Minggu, 08 Januari 2017

ALLAH MEMBERIKAN KECAKAPAN BAGI KITA UNTUK MEWUJUDKAN KERINDUAN-NYA

ALLAH MEMBERIKAN KECAKAPAN BAGI KITA UNTUK MEWUJUDKAN KERINDUAN-NYA

[Author: Pdt. Dr. Jacob Nahuway, MENTOR: Rev.Dr. Mahli Sembiring, Facilitator: INDOLEADER]

Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina. Amsal 2:29

Pokok Pembahasan:

  1. Setiap orang memiliki kecakapan dari Allah untuk melakukan sesuatu.
  2. Kecakapan akan teruji ketika melaksanakan pekerjaan.
  3. Kecakapan berada dalam jiwa, roh dan hati manusia. Hati adalah perpaduan antara Jiwa dan roh, yang disebut manusia batiniah. Jiwa merupakan perpaduan antara pikiran, ingatan, kehendak, dan perasaan. Roh adalah bagian Allah memberi kehidupan kepada manusia.
  4. Identitas Allah dalam diri manusia, kelihatan dan terasa dalam pekerjaan yang dilakukan Allah pada diri manusia tersebut.
  5. Manusia adalah gambaran Allah, karena Roh Allah ada pada dirinya. Bila seseorang tidak bekerja, maka gambaran Allah tidak kelihatan pada orang tersebut.
  6. Kerajaan Allah diwarnai dan diisi dengan pelayanan yang disebut pekerjaan. Pekerjaan setiap manusia sesuai dengan bakat yang diberikan Allah melalui Roh-Nya yang dikembangkan dan diusahakan oleh setiap orang sepanjang hidupnya. Setiap orang adalah setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, golongan. Yang menentukan adalah apakah pekerjaan itu berkenan dan sesuai kehendak Allah; atau melanggar kehendak Allah, yang disebut dosa, yang menimbulkan hukuman dan murka Allah. 
  7. Akhir perjalanan manusia adalah hidup kekal bersama Allah, atau hukuman kekal berpisah dari Allah.   

SUKSES SECARA ALKITABIAH ADALAH KETIKA SESEORANG BERADA PADA POSISI, WAKTU, TEMPAT, CARA, DAN MENGHASILKAN HASIL YANG TEPAT MENURUT ALLAH.

Kecakapan menjadi prasyarat untuk sukses. Kecakapan adalah kemampuan, kemahiran, kepandaian atau kesanggupan dalam mengerjakan sesuatu. Kecakapan mengetahui kehendak Allah bagi diri kita adalah syarat mutlak untuk berhasil sesuai kehendak Allah. Yang pertama dan yang paling kita senangi, merupakan tanda pertama itu berasal dari Allah.
Supaya sukses mewujudkan impian yang besar menjadi kenyataan, kita harus mencari dan menemukan pekerjaan yang kita sukai yang sesuai dengan kecakapan yang kita miliki.

Untuk sukses kita harus mengabdikan diri dan mencintai pekerjaan tersebut. Melalui bekerjalah manusia mewujudkan perkara-perkara besar. Ingat: tidak ada cara gampang, tidak ada skema cepat,  bagi Allah dan bagi manusia untuk mewujudkan perkara-perkara besar.

Jalan cepat biasanya membawa celaka. Contoh: berjudi, merampok, mencuri, korupsi, mengambil hak orang lain dengan cara tidak benar, menyalib/memotong jalur, menyelundup, dan sejenisnya. Bahkan memaksa Allah untuk mengabulkan permintaan kita dengan mengutip ayat-ayat tertentu, dengan mengklaim/menuntut janji Tuhan, bukan cara yang benar.

Bagi yang percaya kepada Allah dan menerima serta mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi, meyakini dan menerapkan hal-hal berikut:


  1. Kecakapan mewujudkan impian yang besar berasal dari Allah.
  2. Setiap orang memiliki talenta yang menjadi dasar kemampuan yang diberikan Allah untuk melakukan karya-karya besar.
  3. Untuk mencapai impian yang besar kita harus melaksanakan dengan rumusan (cara) Allah sendiri.
  4. Rumusan Allah yang pertama untuk sukses adalah kecakapan melakukan pekerjaan yang kita pilih, kecakapan adalah talenta yang telah diberikan Allah supaya kita kembangkan dan matangkan terus menerus dengan bekerja dan belajar, memperbaiki, bekerja belajar memperbaiki dari yang paling kecil hingga yang paling besar.


