputusan dari satu tingkat organisasi kepada satu tingkat lebih rendah dalam organisasi. Delegasi, jika dilakukan dengan benar, tidak turun tahta, bukan pengambilalihan kekuasaan. Kebalikan dari delegasi yang efektif adalah micromanagement, di mana seorang manajer memberikan terlalu banyak masukan, arahan, dan review pekerjaan yang didelegasikan. 

Secara umum, delegasi baik dan dapat menghemat uang dan waktu, membantu dalam membangun keterampilan, dan memotivasi orang. Di sisi lain, delegasi miskin dan lemah dapat menyebabkan frustrasi dan kebingungan untuk semua pihak yang terlibat. Beberapa agen atau bawahan tidak mendukung delegasi dan mempertimbangkan kekuatan pengambilan keputusan yang agak memberatkan. 

Dibutuhkan hikmat, pengetahuan dan seni mendelegasikan supaya produktif.
Dalam mewujudkan trilogy misi (pembangunan, kasih, dan kerajaan), Allah melakukan-Nya melalui manusia. Allah dapat memimpin sendiri. Manusia dalam memimpin membutuhkan bantuan Allah dan manusia lainnya. Kita, sesama kita, dan Allah bersama-sama menentukan karya dan sukses kita. Orang lain membuat kita mampu melihat lebih jelas dan terang. Orang lain menyokong kita supaya dapat berada pada posisi yang lebih tinggi. Itulah janji Allah menjadi kepala bukan ekor, karena kita didukung oleh orang lain berada di atas. Orang lain memberi apa yang kita perlukan: ilmu, pengetahuan, inspirasi, motivasi, semangat, barang, uang, alat, makanan, minuman, tempat tinggal, posisi, organisasi, jabatan, dan seterusnya.  Orang lain hanya akan memberi dukungan dan bantuan, bila kita mampu memimpin. 

Memimpin motivasi mereka, memimpin kesadaran mereka, memimpin keinginan mereka, memimpin kemampuan mereka, memimpin kesediaan mereka, memimpin keberhasilan mereka, kemimpin kesetiaan mereka, memimpin pengorbanan mereka, dan seterusnya.

Pendelegasian tugas, artinya Allah tidak bekerja sendiri. Ia mendelegasikan kuasa, anugerah, kemampuan, talenta, keikutsertaan-Nya sendiri dalam misi-Nya. Allah sebagai pemimpin ulung, mendelegasikan kuasa dan hikmat-Nya kepada ciptaan-Nya, sehingga masing-masing dapat berjalan dengan baik. Allah mengatur sedemikian rupa sehingga segala mahkluk hidup mendapatkan makanannya, berkembang biak dan memuji-muji-Nya. Musim berganti, waktu silih berganti dengan teratur dan tepat. Matahari terbit tepat waktu, terbenam tepat waktu dan tetap pada orbitnya. Matahari, bulan dan bintang dan segala jagat raya beredar dan tidak saling tabrakan dari masa ke masa.

Manusia adalah mahkota segala ciptaan Allah. Mahkota adalah hiasan kepala yang menghiasi kepala dengan cara melingkar dipakai oleh raja sebagai simbol kekuasaan, biasanya terbuat dari atau dihiasi dengan logam mulia dan perhiasan. Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Manusia memiliki kemampuan seperti yang Allah miliki, yaitu kemampuan mendelegasikan tugas dan kewenangan. Delegasi kepada orang-orang yang dipimpin untuk meraih sukses mewujudkan impian besar yang Allah taruh dalam hatinya supaya menjadi kenyataan.

Delegasi untuk mendukung kesuksesan. Bekerja seorang diri adalah hambatan besar untuk meraik sukses dan mewujudkan impian besar menjadi kenyataan. Sukses tidak berdiri sendiri. Jika mau berhasil mewujudkan impian yang besar, maka delegasikan tugas dan kewenangan kepada orang lain.

