Minggu, 08 Oktober 2023

KEKAYAAN KRISTUS MENGHASILKAN GEREJA

KEKAYAAN KRISTUS MENGHASILKAN GEREJA

Efesus 3 Mengungkapkan bahwa Rasul Paulus mempunyai perjalanan hidup yang layak menerima panggilan Allah. Sebagai seseorang yang memiliki kehidupan yang layak, dia adalah seorang tahanan, seorang pengurus warisan Allah, dan seorang menteri. Dalam pasal ini Paulus menceritakan kepada kita bahwa penyataan rahasia Kristus bagi gereja telah diberikan kepada para rasul dan nabi (ayat 5). Wahyu Paulus tentang Kristus pada dasarnya merupakan wahyu tentang kekayaan Kristus yang tidak dapat diduga. Karena perjalanan hidup Paulus diatur oleh wahyu Kristus, dia tidak dapat menahan diri untuk tidak berbicara tentang kekayaan Kristus. Khotbah rasul berfokus pada kekayaan Kristus, bukan pada doktrin, bukan tentang pegangan ajaran. Kekayaan Kristus adalah apa adanya Kristus bagi kita, seperti terang, kehidupan, kebenaran, dan kekudusan. Kekayaan ini tidak dapat ditelusuri; itu di luar kemampuan kita untuk melacaknya. Karena kita juga bisa menjadi rasul dan nabi, kita perlu melihat kekayaan Kristus yang tidak dapat diduga.

Banyak orang Kristen mempunyai pemahaman yang salah karena menganggap dan meyakini bahwa para rasul di gereja universal dan penatua di gereja lokal adalah pejabat tinggi, jauh di atas mereka yang disebut orang awam atau orang percaya pada umumnya. Rasul Paulus, menyadari bahwa hal tersebut adalah konsep yang salah, dengan sengaja menunjukkan bahwa para rasul dan nabi bukanlah orang yang luar biasa. Sebaliknya, mereka harus dianggap sekadar sebagai orang-orang terkemuka di antara orang-orang kudus di gereja-gereja. Mereka memimpin untuk menerima wahyu mengenai Kristus bagi gereja, untuk memperhidupkan Kristus, untuk mengalami Kristus, untuk menikmati Kristus, dan untuk melayani kekayaan Kristus kepada orang lain. Jika kenikmatan kekayaan Kristus hanya tersedia bagi orang-orang tertentu yang istimewa dan berkedudukan tinggi, maka kita semua tidak akan mendapat bagian di dalamnya. Namun dalam 3:8 Paulus mengatakan bahwa ia adalah yang paling hina di antara semua orang kudus; namun dia dapat memberitakan kekayaan Kristus yang tidak terduga sebagai Injil. Fakta bahwa Paulus dapat melakukan hal ini menunjukkan bahwa kita juga dapat melakukannya. Karena menurut pengakuannya sendiri bahwa dia lebih kecil dari kita, maka apa yang tersedia baginya juga tersedia bagi kita.

Para rasul dan nabi bukanlah golongan Kristen yang istimewa. Sebaliknya, mereka adalah orang-orang beriman biasa seperti kita semua. Yang membedakan mereka dengan Kristen lainnya adalah mereka adalah orang-orang yang memimpin. Hal yang sama juga terjadi pada para penatua di gereja lokal. Para penatua bukanlah orang-orang luar biasa yang berpangkat tinggi, lebih tinggi dari orang Kristen lainnya. Tidak, mereka hanyalah orang-orang yang memimpin kehidupan gereja. Kita semua perlu membiarkan konsep ini meresap ke dalam diri kita.

Dalam terang Tuhan kita harus membuang pemikiran tentang kedudukan. Tidak ada peringkat di antara kita. Paling-paling, kita hanya mempunyai beberapa orang yang memimpin untuk menjalankan kepemimpinan dalam memperhidupkan Kristus bagi kehidupan gereja. Tidak ada kelas yang lebih tinggi, tidak ada kelas khusus, di dalam gereja. Kita tidak memiliki pemimpin penguasa. Menurut firman Tuhan dalam Matius 23:8-10, Dia adalah Pemimpin kita yang unik, dan kita semua adalah saudara. Kita harus membuang konsep bahwa rasul dan penatua itu istimewa. Kita semua adalah domba, dan para rasul, nabi, dan penatua memimpin untuk memberikan teladan, sebuah pola, tentang bagaimana mengenal Kristus, menikmati Dia, mendapatkan Dia dalam kehidupan gereja, dan menyalurkan Dia kepada orang lain. Ini soal memberi contoh, bukan soal pangkat dan jabatan.

Kekayaan Kristus

Untuk menjadi rasul, nabi, pelayan, menteri, dan bahkan tawanan di dalam Kristus, kita perlu mengetahui kekayaan Kristus yang tidak terduga. Kekayaan ini dimaksudkan untuk menghasilkan gereja yang menjadi kepenuhan Kristus.

Kekayaan Kristus dalam tipe. Kekayaan Kristus digambarkan dalam bentuk perlambangan. Tidak mudah untuk menemukan semua tipe Kristus dalam Perjanjian Lama. Beberapa jenis disembunyikan. Misalnya, bumi yang muncul dalam Kejadian 1:9 dan 10 adalah tipe Kristus. Banyak tipe lain yang ditemukan dalam pasal pertama kitab Kejadian: cahaya, matahari, bintang, dan pepohonan. Di bagian lain dalam Alkitab kita melihat bahwa pohon anggur, pohon apel, pohon aras, dan pohon cemara semuanya adalah tipe Kristus. Tumbuhan juga melambangkan Kristus. Pada saat Paskah, bangsa Israel tidak hanya makan daging domba, tetapi juga roti tidak beragi dan sayur pahit. Gandum dan jelai juga merupakan tipe Kristus, dan bunga pacar juga dibicarakan dalam Kidung Agung. Orang-orang tertentu juga melambangkan Kristus. Adam, Habel, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa, dan Harun adalah beberapa di antara mereka yang merupakan tipe Kristus. Para imam, raja, dan nabi juga melambangkan Dia.

Ratusan pesan dapat diuraikan dari Kejadian 1, terutama mengenai tipe-tipe Kristus dalam pasal ini. Alkitab sangat dalam dan mendalam. Hanya ketika kita mendalaminya barulah kita bisa melihat kekayaan yang dikandungnya. Di bawah permukaan Alkitab terdapat kekayaan Kristus. Karena kekayaan ini begitu banyak, sulit bagi siapa pun untuk mengatakan berapa banyak tipe Kristus yang ada dalam Perjanjian Lama. Perlambangan yang satu ini saja sudah mengungkapkan banyak kekayaan Kristus.

Kekayaan Kristus dalam bayangan. Selain tipenya, ada juga bayangan dan sosok Kristus. Meskipun tipe dan bayangan serupa dalam beberapa hal, keduanya seperti wajah manusia yang tidak hanya memiliki persamaan, namun juga berbeda satu sama lain. Tipe pada dasarnya adalah orang atau benda yang menandakan Kristus, sedangkan bayangan terutama merujuk pada ritual dan praktik dalam Perjanjian Lama yang menggambarkan Kristus. Menurut Kolose 2:16 dan 17, peraturan makan, ritual, dan hari raya hanyalah bayangan. Dengan ini kita melihat bahwa hukum, tata cara, dan upacara dalam Perjanjian Lama hanyalah bayangan yang menggambarkan Kristus. Namun Adam, Harun, dan Musa bukanlah bayangan; mereka tipe. Sebaliknya, hari Sabat dan bulan baru hanyalah bayangan. Meskipun hari Sabat adalah hari peristirahatan, namun itu bukanlah perhentian yang sesungguhnya, karena perhentian yang sesungguhnya adalah Kristus. Demikian pula hukum sebagai kesaksian tentang Tuhan menggambarkan seperti apa Tuhan itu. Sebagai gambaran dan penjelasan tentang Tuhan, hukum adalah kesaksian tentang Tuhan. Dalam hal ini merupakan bayangan Kristus sebagai penjelasan, definisi, dan kesaksian Allah yang sesungguhnya.

Kekayaan Kristus dalam gambaran. Figur pada dasarnya mengacu pada situasi yang menghadirkan gambaran tertentu. Misalnya, pengembaraan bangsa Israel di padang gurun merupakan gambaran, potret, pengalaman kita dalam kehidupan Kristiani saat ini, yang seringkali merupakan kehidupan mengembara. Paskah adalah gambaran lainnya. Meskipun domba Paskah adalah sebuah tipe Kristus, Paskah itu sendiri adalah sebuah gambaran yang menggambarkan bagaimana Kristus, Paskah kita, menyelamatkan kita dari penghakiman Allah dan memberi kita makan dengan apa adanya Dia. Oleh karena itu, gambaran Paskah adalah gambaran Kristus.

