Selasa, 10 Januari 2017

ALLAH MENARUH IMAN DI HATI KITA UNTUK MEWUJUDKAN KERINDUAN-NYA

ALLAH MENARUH IMAN DI HATI KITA UNTUK MEWUJUDKAN KERINDUAN-NYA

[Author: Pdt. Dr. Jacob Nahuway, MENTOR: Rev.Dr. Mahli Sembiring, Facilitator: INDOLEADER]

Pokok Pemahaman:

  1. Keinginan, cita-cita, kerinduan dan hasrat adalah alat dalam tangan Tuhan untuk melakukan mujizat.
  2. Iman adalah mata yang mampu melihat Allah sebagai Tuhan yang absolut, tidak berubah dan tidak bergantung pada apapun dan siapapun.
  3. Iman adalah keyakinan bahwa Allah itu ada dan apa yang Ia firmankan akan menjadi kenyataan.
  4. Allah bertindak saat kita meletakkan iman kita hanya pada Allah dan bukan yang lain.
  5. Beriman kepada Allah harus setiap waktu, berkelanjutan, terus menerus, tidak berkeputusan.
  6. Beriman berarti keyakinan bahwa hanya Allah yang mampu melaksanakan, tanpa Allah satupun tidak dapat kita lakukan.

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Ibrani 11:6

Iman dapat menghadirkan hal-hal yang belum kelihatan (belum dapat disadari oleh pancaindra, tetapi dapat dilihat oleh imajinasi, persepsi, rohani, indra rohani, kehendak bebas). Ciri khas manusia rohani adalah iman. Melihat yang tidak dilihat oleh orang kebanyakan.

Allah adalah Roh. Allah adalah sumber kehidupan kita. Maka, memiliki iman adalah persyaratan mutlak untuk berhubungan dengan Allah. Artinya, apapun yang Tuhan janjikan melalui Firman Tertulis (Alkitab, Bible, Buku, Blog, Situs) atau melalui Firman Lisan (Khotbah, Pengajaran, Ceramah, Diskusi) atau Penyingkapan Allah sendiri (wahyu, penglihatan, mimpi, inspirasi, bisikan, dst) harus ditanggapi dengan iman. 

Imajinasi atau bayangan atau khayalan adalah alat paling sederhana tetapi paling ampuh yang disediakan oleh Tuhan kepada anak-anak-Nya. Melalui imajinasi Tuhan memberikan rancangan-Nya terhadap hidup seseorang, apakah untuk suatu waktu tertentu, atau untuk suatu jangka waktu yang panjang. Contoh sederhana adalah ketika kita menghadapi suatu masalah, kita akan berpikir dan mencari dalam batin kita apa jalan keluar atas masalah yang kita hadapi. Sadar atau tanpa sadar akan ada dorongan dalam diri kita untuk bertindak, misalnya: bertanya kepada seseorang. Yang lain lagi mungkin mencari di google. Yang lain lagi mencarinya dalam ayat-ayat Alkitab. Yang lain lagi mencoba untuk berdoa. Semua tindakan lanjutan dari apa yang muncul dalam bayangan untuk solusi masalah kita adalah konfirmasi atau penegasan terhadap jalan keluar yang Tuhan telah berikan kepada kita.

Kualitas keputusan yang kita ambil terhadap imajinasi yang muncul pertama sekali, tergantung banyak faktor. Salah satunya adalah ukuran iman kita. Ketika kita memiliki iman yang besar, teguh dan kuat, artinya hubungan kita dengan Allah adalah lancar, dengan tingkat kecepatan yang sangat tinggi, tanpa gangguan jaringan dan sinyal. Tetapi, ketika dalam menanggapi imajinasi atas harapan jalan keluar yang kita dapatkan, kemudian kita ragu-ragu, kita bimbang, kita menjadi tidak yakin, kita menjadi bingung, ini adalah tanda-tanda hubungan yang tidak sehat dengan Allah. Jaringan kita mungkin terputus, atau ada sadapan dari pihak penyadap, yaitu si jahat. Dalam kasus yang terakhir ini, tugas utama kita, sebelum menuntaskan masalah yang kita hadapi, adalah membetulkan dan memperbaiki hubungan yang lancar dengan Allah. Sumber dari segala sumber kehidupan harus dapat mengalir dengan deras dan lancar kepada diri kita.

Apakah Anda tahu arti SMART dalam menetapkan tujuan atau merencanakan suatu kegiatan? Seperti itulah iman bekerja. Anda harus dapat membayangkan dengan jelas apa yang ingin Anda capai. Misalnya: memiliki iman untuk membangun suatu Gereja yang Besar. Yang perlu Anda bayangkan, antara lain: bagaimana bentuknya, berapa besarnya, susunan kursi-kursinya, apakah pakai karpet atau batu alam, sistem tata suaranya, mimbarnya, daya tampung jemaat. Seperti Pak Pdt Jacob Nahuway, membayangkan lebih 10.000 orang jemaat duduk di gereja yang akan dia bangun. Dan, jadilah Mawar Saron di Jl Hibrida Kelapa Gading Jakarta, seperti itu.

Ketika memiliki imajinasi, bagaimana selanjutnya melaksanakan iman Anda? Jangan harap akan lancar-lancar saja. Pasti banyak tantangan dan hambatan. Bagaimana Anda menghadapi semua hambatan dan tantangan tersebut?

Yoh 14:12 .... barangsiapa percaya kepada-Ku ... ia akan melakukan ... pekerjaan-pekerjaan yang lebih besari daripada yang Aku lakukan ....
Mzm 108:14 Dengan Allah akan kita lakukan  perbuatan-perbuatan yang gagah perkasa...