Beberapa hal penting tentang pendelegasian:
  • 1.       Pemimpin yang baik menciptakan pemimpin yang lain.
  • 2.       Pilih calon yang terbaik untuk ditahbiskan atau dilantik.
  • 3.       Pilih orang yang dapat dipercaya (trusted, loyal).
  • 4.       Pilih orang yang memiliki semangat tinggi terhadap pekerjaan (passion, pengabdian).
  • 5.       Pilih orang yang mampu memotivasi orang lain.
  • 6.       Pilih orang yang mampu menghargai rekan sekerja.
  • 7.       Pilih orang yang peka terhadap orang lain.
  • 8.       Pilih orang yang menguasai pengetahuan dan keterampilan teknis. (dapat mengerjakan pekerjaan, dapat menyelesaikan permasalahan, dapat mengatasi hambatan dengan nyata, hindari orang yang hanya ngomong -  omong doing tanpa aksi atau hindari doa tanpa bekerja).
  • 9.       Pilih orang yang mau dan mampu bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan apa yang didelegasikan kepadanya.


Tuhan Yesus Kristus melaksanakan, mengajarkan dan memerintahkan pendelegasian. Yesus mengajarkan perumpamaan tentang talenta. Yesus mendelegasikan tugas dan kewenangan kepada para murid-Nya untuk memberitakan Injil kabar baik, menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, menjadikan segala bangsa murid-Nya.

Matius 28
18. Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
19. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20. dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."


Yang berminat menguasai lebih lanjut / mentor / pendampingan / nara sumber /pembicara / pengkhotbah silahkan sampaikan melalui email: lemsakti@gmail.com atau Isi Formulir Kontak di kolom sebelah kanan. 

Senin, 13 Februari 2017

Rabu, 08 Februari 2017

ALLAH MEMIMPIN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN

ALLAH MEMIMPIN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN

[Author: Pdt. Dr. Jacob Nahuway, MENTOR: Rev. Dr. Mahli Sembiring, Facilitator: INDOLEADER]

10. Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.

Pokok Pembahasan:
1.       Setiap orang percaya, memiliki tujuan kehidupan yang ditetapkan oleh Allah.
2.       Bagi orang Kristen, tujuan hidupnya adala Kristus. Yaitu meninggikan Yesus Kristus, menjadi serupa dengan Yesus Kristus, manusia Allah.
3.       Yesus Kristus ditinggikan di antara para: penghuni sorga, penghuni bumi laut dan segala isinya, pembesar pemerintah dan segala yang bernafas.
4.       Tujuan kehidupan yang tinggi membuat manusia: hidup lebih gampang dan nikmat, dan hidup menjadi lebih berarti/bermakna.
5.       Mewujudkan tujuan dimulai dengan perencanaan.

Banyak orang menjalani kehidupan tanpa tujuan. Untuk mengetahui tujuan hidup kita, kita mulai dengan pertanyaan: “Mengapa saya hidup?”. “Untuk apa saya hidup?”.  Hati-hati dengan paham materialism dan hedonisme: manusia hidup bukan untuk memiliki dan memamerkan mobil mewah, jet pribadi, rumah besar, lingkungan super elit, bebas banjir, keamanan 24 jam, broad band generasi ketujuh, listrik tidak pernah padam, saluran televisi 3000 channel, kolam renang jumbo, spa, fitness, mall, full party, club siang malam, dll. Manusia hidup bukan hanya untuk memenuhi segala macam kebutuhan lahiriah yang berhenti di liang kubur. Jika tujuan hidup hanya sebatas materi, atau terkenal seperti selebriti, maka manusia seperti itu sesungguhnya adalah orang-orang paling malang dari segala manusia. Mengapa? Karena kehidupan tidak berakhir hanya di dalam  tubuh jasmani yang fana ini. Manusia terdiri dari roh, jiwa, dan tubuh. Tanpa roh, manusia jiwa dan tubuh hanya jadi zombie, mayat hidup.  Yang membuat  manusia itu manusia hidup adalah roh. Jadi, tujuan utama harus didasarkan kepada kepentingan roh, bukan daging, bukan tubuh.

Bagi orang Kristen, Alkitab jelas mencatat bahwa tujuan hidup setiap orang percaya adalah Yesus Kristus. Segala sesuatu diciptakan untuk Yesus. Baik di sorga, di bumi, maupun di luar keduanya. Baik yang kelihatan maupun tidak. Berdasarkan Alkitab (Bible), Allah menciptakan segala sesuatu untuk Yesus Kristus.