Kristus begitu kaya sehingga Dia tidak hanya memerlukan perlambangan, tetapi juga bayangan dan figur untuk menggambarkan Dia. Semua tipe, bayangan, dan figur Kristus dalam Perjanjian Lama merupakan deskripsi, penjelasan, dan definisi tentang apa itu Kristus. Kita perlu mempelajari semua hal ini dalam Kitab Suci untuk mengetahui kekayaan Kristus.

Kekayaan Kristus dalam nubuatan. Kekayaan Kristus juga terlihat dalam nubuatan. Dalam Alkitab nubuatan pertama tentang Kristus adalah Kejadian 3:15, ayat yang meramalkan bahwa Kristus sebagai keturunan perempuan akan meremukkan kepala ular, Setan. Hal ini menyiratkan bahwa Kristus harus menjadi seorang laki-laki yang lahir dari seorang perawan, karena Ia akan menjadi benih perempuan. Kristus bukanlah keturunan laki-laki; Dia adalah benih seorang wanita. Ayat yang satu ini mengungkapkan banyak kekayaan Kristus.

Yesaya 9:6 adalah nubuatan lain mengenai Kristus. Ayat ini memberi kita tujuh gelar Kristus: Anak, Putra, Ajaib, Penasihat, Tuhan Perkasa, Bapa Kekal, Pangeran Damai. Dalam Perjanjian Lama, masih banyak lagi nubuatan Kristus lainnya. Bahkan kitab Zakharia yang pendek memuat banyak nubuatan rinci tentang Dia.

Kekayaan Kristus dalam penggenapan nubuat. Kekayaan Kristus juga terlihat dalam penggenapan nubuatan. Kadang-kadang dalam penggenapan suatu nubuatan dalam Perjanjian Baru ada sesuatu yang ditambahkan lebih lanjut. Misalnya, Perjanjian Lama menyatakan bahwa Kristus akan menjadi anak domba. Namun dalam Perjanjian Lama, Kristus tidak pernah disebut Anak Domba Allah. Namun demikian, dalam penggenapan nubuatan mengenai Kristus sebagai Anak Domba, Dia disebut Anak Domba Allah (Yohanes 1:29). Ini tambahan yang luar biasa!

Terkadang para penulis Perjanjian Baru menambahkan hal-hal tertentu ketika mengutip nubuatan Perjanjian Lama tentang Kristus. Itu terjadi karena Kristus tidak dapat dibatasi oleh nubuatan mengenai Dia. Ketika Dia datang, Dia menggenapi lebih dari apa yang telah dinubuatkan. Lebih jauh lagi, pengalaman kita akan Kristus melampaui penggenapan nubuatan. Sebenarnya, ini bukan menambahkan sesuatu; itu adalah mengalami Kristus yang tidak terbatas. Dalam pengalaman kami, Kristus bukan hanya Anak Domba Allah, namun Anak Domba kekekalan. Jadi, nubuatannya singkat, penggenapannya lebih lama, dan pengalamannya abadi. Ketika kita mengalami Kristus dalam penggenapan nubuatan mengenai Dia, kita tidak menambahkan apa pun. Sebaliknya, kita masuk ke dalam pengalaman kekal kekayaan Kristus yang tidak ada habisnya.

Kekayaan Kristus sebagai tumbuhan, binatang, mineral dan pribadi. Rumput, bunga, biji-bijian, dan pepohonan semuanya menggambarkan kekayaan Kristus. Anak domba, sapi, rajawali, singa, dan merpati semuanya adalah tipe Kristus. Di dalam Alkitab, sejumlah mineral juga menunjukkan kekayaan Kristus seperti emas, perak, kuningan, dan batu-batu berharga.

Sejumlah orang dalam Alkitab melambangkan Kristus. Semua ini menggambarkan berbagai aspek kekayaan Kristus. Kita melihat kekayaan tertentu dari Kristus dalam diri pribadi Adam, kekayaan lainnya dalam diri Habel, dan kekayaan lainnya dalam diri Yusuf. Di sepanjang Alkitab, banyak tokoh lain yang menggambarkan berbagai aspek kekayaan Kristus.

Semua hal positif di alam semesta mengarah pada Kristus. Misalnya, Kristus adalah gravitasi yang sebenarnya. Tanpa Dia, kita akan terlempar. Jika Kristus tidak menahan kita pada tempatnya, kita tidak akan mampu berdiri. Kristuslah yang mempunyai kuasa menahan yang sejati. Menurut Ibrani 1:3, Dia menopang seluruh alam semesta. Karena semua hal positif di alam semesta menandakan Kristus, Kristus dapat menggunakan banyak hal sebagai ilustrasi tentang diri-Nya ketika Dia berada di bumi. Misalnya, Dia dapat menggunakan pintu sebagai gambaran diri-Nya dan berkata, “Akulah pintunya.” Kristus adalah realitas dari setiap hal positif. Dia bukan hanya gravitasi, tapi juga udara, cahaya, dan segala hal positif.

Kekayaan Kristus juga mencakup kebajikan manusia dan sifat-sifat ilahi. Kristus adalah kasih sejati, kesabaran, dan pengampunan. Di luar Kristus, kita tidak bisa mengasihi, bersabar, atau mengampuni, bahkan dalam hubungan dengan istri atau suami kita. Namun ketika kita memiliki Kristus, kita memiliki semua kebajikan manusia dan sifat-sifat ilahi.

Kekayaan Kristus untuk Menghasilkan Gereja

Melalui dispensasi ilahi Kristus ke dalam orang-orang percaya. Segala kekayaan Kristus dimaksudkan Allah untuk menghasilkan gereja. Hal ini terjadi melalui dispensasi ilahi Kristus ke dalam orang-orang percaya. Gereja dihasilkan bukan melalui pengajaran atau pengorganisasian, melainkan melalui dispensasi Kristus. Semakin banyak Kristus disalurkan ke dalam kita, semakin banyak kehidupan yang kita miliki, semakin kuat kehidupan yang kita miliki, semakin kaya kehidupan yang kita miliki, dan kehidupan gereja menjadi semakin terangkat. Saya menyukai pelayanan yang menyalurkan kekayaan Kristus kepada orang-orang percaya. Melalui pelayanan seperti itu, kita mempunyai kehidupan gereja yang baik, kuat, dan terangkat.

Melalui pengalaman dan kenikmatan orang percaya akan Kristus. Kekayaan Kristus menghasilkan gereja melalui pengalaman dan kenikmatan orang percaya akan Kristus. Di pihak Kristus, ini adalah masalah dispensasi, namun di pihak kita, ini adalah masalah pengalaman dan kenikmatan. Ketika kita mengalami dan menikmati Kristus yang disalurkan ke dalam kita, kita menjadi bagian dari kehidupan gereja yang benar.

Kekayaan Kristus untuk Mengungkapkan Berbagai Hikmah Tuhan

Kekayaan Kristus juga mengungkapkan hikmat Allah yang beraneka ragam (3:10). Hikmat Tuhan bermacam-macam; ia memiliki banyak aspek dalam banyak arah. Hikmat ini diungkapkan di hadapan para penguasa dan pemerintahan di surga, terutama di hadapan kuasa jahat Setan. Tuhan ingin menunjukkan kepada kuasa Setan betapa bijaksananya Dia. Jadi, kekayaan Kristus menampilkan hikmat-Nya dalam berbagai cara. Hal ini sesuai dengan tujuan kekal Allah (3:11).

Kekayaan Kristus untuk Menghasilkan Kepenuhan Kristus

Pengalaman akan kekayaan Kristus menghasilkan kepenuhan Kristus, Tubuh sebagai ekspresi Kristus (1:23). Kitab Efesus berbicara tentang kekayaan Kristus dan kepenuhan Kristus. Kekayaan alam dan teknologi yang menghasilkan banyak bahan makanan tidak membuat seseorang kenyang sampai dia memakannya, mencernanya, dan mengasimilasinya. Dengan menyerap kekayaan dengan cara ini, kekayaan menjadi bagian dari dirinya. Demikian pula seluruh aspek kekayaan Kristus tidak akan menjadi kepenuhan Kristus sebelum kita memakannya, menikmatinya, mencernanya, dan mengasimilasinya. Dengan menyerap kekayaan tersebut sedemikian rupa, kita menjadi Tubuh Kristus sebagai kepenuhan-Nya untuk mengekspresikan Dia. Dengan demikian, Tubuh Kristus terdiri dari kekayaan Kristus yang telah kita nikmati dan asimilasi. Oleh karena itu, Tubuh adalah Gereja adalah hasil, produk, pengalaman dan kenikmatan kekayaan Kristus.

