Rabu, 12 Desember 2012

LINGKUNGAN ORGANISASI


Tanggung jawab sosial dan pengaruh lingkungan organisasi

Suatu organisasi yang bertanggung jawab sosial adalah salah satu yang menerima tanggung jawab untuk mengatasi dampak keputusan dan kegiatan melalui perilaku transparan dan etis yang terintegrasi di seluruh organisasi dan dipraktekkan dalam hubungannya dengan pihak di luar dirinya. Selain bertanggung jawab atas keputusan sendiri dan kegiatan, organisasi dapat, dalam beberapa situasi, memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku pihak dengan siapa ia memiliki hubungan. Situasi seperti ini dianggap termasuk dalam lingkup pengaruh organisasi.

Suatu organisasi tidak bertanggung jawab atas dampak dari setiap bagian lebih yang mungkin memiliki beberapa pengaruh. Namun, akan ada situasi di mana kemampuan organisasi untuk mempengaruhi orang lain akan disertai dengan tanggung jawab mempunyai pengaruh itu. Misalnya, kewajiban moral untuk menentang pelanggaran HAM yang dilakukan oleh orang lain dapat menjadi aspek penting dari tanggung jawab sosial organisasi. Tanggung jawab untuk memeriksa pengaruh dalam situasi apa pun akan tergantung pada berbagai faktor termasuk kemampuan sebenarnya dari organisasi untuk mempengaruhi orang lain dan materi yang bersangkutan. Secara umum, tanggung jawab untuk melaksanakan peningkatan pengaruh berkaitan erat dengan kemampuan untuk mempengaruhi.

Suatu organisasi bertanggung jawab atas dampak dari keputusan dan kegiatan di mana ia memiliki kontrol. Demikian juga terhadap dampak dari keputusan dan kegiatan dapat luas. Suatu organisasi dapat memutuskan apakah akan memiliki hubungan dengan organisasi lain dan menentukan batasan sifat dan tingkat dari hubungan ini. Akan ada situasi, apabila suatu organisasi memiliki tanggung jawab untuk waspada terhadap dampak yang diciptakan oleh keputusan dan kegiatan organisasi lain. Selanjutnya  mengambil langkah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif yang terjadi akibat hubungan dengan organisasi tersebut.

Lingkup pengaruh organisasi biasanya mencakup bagian dari rantai nilai atau rantai pasokan. Ini mungkin juga termasuk asosiasi formal dan informal yang bekerjasama, serta organisasi peer atau pesaing. Ketika menilai lingkungan pengaruhnya, organisasi harus melaksanakan uji tuntas (due diligence) dan harus mempertimbangkan keterlibatannya dengan para stakeholder.

Rantai nilai mencakup para pihak dalam jalur mundur dalam rantai tersebut, seperti pemasok, dan pihak jalur maju dalam rantai tersebut, Seperti pelanggan dan pengguna. Selain itu, beberapa pihak, seperti organisasi rekan dan mitra, beroperasi dalam posisi yang sejajar dengan organisasi. Para pemangku kepentingan dan pihak lain yang terlibat akan berbeda tergantung pada sifat dan kegiatan organisasi.

Pengaruh Lingkungan Organisasi

Seluruh manajer seharusnya tidak hanya memusatkan perhatiannya pada lingkungan internal organisasi, tetapi juga menyadari pentingnya pengaruh lingkungan eksternal terhadap organisasi yang di kelolanya.

Manajer harus mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mendiagnosa dan bereaksi terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan, baik berupa kesempatan-kesempatan, resiko-resiko maupun ancaman yang berpengaruh pada operasi organisasi (perusahaan).

Sebagai contoh, manajer sekarang harus menghadapi situasi dan kondisi ekonomi yang naik turun, pesatnya perkembangan teknologi yang menimbulkan perbaikan dan inovasi produksi serta produk, perubahan prilaku konsumen, peraturan-peraturan pemerintah yang selalu diperbaharui, dan sebagainya, yang semuanya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh organisasi dan manajemen.

Faktor-faktor Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur diluar organisasi yang sebagian besar tidak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer. Organisasi mendapatkan masukan-masukan yang dibutuhkan, seperti bahan baku, dana tenaga kerja dan energi dari lingkungan eksternal, mentransformasikan menjadi produk dan jasa, kemudian memberikan sebagai keluaran-keluaran kepada lingkungan eksternal.

Lingkungan eksternal mempunyai banyak unsur yang berpengaruh langsung (lingkungan ekstern mikro) dan yang berpengaruh tidak langsung (lingkungan ekstern makro).