Manusia diciptkan, ditebus dari dosanya, dan dipelihara hidupnya untuk Yesus Kristus. Tujuan hidup orang percaya hanya menghubungkan dan menyesuaikan apapun yang ada di hati, pikiran, dan perbuatan dengan Yesus.  Alkitab memiliki tema sentral adala Yesus Kristus. Bagi orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus, tidak akan memahami Alkitab (Bible). Tanpa mengenal Yesus Kristus membaca Alkitab adalah suatu kebodohan.  Alkitab berisi Allah dan segala rancangan-Nya. Berisi Yesus Kristus sebagai kunci menafsirkan memahmi Alkitab. Di sana dijelaskan penggenapan/perwujudan nubuat para nabi zaman dahulu kala.

Alkitab (Bible) adalah Firman Allah berisi kehendak, kemauan, rancangan, buah pikiran, dan tujuan Allah. Alkitab ditulis untuk menyelidiki dan menemukan Yesus Kristus, karena setiap orang yang menemukan Yesus Kristus, menemukan keselamatan dari hukuman kekal akibat dosa. Yesus adalah jalan, dan kebenaran, dan hidup.

Bagi orang Kristen, Yesus Kristus menjadi begitu sangat penting, karena menjadi tujuan hidup. Hidup diisi dengan perbuatan meninggikan dan membesarkan serta memashurkan Yesus Kristus. Dengan meninggikan Yesus, orang percaya menyadari tujuan yang baik dalam hidup, segala apapun yang terjadi dalam kehidupan bertujuan untuk kebikan, menjadikan Yesus Kristus teladan dalam kehidupan, menjadikan Yesus Kristus tujuan tunggal dalam kehidupan, tidak ada yang dapat menandingi kepentingan Yesus Kristus seperti kekayaan kehormatan kemuliaan diri sendiri, hidup adalah proses menjadi serupa dengan Yesus, Yesus Kristus menjadi Tuhan untuk menuntun kehidupan.

Jika kita hidup sesuai tujuan yang ditetapkan oleh Allah bagi kita, maka kita dapat meraih rancangan Allah, menjadi kepala bukan ekor, rancangan damai sejahtera. Impian besar yang kita sampaikan kepada Allah dalam pikiran, doa, ucapan syukur, atau yang diberikan Allah kepada kita menjadi lebih gampang untuk diwujudkan.   Allah mampu melakukan apa saja bagi kita, dengan syarat dan ketentuan, kita berjalan sesuai dengan tujuan dan rancangan Allah bagi kita.

Orang yang tidak mempunyai tujuan hidup cenderung untuk bekerja keras, tetapi hasil yang diperoleh sedikit. Pengalaman seperti itu membuat hidup penuh tekanan, stress, beban berat, lelah, penuh perselisihan dan pertengkaran. Tidak bisa kita melaksanakan segala sesuatu. Yang harus kita lakukan adalah apa yang Allah targetkan sebagai tujuan hidup yang tinggi.

Tanpa tujuan yang jelas, kita tidak mungkin fokus pad apapun yang kita kerjakan. Tanpa tujuan yang jelas, maka dengan mudahnya kita dan gampang kita merubah haluan, mengganti pekerjaan, mengabaikan hubungan dengan sesama, pindah gereja. Walaupun secara rohani kita dipuaskan ketika pindah gereja, tetapi itu menandakan tidak jelasnya tujuan hidup kita. Itu adalah ketidakpastian apa yang telah kita jalani selama ini. Dengan mudahnya kita beralih jalur selalu didasari harapan, setiap perubahan yang kita ambil akan menjadi jawaban atau terwujudnya kebutuhan kita sekaligus mengisi hati kita yang terasa kosong. Tetapi itu tidak terbukti. Kita kecewa lagi. Di tempat baru, kita tidak menemukan apa yang kita cari. Di sana dia tidak ada. Ternyata, masalahnya tidak teletak pada langkah perubahan yang kita ambil. Masalahnya adalah pada tujuan kehidupan yang mendasari perbuatan kita. Kita tidak fokus (karena tidak tahu atau mengabaikan) pada tujuan kehidupan yang seharusnya membantu kita mengerjakan apa yang seharusnya kita selesaikan.

Memahami tujuan hidup akan mempersiapkan kita untuk kekekalan. Hidup ada dua: fana dan kekal. Sementara dan selama-lamanya. Hidup di dunia ini fana, hidup di sorga atau bumi baru yang berasal dari sorga itu kekal abadi. Segala kehebatan, kekayaan, harta benda, property, yang kita raih di dunia ini akan dilupakan orang dan hilang tanpa bekas. Jika kita berjuang dan bekerja keras hidup sehari-hari  untuk hal-hal duniawi yang berhenti di lobang kubur, maka itu hanya tujuan hidup yang sementara.