 

Sabtu, 07 Oktober 2023

GEREJA MENJADI TUBUH KRISTUS

GEREJA MENJADI TUBUH KRISTUS

Ef. 1:22-23 berkata, “Dan Ia menundukkan segala sesuatu di bawah kaki-Nya dan memberikan Dia kepada Gereja sebagai Kepala atas segala sesuatu, yaitu Tubuh-Nya, kepenuhan dari Dia yang memenuhi segala sesuatu dalam segala hal.” Kata “kepada” di ayat 22 dan “ke arah” di ayat 19 keduanya menunjukkan adanya transmisi dari Kristus kepada gereja. Bahkan kita yang berada dalam kehidupan bergereja tidak mengetahui sepenuhnya apa yang terjadi antara Kristus dan gereja. Sejak hari Pentakosta transmisi telah terjadi.

Transmisi yang Terus-Menerus

Transmisi ini tidak terjadi sekali untuk selamanya. Menurut pemikiran umum, kita menganggap bahwa hal-hal tertentu terjadi sekali untuk selamanya. Misalnya saja soal penyaliban bersama Kristus. Mereka yang menekankan ajaran obyektif Alkitab menyatakan bahwa penyaliban kita bersama Kristus terjadi sekali untuk selama-lamanya. Kristus mati satu kali saja dan tidak perlu mati lagi. Selain itu, Dia telah dibangkitkan sekali untuk selama-lamanya dan tidak perlu dibangkitkan lagi. Apa pun yang Dia capai bagi kita, Dia capai sekali untuk selama-lamanya. Namun, penerapan apa yang telah dilakukan-Nya tidak dilakukan sekali untuk selamanya. Melainkan masih berlanjut terus menerus.

Menurut Galatia 2:20, nampaknya penyaliban Paulus bersama Kristus terjadi sekali untuk selamanya. Namun menurut 2 Korintus 4 dia terus-menerus berada di bawah kematian Kristus. Oleh karena itu, di satu sisi, kematian Kristus hanya terjadi satu kali untuk selamanya; namun di sisi lain, hal ini terus berlanjut sepanjang kehidupan Kristen kita. Dengan cara yang sama, kuasa yang bekerja di dalam Kristus dalam membangkitkan Dia dari kematian, dalam mendudukkan Dia di sebelah kanan Allah di surga, dalam menundukkan segala sesuatu di bawah kaki-Nya, dan dalam memberikan Dia sebagai Kepala atas segala sesuatu, bekerja satu kali saja untuk semua. Meskipun demikian, Kristus adalah Kepala atas segala sesuatu bagi gereja, dan kuasa yang bekerja di dalam Dia melebihi kebesaranNya terhadap kita yang percaya. Kuasa ilahi tidak disalurkan kepada gereja hanya sekali saja untuk selamanya; sebaliknya, hal itu ditularkan atau ditransmisikan secara terus menerus. Transmisi artinya upaya disengaja untuk memindahkan kuasa Ilahi dari Allah kepada manusia secara terus menerus, antara Roh Allah kepada roh manusia, sehingga roh manusia menjadi serupa dengan Roh Allah dalam batasan dan kondisi yang ditetapkan oleh Allah sendiri.

Transmisi ini dimulai pada hari Pentakosta, dan masih berlanjut hingga saat ini. Bahkan sekarang transmisi ini sampai ke gereja. Listrik dipasang di rumah sekali saja, namun listrik terus disalurkan ke dalam rumah melalui kabel-kabel yang dipasang menghubungkan gardu PLN dengan tiap titik fungsi listrik di rumah. Demikian pula, semua yang telah dicapai Kristus sebagai Kepala terus-menerus ditransmisikan ke Tubuh-Nya. Kuasa ilahi akan terus disalurkan kepada gereja untuk selama-lamanya; itu tidak akan pernah berhenti.

Menjadi Tubuh dalam Ciptaan Baru

Banyak orang-orang Kristen berbicara tentang Tubuh dan pelayanan Tubuh. Pembicaraan ini sangat meresahkan karena orang-orang tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Apa yang mereka maksud dengan pelayanan Tubuh adalah berbagai versi yang dimiliki beberapa pengkhotbah, bukan hanya satu. Tubuh bukanlah sebuah organisasi; itu adalah suatu organisme yang terdiri dari semua orang percaya yang telah dilahirkan kembali untuk ekspresi dan aktivitas Kepala.

Tubuh adalah hasil inkarnasi, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Kristus yang telah turun ke gereja. Menurut kehidupan alamiah kita, kita tidak memenuhi syarat untuk menjadi bagian dari Tubuh. Sebaliknya, kita hanya memenuhi syarat untuk dimusnahkan dan dikuburkan agar kita dapat dibangkitkan. Secara alami, bahkan roh kita pun tidak memenuhi syarat untuk menjadi bagian dari Kristus. Sebelum penyaliban dan kebangkitan Kristus, Tubuh Kristus belum ada. Dia mempunyai sejumlah pengikut, tetapi Dia tidak mempunyai Tubuh. Tubuh Kristus tidak dapat muncul dari Kristus yang berinkarnasi sampai Dia disalibkan untuk memusnahkan daging, manusia duniawi, dan seluruh ciptaan lama. Setelah mengakhiri semua hal ini melalui penyaliban-Nya, Kristus masuk ke dalam kebangkitan untuk menumbuhkan sesuatu yang baru. Oleh karena itu, setelah kebangkitan-Nya, Tubuh Kristus muncul. Dalam kehidupan alamiah kita dan dalam ciptaan lama, kita bukanlah Tubuh. Namun kita adalah Tubuh ciptaan baru yang bertunas melalui kehidupan kebangkitan Kristus.

Melalui inkarnasi Tuhan Sang Pencipta menjadi manusia bernama Yesus. Meskipun Tuhan hidup, bergerak, dan bertindak di dalam Yesus, tidak ada cara untuk memiliki Tubuh, karena pada saat itu Yesus bukanlah Kepala. Hanya setelah Dia naik ke surga barulah Tuhan memberikan Dia untuk menjadi Kepala atas segala sesuatu bagi gereja. Melalui kematian Kristus yang adalah segalanya, ciptaan lama, termasuk manusia lama kita, daging kita, dan keberadaan alamiah kita, telah dimusnahkan. Setelah penyaliban, Kristus membawa ciptaan lama bersama-Nya ke dalam kubur dan menguburkannya di sana. Ketika Dia masuk ke dalam kebangkitan bersama ciptaan baru, Dia meninggalkan ciptaan lama di dalam kubur. Kemudian Dia naik ke surga dan ditahbiskan untuk menjadi Kepala atas segala sesuatu.

Dibutuhkan daya yang luar biasa untuk mengirim pesawat luar angkasa dari bumi ke bulan. Namun betapa besarnya kuasa yang diperlukan untuk menyebabkan Kristus naik dari bumi ke surga ketiga! Kebesaran kuasa Tuhanlah yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati, mendudukkan Dia di sebelah kanan Tuhan di surga, menundukkan segala sesuatu di bawah kaki-Nya, dan memberikan Dia menjadi Kepala atas segala sesuatu bagi gereja. Sekarang kuasa ini sedang ditransmisikan ke gereja.

Pada hari Pentakosta, Kristus yang disalibkan, dibangkitkan, dan naik, yang diberikan sebagai Kepala atas segala sesuatu, mulai mewariskan semua yang telah Dia capai, dapatkan, dan peroleh kepada gereja. Sejak hari itu, transmisi ini tidak berhenti. Hal ini menunjukkan bahwa transmisi ini mempunyai permulaan tetapi tidak mempunyai akhir. Setelah semua langkah menakjubkan yang diambil oleh Allah Tritunggal – penciptaan, inkarnasi, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan – Dia datang ke dalam gereja dengan segala pencapaian-Nya. Dengan demikian, gereja, Tubuh, adalah satu kesatuan dalam kebangkitan dan kenaikan dengan unsur-unsur alamiah dan ciptaan lama dihentikan. Tubuh, suatu organisme dalam kebangkitan dan kenaikan, sepenuhnya berada dalam ciptaan baru dan tidak ada hubungannya dengan ciptaan lama.

Jika Anda masih hidup menurut manusia lama, manusia duniawi, atau daging, Anda bukan bagian dari Tubuh. Setiap bagian Tubuh adalah ciptaan baru. Banyak orang yang berbicara tentang Tubuh dan pelayanan Tubuh bersifat alamiah dan bersifat daging; mereka tidak berada dalam kebangkitan. Kita semua perlu melihat bahwa Tubuh itu ada ketika Kristus naik. Setelah naik ke sebelah kanan Tuhan, Dia terus-menerus mentransmisikan pencapaian-Nya ke dalam gereja. Dengan cara inilah gereja muncul.