 Harga yang harus dibayar atau beban yang harus dipikul supaya sukses:


  1. Bekerja keras. Dengan dipaksa mengerjakan sesuatu, hal-hal terbaik di dalam diri kita akan menghasilkan kesederhanaan dan pengendalian diri, kerajinan dan kekuatan kehendak, kegembiraan dan kepuasan, dan kebajikan yang tidak pernah dialami oleh pemalas. Bekerja keras jangan sampai gila kerja. Kita harus mengatur jam kerja kita, sehingga tercapai setidaknya tujuh tujuan hidup: bekerja, keuangan, kesehatan fisik, mental, kerohanian, keluarga, dan sosial.
  2. Menyukai pekerjaan. Tragis kalau bekerja pada pekerjaan yang tidak disukai. Sekolah pada jurusan yang tidak disukai, akan membuat penderitaan berkepanjangan. Pekerjaan yang disukai adalah pekerjaan memberi kesukaan, membawa kesehatan, tetap bersemangat, dan membuat harga diri naik dan kita merasa bangga. Pilihlah pekerjaan yang memungkinkan Anda dapat mencapai hal-hal tertinggi yang ada dalam diri Anda. Kebanggaan menimbulkan kharisma. Kharisma dan kecakapan mendatangkan rasa kagum, hormat dan pujian dari sesama manusia. Kharisma dan kecakapan harus dikembangkan dengan teliti. Kharisma adalah pemberian Allah, sebagai hadiah bagi setiap orang yang mengembangkan talentanya yang disediakan Allah juga.
  3. Fokus pada pekerjaan. Jika kita fokus pada pekerjaan kita, maka kita akan tertarik dan mencintai pekerjaan kita. Bersemangat dengan apa yang Anda kerjakan, Ketika Anda sudah yakin pekerjaan yang Anda pilih adalah yang terbaik, tetaplah disitu. Jangan terpengaruh pendapat atau tawaran orang lain yang kelihatannya baik atau memberikan hasil dan keuntungan yang lebih besar. Biasanya itu hanya sebentar, dan Anda akan bosan, dan mencari yang lain lagi, cari lagi, lagi ... akhirnya Anda akan menjauh dari talenta Anda. Kalau tidak fokus, Anda akan mutar-mutar hingga pusing tujuh keliling.
  4. Kondisikan diri Anda sebagai makhluk pekerja. Kehendak Allah bagi manusia supaya dia bekerja, tetapi tetap juga beribadah. Tuhan Yesus selama hidup-Nya di bumi, setiap hari bekerja. Ia mengajar, berkhotbah, menyembuhkan orang, memberi makan, menghidupkan orang mati, mengecam orang tidak benar, mencambuk orang yang menyalahgunakan tempat ibadah, tetapi Ia juga membasuh/mencuci kaki murid-murid-Nya. Para Rasul, murid Tuhan Yesus yang awal dipilih-Nya, mengakui mereka semua adalah Pekerja Keras.
  5. Bertanggung jawab. Anda harus bertanggung jawab atas semua yang Anda kerjakan, berhasil atau gagal, baik atau buruk, semua harus dipertanggungjawabkan. Dalam Kerajaan Allah tidak ada pemalas, tidak ada peminta-minta, tidak ada pengemis. Kerajaan Allah diwarnai dan disibukkan dengan pelayanan pekerjaan. Hanya dengan bekerja kita mendapatkan kesehatan tubuh, kesehata hati, wibawa di mata sesama manusia dan kecukupan keuangan dan harta yang kita butuhkan. 
  6. Berdoa dan Bekerjalah.


 Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu dengan sekuat tenaga, karena tidak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, kemana engkau akan pergi. Pkh 9:10

 Yang berminat menguasai lebih lanjut / mentor / pendampingan / nara sumber /pembicara / pengkhotbah silahkan sampaikan melalui email: lemsakti@gmail.com atau Isi Formulir Kontak di kolom sebelah kanan.