Hidup yang benar, adalah hidup bijak dan mempergunakan segala waktu dan fasilitas yang ada untuk kehidupan kekal. Hidup kekal adalah suatu anugerah besar dari Allah. Allah menginginkan dan menuntun setiap orang untuk hidup bersama-sama dengan Dia dalam kekekalan. Bagaimana caranya?
Dengan memuliakan, mengagungkan, meninggikan dan membesarkan Nama Tuhan Yesus Kristus. Itulah tugas utama segala mahkluk yang ada di sorga, dan itulah yang diminta dan diharapkan Allah dari makhluk yang ada di muka bumi ini,  dan segala ciptaan Allah melakukan tugas yang sama. Mengapa?

Karena itu kerinduan Allah. Itu kerinduan Tuhan Yesus Kristus sendiri. Itu kerinduan dari Roh Kudus. Allah Tritunggal memiliki kerinduan yang sama. Kerinduan adalah kebutuhan dan keinginan yang paling dalam dan mendasar.  Jika Allah Tritunggal mempunyai tujuan hidup bagi setiap orang, maka menjadi aneh dan memberontak jika kita ingin sukses dan menyaksikan impian besar menjadi kenyataan tanpa menyesuaikan tujuan hidup kita dengan Rencana Allah.  Buktinya banyak, hidup orang kaya, orang besar, orang terkenal, pengusaha, pejabat, raja, pemimpin, selebriti… hidupnya akhirnya menjadi kesia-siaan, bahkan dihinakan orang, dicibirkan. Mereka melaju tanpa arah yang jelas, akhirnya menabrak, mati, dan hancur berkeping-keping.

Dalam rancangan Allah, Allah sendiri yang membuat kita sukses dan mewujudkan impian besar yang kita miliki menjadi kenyataan. Allah memiliki segala sesuatu dan mampu melakukan segala perkara. Karena itu, bersama Allah, untuk sukses bukanlah perkara yang susah, tetapi adalah persoalan mudah dan gampang. Yang dibutuhkan dari kita adalah menyesuaikan visi kita dengan visi Allah. Tujuan hidup kita harus berdasarkan kepada apa yang Allah rencanakan bagi kita. Allah sendiri yang menginginkan dan mendambakan kita supaya sukses. Sukses adalah meneruksan pretasi yang telah kita capai, menjadi anak yang berkenan kepada Allah, kemudian menyelesaikan rencana dan tujuan yang Allah tetapkan bagi kita.

Rencana Allah menjadi rencana hidup kita. Perjuangan hidup, mengerjakan tujuan kehidupan, itu seperti berperang. Setiap peperangan memerlukan perencanaan. Banyak kekalahan kita alami dalam peperangan kehidupan ini, peperangan rohani, peperangan mendaptkan pekerjaan sesuai idaman, peperangan menjual barang, peperangan mengembangkan usaha, peperangan mendapatkan kursi parlemen, peperangan mendapatkan kursi pemerintahan, dan seterusnya… karena kita hidup tanpa perencanaan.  Banyak hal kita lakukan dengan mendadak. Dadakan membuat kita pusing tujuh keliling, panik, dan mendapat tekanan jiwa yang keras.  Kita harus memiliki rencana besar, rencana jangka panjang, rencana jangka menengah, dan rencana jangka pendek. Kita harus memiliki rencana harian. Mulai yang sederhana: bangun jam berapa, makan jam berapa. Apakah yang harus kita kerjakan pada hari ini? Apakah yang harus kita kerjakan pada hari esok? Apakah yang harus saya kerjakan setiap hari mulai dari Senin sampai dengan Minggu? Dari harian kita membuat rencana mingguan, bulanan, tahunan, lima tahunan, dan seterusnya.

Rencana itu membantu kita fokus mengerjakan apa yang harus kita kerjakan. rencana itu membatasi diri kita keluar jalur yang sudah ditentukan bagi kita. Rencana itu menjadi pagar bagi kita untuk dilindungi dari godaan yang datang saat kita menghadapi kerasnya kehidupan dalam menyelesaikan tugas kita. Rencana itu menjadi peta, penuntun, mengarahkan ke target, memaksa kita fokus, memberi arah, mengatur langkah kita. Antara waktu dan tugas, bersatu dalam rencana. Rencana membantu kita memikirkan kehidupan yang lebih baik dan menghindari sikap menunggu apa yang akan terjadi.