Dua Ciptaan

Bagi kita yang beriman, ada dua ciptaan, yaitu ciptaan lama dan ciptaan baru. Harus kita akui bahwa ciptaan lama masih tetap ada pada kita. Betapapun kita membenci sisa manusia lama ini dan ingin melepaskannya! Namun, beberapa orang Kristen tidak merasa terganggu dengan ciptaan lama; sebaliknya, mereka menghargainya. Apakah Anda benar-benar membenci ciptaan lama, daging, dan manusia alami? Itu masih diragukan. Jika seorang saudara menegur Anda karena bersikap alamiah dan bersifat daging, Anda akan tersinggung, dan kemungkinan akan marah kepada saudara tersebut. Tetapi jika ada yang memuji Anda dan memberi tahu Anda betapa penolong dan baiknya Anda, Anda akan merasa tersanjung. Ini bukti kuat kalau Anda masih menggenggam erat dan mencintai manusia lama itu. Jika Anda membenci kedagingan Anda dan manusia alami Anda, tidak akan sulit bagi Anda untuk ditegur. Sebaliknya, Anda akan bersyukur. Jadi, orang yang mudah tersinggung (sensitive) dan cenderung marah dan menolak teguran atau nasihat orang lain, itu menjadi salah satu tanda dia masih manusia lama. Manusia lama tidak berhak masuk ke dalam Kerajaan Tuhan.

Transmisi dari Kristus yang Naik Menghasilkan Tubuh

Kita telah melihat bahwa Tubuh Kristus tidak ada sebelum penyaliban Kristus, tetapi setelah kenaikan-Nya, ketika sesuatu dari Kristus yang telah naik ditransfusikan ke dalam diri orang-orang percaya. Artinya transmisi Kristus yang naik menghasilkan Tubuh. Segala sesuatu yang kita bicarakan dalam kehidupan gereja, dalam pelayanan, atau dalam persekutuan harus berasal dari transmisi ini. Jika pembicaraan kita adalah tentang transmisi, maka pembicaraan kita adalah tentang Tubuh. Jika bukan dari transmisinya, maka itu bukan dari Tubuh. Di dalam Tubuh tidak ada sesuatu pun yang alamiah, tidak ada sesuatu pun yang berasal dari daging, dan tidak ada sesuatu pun yang berasal dari ciptaan lama. Kita semua perlu melihat fakta ini. Kita perlu membaca ayat-ayat alkitab tentang ini berulang-ulang sampai terang menyinari kita mengenai hal ini. Ketika kita melihat fakta itu, kita akan berkata, “Sesungguhnya Tubuh bukanlah sesuatu yang berasal dari manusia duniawi. Tubuh berasal dari transmisi Kristus yang naik.” Puji Tuhan bahwa dalam kehidupan gereja transmisi surgawi terjadi dalam diri kita semua! Itu kalau Kristus benar-benar menjadi Kepala dalam gereja.

Mengalami Transmisi

Penganut agama Kristen fundamental, tidak mengalami transmisi ini. Orang yang terlibat aktif dengan Kekristenan Pantekosta, dapat melihat beberapa hal yang aneh, namun tidak melihat transmisi ini terjadi. Melalui pengalaman bertahun-tahun dan dengan membuat perbandingan, ternyata kehidupan bergereja yang benar bukanlah hal yang Fundamental dan bukan Pentakosta, bukan Karismatik, apalagi hanya slogan Reformasi; kehidupan bergereja yang benar sepenuhnya merupakan masalah transmisi ilahi. Anda mungkin sangat mendasar Fundamental namun mati, karena hanya sedikit dari Kristus yang telah naik, yang ditransmisikan ke dalam Anda. Anda mungkin tidak mengetahui atau tidak peduli dengan transmisi semacam itu. Tapi, itulah yang menentukan keberadaan Anda Bersama Kristus. Tidak ada transmisi ilahi, tidak ada Kristus, tidak ada Kristen yang nyata.

Dalam agama Kristen Fundamental diajarkan untuk meluruskan Firman Tuhan. Para guru (misalnya Brotherhood) terus-menerus menunjukkan doktrin mana yang salah. Akhirnya semakin meluruskan Firman, semakin matilah  muridnya. Meskipun mempunyai banyak pengetahuan, pengikutnya sudah mati. Maka segeralah bertobat atas kematian kamu. Kehidupan Kristen tidak bergantung pada fundamentalnya, tetapi pada pengalaman transmisinya. Orang yang terlibat dengan gerakan Pantekosta, berpikir akan memperoleh kekuatan rohani. Pantekosta mengajar bagaimana berbahasa roh. Namun, semakin berbahasa roh, semakin sedikit transmisi yang dialami. Oleh karena itu, orang-orang meninggalkan ajaran fundamental, meninggalkan gerakan Pentakosta dan kembali ke jalur transmisi. Saatnya Anda menerima lebih banyak transmisi Ilahi setiap hari. Bagaimana cara kerjanya?

Pada hari kita diselamatkan, kuasa surgawi dipasang di dalam roh kita. Apa yang kita perlukan sekarang adalah transmisi terus-menerus, bukan cicilan lagi. Jika kita membuka hati, memurnikan hati dan hati nurani, dan membiarkan pikiran kita menjadi sadar, emosi kita berkobar, dan keinginan kita menjadi tunduk, kita akan mengalami transmisi dan memiliki kekuatan dan kekayaan. Maka kita tidak akan berada dalam manusia alamiah, melainkan berada dalam kebangkitan dan kenaikan. Saat kita menikmati transmisinya, kita mungkin tidak tahu di mana kita berada, karena kita sepenuhnya bersatu dengan Kristus. Mungkin sulit untuk mengatakan apakah kita berada di bumi atau di surga. Tapi yang jelas, secara fisik, tubuh Anda masih tetap di bumi.

Ketika Kristus ditransmisikan ke dalam kita, transmisi itu mempersatukan kita dengan Kristus dan menjadikan kita satu dengan-Nya. Misalnya lampu pada kamar di rumah yang dihubungkan dengan transmisi listrik dari pembangkit listrik PLN, menyatukan rumah dan PLN dalam aliran arus listrik. Terlebih lagi, transmisi ilahi tidak ada habisnya. Semakin banyak kita berbicara, semakin banyak pula yang harus kita katakan, kita khotbahkan, kita ajarkan, maka semakin banyak transmisi terjadi dari Kristus kepada kita terus ke mulut kita. Semakin banyak kita melayani, semakin banyak persediaan yang dapat kita peroleh dari Kristus. Dalam transmisi inilah kita mendapatkan kehidupan gereja dan fungsi-fungsi Tubuh.

Sekali lagi saya katakan, transmisi surgawi adalah kepada gereja. Melalui transmisi, Tubuh menjadi nyata, asli, hidup, dan agresif.

Kepenuhan Kristus

Ayat 23 mengatakan bahwa Tubuh adalah “kepenuhan dari Dia yang memenuhi segala sesuatu dalam segala hal.” Tubuh Kristus adalah kepenuhan-Nya. Kepenuhan Kristus muncul dari kenikmatan kekayaan Kristus (3:8). Melalui kenikmatan kekayaan Kristus, kita menjadi kepenuhan-Nya untuk mengekspresikan Dia.

Inilah kepenuhan dari Dia yang mengisi segala sesuatu dalam segala hal. Kristus, Allah yang tidak terbatas dan tidak berujung, begitu agung sehingga Dia memenuhi segala sesuatu dalam segala hal. Kristus yang begitu agung memerlukan gereja untuk menjadi kepenuhan-Nya agar ekspresi-Nya seutuhnya dinyatakan.

Dalam transmisi itulah Tubuh Kristus adalah kepenuhan dari Dia yang mengisi segala sesuatu, karena Kristus yang memenuhi segala sesuatu ada dalam transmisi. Transmisi ini menghubungkan kita dengan Kristus yang memenuhi segalanya. Dengan cara ini gereja menjadi kepenuhan Kristus yang memenuhi segala sesuatu dalam segala hal.

Menikmati Kekayaan Kristus dan Memiliki Kehidupan Gereja yang Layak

Kita tidak boleh memperlakukan hal ini sebagai ajaran belaka, tetapi mempraktikkannya. Jika Anda mempraktikkan hal ini, Anda akan menikmati kekayaan Kristus setiap kali Anda membaca Firman Tuhan. Melalui transmisi, Alkitab menjadi buku lain. Betapa tak terduga kekayaan Kristus! Dalam transmisi kekayaan Kristus yang tak terselami menjadi kenikmatan kita. Ketika kekayaan ini menjadi kenikmatan kita, kekayaan ini juga menjadi unsur penyusun keberadaan spiritual kita. Hal ini menghasilkan Tubuh sebagai kepenuhan Kristus yang memenuhi segala sesuatu.

Transmisi ini menghubungkan kita dengan Kristus yang naik. Dalam transmisi ini kita menikmati Kristus sesuai dengan apa yang dicatat dalam Alkitab. Apapun yang kita baca di dalam Alkitab menjadi nyata bagi kita melalui transmisi. Dengan cara inilah kekayaan Kristus menjadi kenikmatan kita.

Dua ungkapan khusus yang ditemukan dalam Efesus 1: “kepada kita yang percaya,” dan, “kepada gereja.” Kuasa ilahi telah dipasang ke dalam diri kita sekali untuk selama-lamanya, namun kuasa itu terus-menerus disalurkan ke dalam diri kita. Dalam transmisi ini kita menikmati Kristus dan memiliki kehidupan gereja yang tepat.