Segala pertanyaan, keraguan orang, hinaan bahkan olokan jangan pernah melemahkan iman Anda. Tetapi, setiap serangan jadikan untuk memperkuat iman Anda. Ingat, iman yang kita miliki...terletak pada Allah di dalam Yesus Kristus yang kita sembah. Iman Anda, harus dipindahkan dari konsep atau ide ke dalam pribadi Anda, yaitu Allah sendiri. Allah dalam Yesus Kristus adalah iman kita yang sangat kuat.

Ingat, ... bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Ibr 11:6

Apa selanjutnya dilakukan dengan iman? Iman pada kesanggupan Allah, menghendaki cara Allah mewujudkannya. Cara Allah yang telah terbukti pada pembangunan Gereja Mawar Saron adalah:DOA dan PUASA. Tujuan DOA dan PUASA adalah memberi kebebasan (jalan tol) kepada Roh Allah dan para malaikatNya untuk menggerakkan orang-orang untuk berkorban, memberi, mengambil bagian, melakukan sesuatu sehingga impian besar itu dapat diwujudkan.

Iman yang membuat dan menghasilkan mujizat adalah iman yang bersumber dari Allah. Jangan menaruh harapan kepada manusia, orang kaya, orang hebat, orang dengan jabatan tinggi, orang yang memiliki fasilitas, orang yang memiliki jaringan. Mengapa? Karena mereka akan mengecewakan Anda. Mereka tetap manusia, dengan segala kedagingan, kelemahan, ambisi, harapan, dan kebodohan yang melekat pada diri mereka. Mereka memang memiliki apa yang Anda harapkan, tetapi akan lebih berguna bila hati mereka tergerak karena dorongan Roh Allah, bukan karena hubungan kita secara manusiawi. 

Ingat Mzm 127:1 ... Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah (artikan ini impian besar Anda, Bisnis, Jabatan, Pelayanan, Kursi DPR/DPD, Kursi Bupati/Gubernur/Presiden, Jabatan Menteri, Yayasan, dst), sia-sialah usaha orang yang membangunnya...

Alkitab memberikan pegangan kepada kita untuk percaya kepada Allah saja dengan segenap hati. Dengan segenap hati, memungkinkan dan menggerakkan Allah menyatakan kuasa-Nya. Ams 3:5-6 ... Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu....jangan bersandar pada pengertianmu sendiri...Akuilah Dia dalam segala usahamu...Ia akan membuatmu berhasil...

APA ARTINYA PERCAYA KEPADA TUHAN DENGAN SEGENAP HATI? Inilah tanda-tandanya:


  1. pikiran Anda tetap jalan
  2. motivasi Anda tetap tinggi
  3. Anda tetap memiliki penolong terbaik
  4. Anda memiliki tempat perlindungan teraman
  5. Anda tetap fokus pada visi Anda
  6. Anda tetap hidup...semangat

Iman mengikat kita kepada Allah dan mengikatkan Allah kepada kita. Bagaimana cara mengikatnya? Dengan mengucapkan Firman Allah yang menjadi dasar hubungan antara kita, diri Anda dengan Allah. Ucapkan dengan mulut, percaya dalam hati, bertindak dengan tubuh Anda. Tidak ada yang dapat memisahkan Allah dengan diri Anda (Roma 8:39). Itu karena iman.

Jadi dalam hubungan antara Allah dengan manusia, yang perlu terus dipahami dan dilatih adalah supaya manusia tetap menaruh iman hanya kepada Allah saja. Jangan menaruh harapan kepada sesuatu di luar Allah. Jangan menaruh harapan kepada kemampuan diri sendiri. Saat Allah menemukan iman di dalam diri kita, Ia dapat melakukan apa saja bagi kita, karena Ia, memiliki segala kuasa.

Musuh dari iman adalah ketidakpercayaan, ragu-ragu, bimbang, mempertanyakan, berargumentasi, cuek, tidak menaruh harapan, tidak peduli...

Percaya kepada Allah harus berkelanjutan. Jangan hari ini berapi-api, besok sudah padam. Percaya kepada Tuhan harus sepanjang hayat dikandung badan. Setiap saat kita harus berdoa, mencurahkan keinginan, kemauan, hasrat, cita-cita, harapan, dan segala isi hati kita kepada Tuhan.

Kalau tidak meminta kepada Tuhan, Ia tidak akan memberikan kepada kita. Hanya yang meminta kepada Dia, yang mendapat.(Matius 7:8). Apa yang kita percayai mengenai Allah, akan menentukan apa yang Allah perbuat untuk kita. 

Beriman kepada Allah secara berkelanjutan tidak akan mengecewakan, karena:

  1. Segala kuasa berasal dari Allah
  2. Allah pengasih dan penyayang
  3. Allah mendengar dan menjawab doa kita

Orang percaya sejati, percaya sepenuhnya bahwa mereka dapat memiliki apapun yang mereka inginkan dan mempertahankan harapan dengan sepenuh hati untuk memilikinya dan secara berkelanjutan mengejarnya sampai memilikinya.

Yohanes 14:12
... barangsiapa percaya kepada-Ku... ia akan melakukan ... pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar ...

Yang berminat menguasai lebih lanjut / mentor / pendampingan / nara sumber /pembicara / pengkhotbah silahkan sampaikan melalui email: lemsakti@gmail.com atau Isi Formulir Kontak di kolom sebelah kanan.