Harus disadari bahwa tidak semua rencana kita akan terjadi. Tidak semua yang kita rencanakan akan berhasil. Segala keputusan akhir ada di tangan Tuhan. Walaupun begitu, rencana tetap sangat penting bagi kita. Kita tetap melakukan apa yang sudah kita rencanakan, apa yang ada dalam pikiran dan hati kita. Dengan rencana, kita menetapkan langkah yang terbaik untuk meraih tujuan dan tetap fokus. Keinginan yang tidak dituangkan ke dalam rencana aksi adalah mimpi yang mati. Rencana membantu  kita membayangkan apa yang akan terjadi. Dengan rencana, yang kita perbaiki terus menerus, maka segala sesuatu dapat kita tempatkan pada tempatnya pada waktunya masing-masing, sehingga peristiwa yang satu dengan yang lain saling membantu mencapai tujuan.

Memiliki suatu perencanaan artinya kita telah mengambil keputusan untuk melaksanakan apa yang ada dalam mimpi menjadi kenyataan. Perlu diingat, perencanaan itu hanyalah alat, setiap alat dapat  kita sesuaikan dengan kebutuhan. Ketika butuh kita pakai, ketika tidak butuh, kita simpan. Alat jangan sampai menghambat dan merepotkan kita. Gunanya alat untuk mempermudah memperlancar urusan kita.

LUKAS 14
28. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
29. Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
30. sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.


Yang berminat menguasai lebih lanjut / mentor / pendampingan / nara sumber /pembicara / pengkhotbah / sekolah / berbisnis / membeli silahkan sampaikan melalui email: lemsakti@gmail.com  atau Isi Formulir Kontak di kolom sebelah kanan atau klik dan isi contact us di  http://www.lemsakti.com/contact-us.php .  Pelayanan online kami silahkan kunjungi: http://www.lemsakti.com   http://www.pembangunan.net/  http://www.konstruksimart.com http://www.semfarm.biz/  http://www.herbalmami.com/  https://www.muki-online.com
  


      

SEM FARM - Pulo Gadung | Tokopedia

SEM FARM - Pulo Gadung | Tokopedia: Belanja online aman dan nyaman dari SEM FARM - produk farming ut sehat prima ideal proporsional

Rabu, 01 Februari 2017

ALLAH MEMIMPIN KITA MEWUJUDKAN IMPIAN MELALUI JALAN KEHIDUPAN

ALLAH MEMIMPIN KITA MEWUJUDKAN IMPIAN MELALUI JALAN KEHIDUPAN

[Author: Pdt. Dr. Jacob Nahuway, MENTOR: Rev.Dr. Mahli Sembiring, Facilitator: INDOLEADER]

Yohanes 14:6 … Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku…

Pokok Pemahaman:
  1. 1.       Apapun yang Allah lakukan, Dia melakukannya di dalam dan melalui Yesus Kristus.
  2. 2.       Apapun yang dilakukan oleh Yesus Kristus adalah atas perintah Allah, di dalam kuasa dan kewenangan Allah, untuk menyenangkan Allah.
  3. 3.       Yesus Kristus dan Allah adalah satu, membuat Dia menjadi jalan bagi kita untuk bertemu Allah. Bertemu Allah membuat kita mengetahui dengan pasti untuk apa kita hidup. Apa misi Allah untuk kita tuntaskan dalam kehidupan kita.
  4. 4.       Yesus menjadi jalan bagi kita (manusia) karena Yesus adalah manusia. Allah menjelma menjadi manusia di dalam manusia Yesus.
  5. 5.       Yesus Kristus menjadi jalan kehidupan kita dengan cara membantu kita: berjalan dalam hidup baru, berjalan dengan iman, berjalan sesuai panggilan hidup kita, hidup seperti Yesus Kristus hidup.