Lingkungan Ekstern Mikro

Lingkungan ekstern mikro terdiri dari;

- Para pesaing
- Penyedia/pemasok
- Langganan
- Lembaga-lembaga keuangan
- Pasar tenaga kerja
- Perwakilan-perwakilan pemerintahan

Para pesaing (competitors). Lingkungan persaingan perusahaan tercermin dari tipe, jumlah dan norma perilaku organisasi-organisasi pesaing, dengan pemahaman lingkungan persaingan yang dihadapi, organisasi dapat mengetahui posisi persaingan, sehingga lebih mampu mengoptimalkan operasi-operasinya.

Langganan (customers). Strategi, kebijaksanaan dan taktik-taktik pemasaran perusahaan sangat tergantung situasi pasar dan langganan. Bisanya, manajer pemasaran menganalisa profil pelanggan sekarang dan potensial serta kondisi pasar dan mengarahkan kegiatan-kegiatan pemasaran perusahaan berdasarkan hasil analisa tersebut.

Pasar tenaga kerja (labor supply). Organisasi memerlukan sejumlah karyawan (personalia) dengan bermacam-macam ketrampilan, kemampuan dan pengalaman, sehingga organisasi perlu menggunakan banyak saluran untuk menarik dan mendapatkan karyawan-karyawan tersebut.

Lembaga-lembaga keuangan. Orgnisasi-organisasi tergantung pada bermacam-macam lembaga keuangan, seprti bank-bank komersial, bank-bank instansi dan perusahaan asuransi dan pasar modal, untuk menjaga dan memperluas kegiatan-kegiatannya.

Para penyedia (suppliers). Setiap organisasi sangat tergantung pada sumber-sumber dari sumber daya-sumber dayanya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku (mentah), bahan pembantu, pelayanan, energi dan peralatan, yang digunakan untuk memproduksi keluaran.

Perwakilan-perwakilan pemerintah. Hubungan organisasi dengan perwakilan pemerintah berkembang semakin kompleks. Perwakilan pemerintah biasanya menetapkan peraturan yang harus dipatuhi organisasi dalam operasinya, prosedur-prosedur perizinan, dan pembatasan-pembatasan lainnya untuk melindungi masyarakat. Disamping itu perwakilan pemerintah sering merupakan atau menjadi para penyedia dan kreditur “besar” bagi perusahaan.

Lingkungan Ekstern Makro

Lingkungan ekstern makro mempengaruhi organisasi dengan dua cara yaitu;

1. Kekuatan-kekuatan diluar tersebut mempengaruhi suatu organisasi secara langsung atau secara tidak langsung melalui satu atau lebih unsur-unsur lingkungan ekstern mikro.
2. Unsur-unsur lingkungan makro menciptakan iklim - misalnya teknologi tinggi, keadaan perekonomian cerah atau lesu dan perubahan-perubahan sosial-di mana organisasi ada dan harus memberikan tanggapan.

Lingkungan ekstern makro terdiri dari;

- Faktor-faktor teknologi
- Ekonomi
- Politik
- Sosial
- Dimensi internasional

Perkembangan teknologi. Dalam setiap masyarakat atau industri, tingkat kemajuan teknologi memainkan peranan berarti pada penentuan produk dan jasa yang akan diproduksi, peralatan yang akan digunakan, dan bagaimana macam-macam operasi akan dikelola.

Variabel-variabel ekonomi. Manajer senantiasa perlu menganalisa dan mendiagnosa faktor-faktor ekonomi, seperti kecendrungan inflasi atau deflasi harga barang-barang dan jasa; kebijaksanan moneter, devaluasi atau revaluasi, dan yang menyangkut tingkat bunga; kebijaksanaan fiskal; keseimbangan neraca pembayaran; dan harga-harga yang ditetapkan oleh para pesaing dan penyedia. 

Lingkungan sosial-kebudayaan. Lingkungan ini mencakup kepercayaan, nilai-nilai, sikap, pandangan serta pola kehidupan yang dibentuk oleh tradisi, pendidikan, kelompok ethnis, ekologi, demografis, geografis, serta agama dan kepercayaan dari sekelompok atau seluruh masyarakat tertentu.

Variabel-variabel politik – hukum. Politik dan hukum dalam suatu periode waktu tertentu akan menentukan operasi perusahaan. Contohnya kebijakan pemerintah dalam bidang perdagangan, undang-undang antitrust/anti monopoli, undang-undang perpajakan, upah minimum, undang-undang hak paten, dll.

Dimensi internasional. Kekuatan-kekuatan ini berpengaruh melalui perkembangan politik dunia, ketergantungan ekonomi, penularan nilai-nilai dan sikap hidup serta transfer teknologi. Lebih sempit lagi, misalnya ketergantungan sumberdaya impor, keadaan resesi atau recovery perekonomian dunia, persaingan dengan perusahaan multi nasional, tingkat pertukaran mata uang asing, dan sebagainya.