Dengan menikmati transmisinya, kita merasakan awal pengangkatan. Kadang-kadang saat menikmati transmisi ilahi, kita berada dalam kegembiraan sehingga membuat kita ingin melompat kegirangan. Kenikmatannya sungguh luar biasa sehingga seolah-olah kita sudah terpesona. Kadang-kadang kita hampir tidak berani membaca Alkitab karena kekayaan Kristus yang terungkap di dalamnya begitu luas dan tak terukur. Kita berada di samping diri sendiri dengan kenikmatan yang kaya ini. Melalui transmisi seperti itu, kita adalah Tubuh, kepenuhan dari Dia yang mengisi segala sesuatu dalam segala hal. Apakah Anda termasuk salah satu di dalam”kita” ini

 

 

Minggu, 01 Oktober 2023

KRISTUS MENJADI KEPALA ATAS SEGALA SESUATU BAGI GEREJA

KRISTUS MENJADI KEPALA ATAS SEGALA SESUATU BAGI GEREJA

Dalam Efesus 1 Paulus berdoa agar kita mempunyai roh hikmat dan wahyu dalam pengetahuan penuh akan Allah. Sesuai konteksnya, mengenal Alah secara penuh berarti mengetahui pengharapan akan panggilan Tuhan, kemuliaan warisan Tuhan di antara orang-orang kudus, dan kebesaran kuasa Tuhan terhadap kita yang percaya. Mengenal Tuhan berarti mengetahui pengharapan, kemuliaan dan kuasa, karena Tuhan sendiri ada di dalam pengharapan, kemuliaan dan kuasa. Jika kita mengaku mengenal Tuhan tetapi tidak mengetahui ketiga hal ini (pengharapan, kemuliaan, dan kuasa), maka kita mengenal Tuhan hanya secara obyektif, bukan berdasarkan pengalaman. Namun mengenal Tuhan dalam pengharapan, kemuliaan dan kuasa berarti mengenal Dia secara pengalaman dan subyektif.

Kebanyakan orang Kristen saat ini mengenal Tuhan secara obyektif, hanya sekedar pengetahuan belaka. Bagi mereka, Tuhan berada jauh di surga. Mereka mengenal Tuhan sebagai objek keyakinan dan ibadah mereka, namun mereka tidak mengenal-Nya secara subyektif sebagai pengharapan, kemuliaan, dan kuasa mereka. Mereka tidak mengenal Dia sebagai Pribadi yang bekerja di dalam diri mereka untuk menjadikan mereka kudus, menjadikan mereka anak-anak Allah, dan menjadikan mereka milik pusaka Allah.

Menjadi Warisan Tuhan

Panggilan Allah merupakan keseluruhan dari perkataan baik-Nya mengenai kita. Dalam perkataan Tuhan kita dijadikan kudus, kita dijadikan anak-anak Tuhan, dan kita menjadi warisan Tuhan. Dengan demikian, kita akan menjadi harta yang layak menjadi warisan Tuhan. Tuhan itu begitu tinggi, begitu agung, dan sangat berharga. Meskipun demikian, Dia akan menerima kita sebagai warisan-Nya. Namun jika kita melihat kondisi kita saat ini, kita akan menyadari bahwa kita tidak layak menjadi warisan-Nya. Namun Tuhan akan bekerja di dalam diri kita untuk menjadikan kita layak, berharga, dan bernilai, harta unik di alam semesta sebagai warisan bagi-Nya. Tuhan menganggap kita, umat pilihan-Nya, milik-Nya yang istimewa. Satu-satunya cara kita bisa menjadi harta Tuhan, milik-Nya yang istimewa, adalah melalui karya ilahi di dalam kita. Tuhan adalah hartanya, dan Dia mengerjakan diri-Nya sendiri sebagai harta itu ke dalam kita agar kita bisa menjadi harta bagi-Nya.

Yerusalem Baru

Tiga aspek penting dari perkataan baik Tuhan adalah bahwa kita akan dikuduskan, bahwa kita akan menjadi anak-anak Tuhan, dan bahwa kita akan menjadi warisan Tuhan. Ketiga aspek ini terlihat pada Yerusalem Baru. Menurut Wahyu 21, Yerusalem Baru akan menjadi kota kudus, kota dimana kekudusan Tuhan terlihat. Juga, Yerusalem Baru akan menjadi kumpulan susunan anak-anak Allah. Wahyu 21:7 mengatakan bahwa siapa yang menang akan mewarisi segala sesuatu dan menjadi anak Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa Yerusalem Baru adalah totalitas dari status anak Allah. Terlebih lagi, Yerusalem Baru akan menjadi harta, warisan, baik bagi Tuhan maupun bagi kita. Di Yerusalem Baru Tuhan akan menikmati kita sebagai harta-Nya, dan kita akan menikmati Dia sebagai harta kita. Oleh karena itu, Yerusalem Baru akan menjadi warisan bersama dan kepuasan bersama bagi Tuhan dan manusia milik kepunyaan-Nya. Yerusalem Baru akan menjadi perwujudan kekudusan, Kumpulan susunan anak-anak Tuhan, dan warisan bersama bagi Tuhan dan manusia. Terlebih lagi, Yerusalem Baru akan memiliki kemuliaan Tuhan, yaitu kemuliaan warisan Tuhan, kekayaan kemuliaan warisan-Nya di antara orang-orang kudus. Hari ini kemuliaan ini adalah harapan kita.

Kuasa Yang Semua Inklusi Terhadap Kita Yang Beriman

Harapan ini dipenuhi oleh kuasa Tuhan yang luar biasa besarnya. Kekristenan yang fundamental mempunyai kekuatan yang kecil. Kekristenan Pantekosta juga tidak mempunyai kekuatan yang memadai. Namun Efesus 1 berbicara tentang kuasa yang ada pada kita yang percaya. Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan bibel, kita semua dapat berseru, “Haleluya, aku percaya! Aku percaya kepada Tuhan Yesus dan aku percaya kepada Firman Tuhan.” Kita tidak perlu berpuasa dan berdoa untuk menerima kuasa Ilahi, karena kuasa itu ada pada kita yang beriman. Dengan percaya kita diposisikan dan memenuhi syarat untuk menerima kuasa Tuhan. Haleluya, kuasa ini ada pada kita yang beriman!

Listrik adalah ilustrasi yang bagus untuk hal ini. Saat kita membangun gedung, listrik juga dipasang. Setelah tersambung dengan PLN, daya listrik dialirkan ke gedung. Terserah kita apakah kita menggunakan daya PLN ini atau tidak, dan kita menggunakannya dengan menyalakannya dengan menekan tombol saklar. Demikian pula listrik surgawi sudah terpasang di dalam diri kita, dan kuasa surgawi sudah mengalir ke arah kita. Cara untuk menerima kuasa ini adalah hanya dengan menggunakan saklar, bukan atau tidak dengan berpuasa dan berdoa selama beberapa hari. Salah satu cara untuk berlatih menggunakan tombol saklar ini adalah dengan mengucapkan Efesus 1:19-23 berulang kali.

1:19 Dan betapa hebat besarnya kuasa-Nya terhadap kita yang percaya, sesuai dengan operasi kekuatan kuasa-Nya,

1:20 Yang dilakukan-Nya beroperasi di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di surga,

1:21 Jauh melebihi segala pemerintahan dan otorita dan kekuasaan dan ketuhanan dan segala nama yang dapat disebutkan bukan hanya pada zaman ini, tetapi juga pada zaman yang akan datang;

1:22 Lalu Ia menundukkan segala sesuatu di bawah kaki-Nya dan memberikan Dia sebagai Kepala atas segala sesuatu bagi gereja,

1:23 Yaitu Tubuh-Nya, kepenuhan dari Dia yang mengisi segala sesuatu dalam segalanya.

 

Jika kita mengucapkan ayat-ayat ini sepuluh kali dengan penuh percaya, kita akan diberdayakan. Namun, jika Anda berulang kali mengatakan bahwa Anda lemah, Anda sebenarnya akan menjadi lemah. (Ini fakta: banyak orang, termasuk yang menyebut dirinya Kristen berbicara jelek dan buruk tentang dirinya sendiri, dan tanpa sadar mempertahankan keadannya yang buruk atau jelek itu;  maka akan sulit bagi orang itu untuk mengubah keadaannya ke arah yang lebih baik).  Namun dengan berbicara positif dalam iman, kita menggunakan seluruh keberadaan kita untuk menerima kuasa ilahi. Ketika kita berbicara dengan iman dan menerima kuasa, semua hal negatif akan hilang. Setan tidak takut terhadap doa-doa kita yang menyedihkan dan memohon, namun ia takut terhadap ucapan kita dalam iman. Kita perlu mengatakan, “Saya percaya, saya berbicara, saya mempunyai kuasa, saya kuat.” Ini bukanlah takhyul; itu adalah iman Kristen kita.