Apakah jalan kehidupan? Dalam ajaran lisan dan tertulis yang telah berabad-abad, dinyatakan bahwa … Yesus adalah jalan kehidupan…
Menurut Bible/Alkitab dan ajaran turun temurun Orang Kristen, Allah telah menjelma dalam diri Yesus Kristus. Itulah alasannya mengapa Dia menjadi jalan, karena Dia sendiri adalah Allah. Jalan ke Allah yang paling tahu, dan paling benar adalah Allah sendiri. Yesus mengakui sendiri bahwa Dia dan Allah adalah satu. Apa yang Yesus katakana berasal dari Allah. Apa yang Yesus kerjakan diperintahkan oleh Allah. Apa yang dikerjakan oleh Allah, Allah kerjakan melalui Yesus Kristus. Segala sesuatu termasuk Kuasa telah diserahkan oleh Allah kepada Yesus Kristus. Itulah mengapa disebut apa yang diperbuat oleh Yesus Kristus adalah diperbuat oleh Allah.

Allah melakukan dan menyelesaikan pekerjaan-Nya melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah tangan Allah, kaki Allah, mata Allah, telinga Allah, Yesus adalah Allah. Belas kasihan yang Yesus nyatakan kepada siapapun adalah belas kasihan Allah.

Kekuasaan dan kewenangan Allah diberikan kepada Yesus Kristus karena Dia rela berkorban, Dia setia, Dia menjadi manusiadan taatsampai mati di kayu salib. Kalau Tuhan Yesus hanya manusia,dan bukan Allah sendiri, mengapa kita harus sembah Dia? Kalau manusia, dia tidak akan lebih dari seorang nabi, seorang ahli Taurat, seorang alim ulama. Seorang yang hidup tanpa dosa. Jika hanya sebagai manusia, maka dia tidak berguna apa-apa bagi kita. Dia tidak dapat menjadi jalan bagi kita. Paling dia menjadi penunjuk jalan.

Kita menemukan jalan yang benar, karena kita telah dibersihkan dari kekotoran kita, kebutaan kita, kebodohan kita, kelemahan kita, dosa-dosa kita: kematian Yesus membuka jalan bagi kita, kebangkitan Yesus dari kematian membuka jalan bagi kita, kematian dan kebangkitan-Nya membuka jalan bagi pengampunan dosa kita, hidup damai sejahtera, dan hidup dalam kemenangan atas iblis.
Tanpa kematian Yesus Kristus di kayu salib, manusia tidak menemukan dan tidak dapat menerima pengampunan dan penyucian atas dosa-dosanya. Darah Yesus yang tercurah memberi jalan pengampunan. Dengan darah Yesus yang tercurah ada pengampunan, ada pendamaian, ada pembenaran, ada penebusan, ada pengudusan, hubungan kita dipulihkan untuk selalu dekat dengan Allah.    

Untuk sukses mewujudkan impian, seperti Allah sukses mewujudkan impian-Nya membangun hubungan dengan manusia, maka kita juga diharuskan memenuhi syarat dan ketentuan. Kita harus percaya dan menjadikan Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat pribadi, harus mati bagi dosa-dosa kita, menjalani kehidupanbaru bersama Yesus setiap saat. Jika kita melanggar ketentuan ini, melakukan dosa lagi, hidup dalam dosa lagi setelah kita ditebus, setelah kita dibebaskan dengan cara dibeli dengan pembayaran oleh Darah Yesus, maka segala jalan kita tertutup. Jangan percaya kepada ajaran yang mengatakan sekali selamat tetap selamat. Itu omong kosong. Yang benar adalah Kita selamat ketika sudah diselamatkan dan kita tetap mempertahankan keselamatan kita. Kita harus tetap mengerjakan (menjaga, merawat, memelihara) keselamatan kita. Kalau tidak, kita masuk lagi ke lembah kekelaman dan kehancuran.

Mengapa kalau sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus, kemudian kita jatuh ke dalam dosa tertutup jalan bagi kita? Karena dosa-dosa kita membuat telinga Allah menjadi tuli. Tangan Allah dihambat oleh dosa-dosa kita sehingga tidak dapat berbuat untuk sukses kita. Dosa kita menutup jalan Allah. Kalau dosa menutup jalan Allah, itu sama saja dengan menutup jalan bagi Yesus Kristus.
Kita menjalani kehidupan yang baru artinya kehidupan kita tidak lagi dikuasai oleh kehidupan daging semata, duniawi, yang maunya senang-senag secara kedagingan. Kedagingan artinya yang dirasakan oleh daging, yang dilihat oleh mata, yang didengar oleh telinga, yang dikecap oleh lidah. Kehidupan yang dituntun oleh keinginan daging membuat manusia terjerumus dan terbenam dalam lumpur percabulan, pornograpi, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala (melupakan Alla), perseteruan/konflik/sengketa/berkelahi/berantam/perang, 

percideraan/aniaya/kasar/kekerasan/memaksakan kehendak, roh pemecah/perceraian/pemisahan, kedengkian/iri/sirik/cemburu buta, kemabukan/teller/fly/nyabu/minuman keras/narkoba, pesta pora/senang-senang/malas/ngerumpi/gossip/hoax, dan segala perbuatan kejahatan lainnya seperti: mencuri/merampok/membajak/menjiplak/menyontek/menyelundup/korupsi/garong/jambret, dll. Semua keinginan daging, duniawi,perbuatannya jelas dimurkai/dimarahi oleh Allah. Semuanya menghambat kita meraih sukses.

Kehidupan baru artiya hidup dalam roh, dipimpin dan dikuasai oleh Roh Kudus.  Hidup Baru dituntun dan dipenuhi Roh Kudus sehingga menghasilkan Buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, lembut hati, dan penguasaan diri. Semua hukum yang berlaku bagi manusia mendukung perbuatan dan buah Roh Kudus. Berbuah Roh Kudus menandakan Allah sudah membuka jalan bagi kita untuk meraih sukses mewujudkan impian besar yang Allah taruh dalam hati kita.

Manusia baru hidup berdasarkan iman. Dengan iman kita menyenangkan Allah. Dengan iman Allah membuka jalan kita. Iman menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Iman menciptakan yang tidak mungkin menjadi mungkin. Iman menciptakan mujizat dalam kehidupan orang yang berkenan kepada Allah. Iman memberikan kewenangan kepada Allah untuk bertindak. Iman menerima sepenuhnya dengan percaya apa yang dijanjikan Allah. Iman tidak mempertanyakan kebenaran Allah dan janji-Nya. Dengan iman kita mengalahkan dunia.

Musuh iman adalah keraguan, kuatir, putus asa, bimbang, meragukan Allah, bingung, dst. Iman memandang dengan hati, tidak bergantung pada pancaindra. Jika kita menjalani kehidupan dengan pancaindra, maka hidup kita penuh dengan ketakutan. Kita menerima berita-berita dari media konvensional dan elektronik semua membuat kita takut, marah, putus asa, stress. Kita nonton tv: di sana ada demo, anarkis, bom, terror, bencana alam, pejabat ditangkap kpk, koruptor, ulama yang aneh. Pancaindra kita dirusak setiap saat oleh informasi di sekitar lingkungan kehidupan kita. Roh kita disiksa bila kita mengandalkan pancaindra. Logika kita tumpul, pengetahuan kita terbatas, ilmu tidak dapat menjawab semua pertanyaan kita. Banyak hal yang tidak kita mengerti ketika mengandalkan pancaindra, termasuk tumpukan pengalaman dan pengetahuan kita. Tidak pernah cukup.

Hidup baru menawarkan jalan hidup dalam roh. Hidup dalam roh mengandalkan iman. Iman mengetahui bahwa kita membutuhkan Allah untuk menyelesaikan permasalahan kita. Iman tahu bahwa Allah sanggup menolong kita. Iman kita tahu bahwa hanya permintaan dan peristiwa yang memuliakan Allah  yang Allah wujudkan dalam hidup kita. Kita tahu, kita sangat terbatas, sehingga membutuhkan bantuan dari luar diri kita. Kita tahu, bahwa sumber bantuan yang paling berkuasa dan paling mampu menolong kita di muka bumi ini hanyalah Allah. Jadi, kita tahu, tahu, tahu …itulah iman.

Iman membantu kita memahami bahwa setiap orang percaya (artinya beriman, memiliki iman, hidup berdasarkan iman) mendapat panggilan dari Allah untuk menyelesaikan suatu misi tertentu. Hidup kita hanya akan berarti, sukacita, melebihi  bahagia, bila hidup kita untuk menunaikan misi tersebut. Hidup kita harus sesuai dengan misi panggilan kita. Kegagalan hidup seseorang terjadi karena dia hidup mengerjakan hal yang berbeda dengan misi Allah terhadap dirinya. Dia gagal karena tidak melakukan pekerjaan untuk menunaikan misinya. Melakukan sesuatu yang berbeda dengan misi hidup kita membuat kita tidak bisa fokus, tidak dapat konsentrasi. Kita tidak dapat memaksimalkan bakat (kemampuan sejak lahir), talenta (sumber daya yang tersedia sejak lahir), kompetensi (kecakapan dan kemampuan yang kita kembangkan) kita. Kita akan terobang ambing ke sana kemari, terlempar ke sana kemari, berputar-putar menghabiskan waktu, memboroskan umur kita.