Soal iman, harus ada faktanya dulu. Tuhan datang untuk memberi tahu kita tentang fakta tersebut, dan kemudian kita percaya apa yang Tuhan katakan. Kepercayaan Kristen kita persis seperti ini. Meskipun kita tidak dapat melihatnya, namun faktanya Kristus telah bangkit dari antara orang mati dan duduk di surga jauh di atas segalanya. Terlebih lagi, adalah fakta bahwa segala sesuatu telah tunduk di bawah kaki-Nya dan bahwa Dia adalah Kepala atas segala sesuatu bagi gereja. Ini adalah fakta yang terjadi di alam semesta. Melalui Firman-Nya yang kudus, Allah datang untuk memberi tahu kita fakta-fakta ini. Lalu kita mengimani apa yang difirmankan Allah dan mengucapkan apa saja yang difirmankan Allah. Inilah iman. Kita hendaknya tidak hanya membaca dan mempelajari Alkitab, tetapi juga berbicara tentang Alkitab. Mungkin ada orang yang mengecam karena ada orang lain mengulang-ulang ayat-ayat Alkitab, tapi abaikan saja mereka, malah mengulanginya lebih sering lagi.

Di alam semesta ini terjadi transmisi dari Tuhan di surga ke gereja. Efesus 1:19 mengatakan bahwa transmisi ini adalah “kepada kita yang percaya.” Lebih jauh lagi, 1:22 mengatakan, “Dan Ia menundukkan segala sesuatu di bawah kaki-Nya dan ‘menyerahkan’ Dia sebagai Kepala atas segala sesuatu bagi jemaat.” Kata kecil “menyerahkan” menunjukkan suatu transmisi. Secara fisik tidak seorangpun pernah melihat penyerahan Kristus kepada gereja, tetapi secara Rohani dan iman kita penyerahanan itu memang terjadi. Kuasa yang ada pada kita adalah Allah Tritunggal. Kuasa ini bukan hanya kuasa penciptaan, melainkan kuasa yang telah melewati inkarnasi (Allah menjadi manusia), penyaliban, kematian, penguburan, kebangkitan, dan kenaikan. Setelah semua langkah ini, Allah Tritunggal datang kepada kita sebagai suatu kuasa. Oleh karena itu, di dalam kuasa ini terdapat kuasa penciptaan, inkarnasi, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan. Oleh karena itu, ini adalah kekuatan yang mencakup semua. Kuasa terhadap kita yang beriman adalah Allah Tritunggal, Pencipta alam semesta, yang berinkarnasi, melewati penyaliban, masuk kebangkitan dan kenaikan, dan turun kepada kita. Kuasa ini telah dipasang di dalam diri kita, sama seperti listrik yang telah dipasang di sebuah gedung.

Kita perlu percaya bahwa kuasa ini sekarang ada di dalam diri kita. Namun, banyak di antara kita yang terlalu alamiah atau ilmiah dan terlalu logis dan berkata, “Bagaimana mungkin ada kuasa  sebesar itu dalam diriku? Aku menyadari bahwa aku telah bertobat, bahwa aku telah mengakui dosa-dosaku kepada Tuhan, dan bahwa aku percaya kepada-Nya dan yakin kepada-Nya. Aku dapat memahami bahwa Tuhan telah menyelamatkanku, mengampuniku, dan membersihkanku dengan darah Kristus yang berharga. Namun pada saat itu aku yakin aku tidak merasakan bahwa kuasa ilahi telah terpasang dalam diriku. “Apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa kuasa yang inklusi segalanya, Bapa, Anak, dan Roh Kudus melalui penciptaan, inkarnasi, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan, telah beroperasi di dalam diriku? Aku hanya tidak merasa mempunyai kuasa seperti itu. Tidak logis untuk mengatakan bahwa aku memilikinya.” Logika selalu bertentangan dengan iman, dan iman bertentangan dengan logika. Dalam hal transmisi kuasa ilahi ini, jangan mencoba bersikap terlalu logis. Sebaliknya, jalankan iman, laksanakan sesuai iman Anda.

Mari kita pertimbangkan masalah ini dengan cara ini. Kita telah dilahirkan kembali, diregenerasikan kembali. Dilahirkan kembali berarti melahirkan Tuhan di dalam kita. Apakah Anda percaya bahwa Tuhan telah dilahirkan ke dalam diri Anda? Allah yang telah dilahirkan ke dalam Anda adalah Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Pada saat Tuhan ini lahir dalam diri Anda, Dia telah melalui penciptaan, inkarnasi, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan. Apakah Anda merasakan semua ini ketika Anda dilahirkan kembali? Apakah Anda mempunyai  perasaan mengenai hal itu atau tidak, tidak berarti apa-apa. Yang penting adalah Anda percaya apa pun yang dikatakan Alkitab. Ketika Alkitab memberitahu Anda bahwa Anda berdosa, Anda perlu berkata, “Amin.” Ketika Alkitab mengatakan untuk bertobat, Anda perlu bertobat. Pada saat kamu percaya, sesuatu terjadi padamu dan di dalam dirimu, meskipun kamu mungkin tidak mengerti apa itu. Apa yang terjadi adalah kuasa itu, Allah Tritunggal sendiri, telah terpasang di dalam diri Anda. Saat seperti ini pengetian dan perasaan Anda lebih baik disimpan saja untuk keperluan lain. Apa yang Anda percaya itulah iman Anda. Sebagaimana imanmu, terjadi padamu.

Kebutuhan Untuk Mengetahui Kuasa Ini

Karena penting bagi orang-orang percaya untuk memiliki pengetahuan yang benar tentang kuasa ini, Rasul Paulus berdoa agar kita mempunyai roh hikmat dan wahyu dalam pengetahuan penuh akan Allah dan mengetahui keagungan kuasa yang luar biasa yang ada pada kita yang percaya. Ya, kita mempunyai kuasa yang luar biasa besarnya dalam diri kita, namun kebutuhan kita saat ini adalah mengetahui kekuatan ini. Disadari atau tidak, ada transmisi yang terjadi dari surga ketiga, tempat Tuhan berada, ke dalam kita. Transmisi inilah yang membedakan kita dengan orang-orang yang tidak mengenal Kristus. Karena kuasa yang ada di dalam diri kita ini, mustahil bagi kita untuk membuang iman Kristen kita. Kalau ada yang pindah agama dari Kristen masuk ke agama lain, ini semata-mata karena memang kuasa ini tidak pernah mengalir ke dalam diri orang itu. Sekali lagi saya katakan bahwa di dalam diri kita terdapat kuasa ilahi dan bahwa kuasa ini adalah Allah Tritunggal yang telah melewati penciptaan, inkarnasi, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan dan telah dipasang di dalam diri kita sebagai kuasa yang inklusi segalanya. Jadi, ada hubungan ilahi antara kita dan surga ketiga. Apa yang kita butuhkan saat ini adalah mengetahui kehebatan kuasa ini.

Berbicara dan Mengalami Transmisi

Kita perlu membaca ayat-ayat Efesus berulang kali sampai kita benar-benar terkesan dan dapat menyampaikannya secara lisan kepada diri kita sendiri atau kepada orang lain. Setiap hari kita perlu menyampaikannya kepada diri kita sendiri, kepada anggota keluarga kita, kepada saudara dan saudari, kepada para malaikat dan setan, dan kepada semua makhluk ciptaan. Semakin banyak kita berbicara tentang kuasa ini, semakin kita akan merasakannya disalurkan ke dalam diri kita.

Pada akhirnya, melalui iman kita pada transmisi ini dan melalui penyampaiannya, gereja akan muncul dalam cara yang praktis. Kristus adalah Kepala atas segala sesuatu bagi gereja. Kita perlu mempercayai hal ini dan terus-menerus mengucapkannya. Demi kehidupan gereja yang lebih baik, saya menyarankan agar kita semua mengucapkan Efesus 1:19-23 beberapa kali sehari, minimal sepuluh kali sehari. Mari kita lihat apa hasilnya jika kita semua melakukan ini. Betapa jauh lebih baik pembicaraan seperti ini daripada pembicaraan sia-sia mengenai saudara-saudari atau situasi di dalam gereja! Berbicara tentang orang-orang kudus tidak mengangkat dan menguatkan kita; sebaliknya, hal itu justru menjatuhkan dan melemahkan kita. Jika semua orang kudus berbicara masalah orang-orang lain, kehidupan gereja akan hilang. Oleh karena itu, marilah kita berbicara Efesus 1:19-23 dan melupakan situasi yang terjadi di gereja-gereja, para tua-tua, dan saudara-saudari. Selama jangka waktu sepuluh hari, biarlah kita semua di gereja mengucapkan ayat-ayat ini minimal sepuluh kali sehari. Saya yakin jika kita melakukan hal ini, kehidupan gereja akan terangkat, karena saat kita berbicara, transmisi kuasa dari surga kepada diri kita akan terjadi. Dengan cara ini kita akan diresapi dengan kuasa ilahi dari transmisi surgawi. Dari pengalaman orang-orang yang sudah melakukannya, dapat mereka bersaksi bahwa hal ini akan terjadi.

Kita terlalu natural, alamiah, ilmiah, terlalu logis, dan terlalu rendah. Mari kita lupakan kondisi gereja-gereja dan orang-orang kudus dan kembali pada Firman Tuhan. Mari kita kembali ke Firman Tuhan yang murni. Mari kita percaya Firman Tuhan dan mengucapkannya. Saat kita berbicara, kita akan mengalami transmisi surgawi, dan kita semua akan diresapi dengan Allah Tritunggal sebagai kuasa yang inklusi segalanya. Kuasa besar ini ada pada gereja. Di sini, dalam transmisi kuasa ilahi, kita mempunyai kehidupan gereja yang kokoh.

Kita tidak boleh mempelajari Efesus 1 hanya untuk sekedar doktrin. Sebaliknya, kita harus percaya pada perkataan Tuhan mengenai fakta universal. Kita tidak hanya mempercayai perkataan Tuhan, namun kita sendiri mengulanginya berulang kali. Dengan cara ini kita mengalami transmisi kuasa ilahi kepada gereja.

 

 

Kamis, 28 September 2023

CONTOH KEHIDUPAN KRISTUS UNTUK GEREJA BAGIAN KEDUA

CONTOH KEHIDUPAN KRISTUS UNTUK GEREJA BAGIAN KEDUA

 Suatu Pola Kristus Yang Hidup bagi Gereja

 Bacaan Bible: 2 Kor. 1:8-9, 12, 17-22

Surat 1 Korintus mengungkapkan persoalan Kristus yang hidup bagi gereja. Jika kita membaca Surat ini dengan penuh pertimbangan, kita mungkin bertanya-tanya apakah ada pola Kristus yang hidup bagi gereja. Kita mungkin berkata ketika kita membaca buku ini, “Paulus, tunjukkan kepada kami sebuah pola. Kami telah melihat banyak hal dalam diri orang tua, saudara, tetangga, teman, dan kolega kami, namun kami belum pernah melihat seseorang yang menjadi contoh Kristus yang hidup bagi gereja. Kami ingin melihat sebuah pola, karena sebuah pola jauh lebih baik daripada ribuan kata.  Menyadari perlunya pola seperti itu, Paulus memaparkan pola ini dalam 2 Korintus. Oleh karena itu, dalam Surat ini kita melihat suatu pola Kristus yang hidup. Kata-kata seperti kehidupan, memperhidupkan, yang hidup, akan digunakan secara bergantian dalam tulisan ini, tetapi para prinsipnya mengandung pengertian yang sama untuk kepentingan tulisan ini. Demikian juga kata pola, model, contoh, teladan, dapat dipertukarkan satu sama lain dengan pengertian yang sama.

Suatu Kesaksian Pribadi

Paulus membuka setiap Suratnya dengan cara yang berbeda. Misalnya, cara dia membuka surat Roma berbeda dengan cara dia memulai surat Efesus. Surat 2 Korintus juga dimulai dengan cara yang khusus. Setelah salam dan perkataan tentang kasih karunia dan damai sejahtera dalam 1:1 dan 2, Paulus melanjutkan dengan berbicara, bukan dalam cara doktrinal atau dalam cara wahyu, namun dalam cara memberikan kesaksian pribadi. Dalam 1:8 ia berkata, “Sebab kami tidak ingin kamu tidak mengetahui, saudara-saudara, mengenai penderitaan yang kami alami di Asia, yang membebani kami secara berlebihan, melebihi kekuatan kami, sehingga kami putus asa bahkan tidak berharap lagi untuk hidup.” Tampaknya Paulus sedang berkata, “Hai orang-orang percaya di Korintus, saya ingin memberikan kesaksian saya tentang bagaimana saya memperhidupkan Kristus bagi gereja. Ketika kami berada di Asia, kami terbebani secara berlebihan, sangat tertekan. Kami ditekan melebihi kekuatan kami, melampaui kemampuan kami untuk menahan tekanan, sehingga kami putus asa bahkan tidak berharap lagi untuk hidup. Sangat jelas bagi kami bahwa kami sedang sekarat.” Tidak ada yang bersifat doktrinal di sini. Sebaliknya, Paulus memberikan kesaksian. Kesaksian ini adalah bagian dari polanya.

Allah yang Bangkit

Bangkit artinya hidup lagi setelah mengalami kematian. Dalam 1:9 Paulus melanjutkan, “Tetapi kami sendiri telah dijatuhi hukuman mati, yaitu bahwa kami tidak menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, melainkan kepada Allah, yang membangkitkan orang mati.” Karena mereka menyadari bahwa mereka sedang sekarat, para rasul tidak mempunyai keyakinan pada diri mereka sendiri. Keyakinan mereka ada pada Tuhan.

Tuhan yang mereka yakini bukan sekadar Dia yang menciptakan langit dan bumi. Sebaliknya, kepercayaan mereka adalah kepada Allah kebangkitan, kepada Allah yang membangkitkan orang mati. Di sini Paulus tidak berkata, “Aku berseru kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi untuk menjadi saksi bagiku.” Dalam ayat 9 Paulus tidak mengacu pada Allah pencipta, melainkan Allah kebangkitan.

Keyakinan Paulus bukan pada dirinya sendiri; itu ada di dalam Tuhan yang membangkitkan, Tuhan yang membangkitkan orang mati. Memiliki keyakinan pada Allah kebangkitan dan tidak percaya pada diri sendiri berarti memperhidupkan Kristus. Jika saya memiliki keyakinan pada diri saya sendiri, maka saya pasti hidup sendiri. Saya tidak memperhidupkan Kristus. Namun di sini ada seorang rasul yang tidak percaya pada dirinya sendiri. Keyakinannya sepenuhnya pada Allah yang membangkitkan orang mati. Dalam hal ini dia adalah pola memperhidupkan Kristus.

Tuhan Yang Esa dan Tulus

Dalam ayat 12 Paulus melanjutkan dengan mengatakan, “Sebab inilah yang dapat kami  banggakan, yang merupakan kesaksian hati nurani kami, bahwa dalam ke-esa-an dan ketulusan Allah, bukan dalam hikmat daging, tetapi dalam kasih karunia Allah, kami hidup dalam dunia, dan lebih berlimpah kepadamu.” Kesaksian ini berkaitan dengan pola memperhidupkan Kristus bagi gereja. Hati nurani Paulus bersaksi bahwa dia hidup melajang; menjadi politikus bukanlah cara hidupnya. Dengan Paul tidak ada permainan politik. Sebaliknya, dia masih lajang. Namun, Paulus tidak menghayati kelajangan dan ketulusannya sendiri; dia menghayati ke-esa-an dan ketulusan Tuhan.

Ungkapan “ke-esa-an Allah” menyiratkan bahwa Allah sendiri adalah esa, satu, sendiri. Begitu pula dengan ungkapan “ketulusan Tuhan” sebenarnya berarti ketulusan tersebut adalah Tuhan itu sendiri. Dalam 1:12 Paulus tidak berbicara tentang kelajangan atau ketulusan manusiawinya. Kelajangan dan ketulusannya adalah Tuhan sendiri, artinya menjadi satu dengan Tuhan.

Anugerah Tuhan

Dalam 1:12 Paulus juga berkata bahwa ia berperilaku bukan berdasarkan hikmat daging, melainkan berdasarkan kasih karunia Allah. Kasih karunia atau anugerah adalah Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Surat 1 Korintus mengungkapkan bahwa Allah Tritunggal telah diproses menjadi Roh pemberi hidup untuk kita nikmati. Kenikmatan atas proses Allah Tritunggal ini adalah anugerah.

Dalam 1 Korintus 15:10 Paulus berkata, “Tetapi karena kasih karunia Allah aku ada sebagaimana adanya aku; dan kasih karunia-Nya kepadaku tidak sia-sia, tetapi aku bekerja lebih keras dari pada mereka semua, namun bukan aku sendiri, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.” Ungkapan “kasih karunia Allah” dalam ayat ini dan 2 Korintus 1:12 sebenarnya menunjukkan bahwa kasih karunia itu adalah Allah sendiri. Anugerah Tuhan adalah Tuhan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, kasih karunia bukanlah sesuatu yang menjadi milik Tuhan; kasih karunia adalah Tuhan itu sendiri.

Lebih jauh lagi, Tuhan yang tidak diproses bukanlah kasih karunia. Sebaliknya, kasih karunia adalah Allah Tritunggal dalam kebangkitan. Bukan Tuhan saja seperti yang diungkapkan dalam Kejadian 1; itu adalah Tuhan yang diwahyukan dalam Surat Paulus. Tuhan dalam pelayanan Paulus bukan sekedar Tuhan penciptaan, tetapi Dia adalah Tuhan kebangkitan. Kebangkitan melibatkan proses inkarnasi, kehidupan manusia, dan penyaliban. Setelah melewati proses ini, Tuhan Tritunggal masuk ke dalam kebangkitan. Oleh karena itu, ketika kita berbicara tentang Tuhan sebagai Tuhan kebangkitan, yang kita maksudkan adalah proses yang telah Dia lewati.