Kesanggupan setiap orang berbeda. Setiap orang dipanggil Allah dengan panggilan yang berbeda. Setiap orang unik. Kita harus berjalan sesuai dengan keunikan kita masing-masing. Dalam setiap keunikan pasti ada  persamaan umum untuk mempersatukan sekelompok orang untuk kecakapan tertentu. Itulah mengapa tersedia banyak profesi, vokasi, jabatan, kegiatan, dst. Jika Allah memanggil kita untuk menunaikan suatu tugas memenuhi misi kita, otomatis Allah memberikan kemampuan dan kecakapan kepada kita untuk melaksanakan tugas menunaikan misi tersebut. Allah pasti memperlengkapi kita. Salah satu modal dasar (talenta) yang disediakan oleh Allah bagi kita adalah semangat, kehidupan itu sendiri. Semangat ditandai dengan kesukaan dan kenikmatan yang melahirkan passion (pengabdian). Bila kita bekerja tanpa passion, maka hasilnya tidak akan maksimal. Passion adalah anugerah Allah kepada seseorang untuk menunaikan melaksanakan pekerjaannya.

Untuk memampukan kita berkarya mewujudkan impian besar kita maka kita harus tertarik kepada apa yang kita kerjakan. Kita tertarik melihat hasil kerja kita. Salah satu tanda Anda tertarik dengan pekerjaan Anda adalah Anda mudah tersenyum ketika membicarakan pekerjaan Anda. Dengan senyum menandakan ketertarikan menandakan semangat menandakan panggilan Allah pada diri Anda. Panggilan Allah membuat orang mampu mengutarakan cita-cita hidupnya. Cita-cita hidup yang sepadan dengan panggilan Allah memampukan orang menjadi tokoh besar dalam bidangnya dan tokoh kemanusiaan, untuk ditiru, menginspirasi, untuk dinikmati oleh orang lain karyanya. Yesus Kristus memberikan teladan, contoh, inpirasi, semangat, kecakapan, jalan kehidupan untuk mewujudkan panggilan kita.

Setiap orang yang mengaku berada dalam Yesus Kristus wajib hidup seperti Yesus Kristus. Jika kita ingin Yesus Kristus menjadi jalan (jalur, saluran yang dilewati) dalam kehidupan kita, maka kita wajib hidup seperti Yesus. Untuk mampu hidup seperti Yesus, maka kita harus berada di dalam Dia. Artinya, memiliki persekutuan, hubungan yang akrab, yang intim dengan Dia. Kita di dalam Dia, dan Dia di dalam kita. Hidup di dalam Dia kita harus hidup di dala roh, dipimpin oleh Roh Kudus. Kita harus hidup dalam terang (kebenaran) dan keluar dari/meninggalkan gelap (dosa, kejahatan). Terang tidak mungkin bersatu dengan gelap. Dimana ada terang, disitu kegelapan menghilang. Hidup di dalam Yesus berarti hidup dalam kebenaran yang dipimpin oleh Roh Kudus. Terang hanya berbuahkan dan melaksanakan kebaikan, keadilan, kebenaran. Terang hanya dapat melakukan dan mengerjakan segala hal yang menyenangkan Allah. Hidup yang kita jalani di dalam Allah adalah kehidupan yang bertumbuh di dalam kekudusan. Kudus artinya hanya untuk Allah.  Kekudusan dimulai dan tetap dipelihara di dalam hati. (ingat: hati adalah perpaduan antara roh dan jiwa). Hidup kudus artinya hidup tidak bercela dan tidak bernoda di hadapan Allah. Yesus Kristus adalah Kudus, dalam dia kita mendapatkan diri kita ‘dikuduskan’, dikhususkan untuk menyenangkan Allah.

10. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.


Yang berminat menguasai lebih lanjut / mentor / pendampingan / nara sumber /pembicara / pengkhotbah silahkan sampaikan melalui email: lemsakti@gmail.com atau Isi Formulir Kontak di kolom sebelah kanan.