Kristus melewati inkarnasi, melalui tiga puluh tiga setengah tahun kehidupan manusia, dan melalui penyaliban, yang berlangsung selama enam jam. Setelah Dia meninggal, Dia ditempatkan di sebuah makam. Kemudian Dia pergi ke alam maut dan berkeliling alam kematian. Setelah itu, Dia muncul dalam kebangkitan. Sekarang Dia bukan hanya Tuhan atas penciptaan, tetapi juga kebangkitan. Tuhan yang telah melalui proses ini kini menjadi anugerah kita. Betapa bahagianya aku di dalam Dia! Dialah kesenanganku, pestaku, istirahatku, kekuatanku. Ini adalah Tuhanku.

Satu Dengan Kristus Yang Tidak Berubah

Dalam ayat 17 Paulus berkata, “Oleh karena itu, apakah aku bermaksud berubah-ubah? Atau apa yang aku putuskan, apakah aku putuskan menurut daging, sehingga pada diriku ada ya, ya, tidak, tidak?” Paulus bukanlah orang yang bermain politis dan tidak berubah-ubah. Dia bukanlah tipe orang yang akan mengatakan ya pada satu waktu dan kemudian segera mengubah jawabannya dan mengatakan tidak. Bagi Paul, ya adalah ya, dan tidak adalah tidak. Apapun yang dia putuskan, dia selesaikan dengan menjadi satu dengan Kristus yang tidak berubah dari Tuhan yang setia.

Paulus benar-benar bersatu dengan Kristus, dengan Yang diurapi Allah. Inilah alasannya dia dapat berkata, “Tetapi Allah itu setia, bahwa perkataan kami kepadamu bukanlah ya dan tidak; sebab Anak Allah, Kristus Yesus, yang diberitakan di antara kamu melalui kami, melalui aku, Silvanus, dan Timotius, tidak menjadi ya atau tidak, tetapi di dalam Dia ada jawaban ya” (ayat 18-19).

Dalam ayat 20 dan 21 Paulus melanjutkan, “Sebab apapun janji Allah, pada Dialah YA; oleh karena itu juga melalui Dialah Amin bagi Allah, karena kemuliaan melalui kita. Tetapi Dia yang dengan teguh menyatukan kami dengan kamu kepada Kristus dan yang mengurapi kami adalah Allah.” Kristus adalah Pribadi yang diurapi Allah, dan Paulus sangat melekat pada Pribadi ini. Yang satu ini adalah Kristus yang tidak berubah dari Allah yang setia. Sebagai orang yang memperhidupkan Kristus, Paulus adalah satu dengan Kristus yang tidak berubah dari Allah yang setia. Jika kita ingin memperhidupkan Kristus, kita juga harus menjaga diri kita tetap satu dengan Dia.

Paulus dapat berkata tentang dirinya sendiri, “Aku adalah orang yang selalu bersatu dengan Kristus. Kristus bukanlah ya dan tidak, namun di dalam Dia adalah ya. Jika Anda mengatakan ya dan tidak, Anda tidak memperhidupkan Kristus. Di dalam Kristus adalah ya. Kapanpun Dia mengatakan ya, itu adalah ya selamanya. Bersama Dia tidak ada perubahan. Aku satu dengan Kristus yang tidak berubah ini. Ketika aku memutuskan untuk datang mengunjungimu, aku memutuskan bersama Dia. Aku tidak melakukan ini dalam diriku sendiri atau sendirian. Dalam kesatuan dengan Kristus, aku membuat keputusan yang kuat untuk datang kepadamu. Dialah yang diurapi, dan aku terikat erat pada-Nya.” Ini juga merupakan bagian dari pola memperhidupkan Kristus bagi gereja.

Suatu Pola Hidup

Paulus menampilkan dirinya kepada orang-orang percaya di Korintus sebagai teladan seseorang yang memperhidupkan Kristus bagi gereja. Tampaknya Paulus berkata, “Hai Korintus, dalam Suratku yang pertama, aku telah memberikan kepadamu sebuah wahyu tentang apa artinya memperhidupkan Kristus bagi gereja. Sekarang aku tahu bahwa kamu  juga memerlukan pola hidup seperti itu. Dalam Suratku yang kedua, aku menampilkan diriku kepadamu sebagai pola hidup ini. Aku meminta kamu untuk melihatku dan melihat bahwa aku tidak percaya pada diri sendiri. Keyakinanku sepenuhnya kepada Allah kebangkitan. Karena aku percaya kepada-Nya, aku memperhidupkan Kristus. Lebih jauh lagi, setiap kali aku memutuskan sesuatu, aku mengambil keputusan dengan mengambil Kristus sebagai pribadiku. Aku adalah orang yang terikat erat pada Kristus, pada Yang Diurapi Tuhan. Dialah Kristus dari Tuhan yang setia, Tuhan yang tidak ada bayangannya karena perubahan. Oleh karena itu, aku, Paulus, bersatu dengan Allah Tritunggal.” Ini adalah orang yang memperhidupkan Kristus untuk gereja.

Tujuan Paulus dalam memperhidupkan Kristus adalah agar administrasi Allah dapat dilaksanakan melalui gereja. Jika kita ingin mengetahui bagaimana memperhidupkan Kristus bagi gereja, kita perlu memikirkan kehidupan Paulus dan belajar darinya. Dialah teladan kita, teladan kita.

Di antara Surat-surat yang ditulis oleh Paulus, Surat 2 Korintus merupakan surat yang unik. Surat ini dibuka dengan kesaksian pribadi Paulus. Kesaksian ini tidak diberikan secara singkat. Melainkan disajikan secara detail. Paulus memberi tahu jemaat Korintus bahwa dia tidak ingin mereka mengabaikan penderitaan yang mereka alami di Asia. Ia ingin jemaat di Korintus mengetahui bahwa para rasul sangat tersiksa, bahwa tekanan tersebut begitu berat sehingga melampaui kemampuan mereka untuk menanggungnya. Mereka bahkan putus asa dalam hidup dan memiliki hukuman mati dalam diri mereka. Menurut perasaan dan kesadaran mereka, mereka sedang sekarat. Mengapa Tuhan menempatkan mereka dalam situasi seperti ini? Tuhan melakukan ini karena Dia ingin manusia lama mereka dilenyapkan. Oleh karena itu, Paulus dapat berkata, “Maksud Tuhan adalah untuk memusnahkan manusia lama kita. Dia tidak ingin kita hidup lebih lama lagi dalam sifat duniawi Adam berdosa dan kedagingan. Sebaliknya, Dia ingin Kristus hidup di dalam kita, menjadi manusia baru.”

Dihentikan untuk Memperhidupkan Kristus

Sangat mudah untuk berbicara tentang pemutusan hubungan. Namun agar kita benar-benar bisa diterminasi, kita perlu mengalami banyak penderitaan. Misalnya, Tuhan akan menggunakan suami atau istri Anda dan anak-anak Anda untuk menghentikan Anda. Jika Anda seorang istri, Tuhan akan menggunakan suami Anda untuk memberhentikan Anda. Jika Anda seorang suami, Tuhan akan menggunakan istri Anda untuk mencabik-cabik Anda. Selain itu, anak-anak Anda juga akan membantu-Nya dalam membawa Anda menuju akhir sehingga Kristus dapat hidup di dalam Anda.

Sangat mudah untuk mengatakan secara doktrinal bahwa kita telah disalibkan bersama Kristus, bahwa kita tidak lagi hidup, dan bahwa Kristus hidup di dalam kita. Ini mungkin tidak lebih dari sebuah pengajaran. Mungkin saja kita terus-menerus berbicara seperti ini selama bertahun-tahun, mengutip Galatia 2:20 berulang kali, namun kita tetap tidak memperhidupkan Kristus bagi gereja.

Kita semua perlu mengalami pemotongan batin dengan cara yang praktis agar kita dapat diberhentikan. Tuhan bahkan akan menggunakan orang-orang kudus dalam kehidupan gereja untuk melaksanakan hal ini bagi kita. Dalam arti tertentu, kehidupan gereja adalah kehidupan pembantaian, kehidupan yang terminasi, kehidupan yang mengakhiri, kehidupan yang menghentikan. Puji Tuhan kami rela disembelih karena keinginan kami untuk memperhidupkan Kristus.

Jika kita memperhidupkan Kristus, keyakinan kita akan berada pada Allah yang bangkit, pada Allah yang membangkitkan orang mati. Kemudian kita akan berperilaku dalam kasih karunia Allah, dan kita akan menjadi satu dengan Kristus yang tidak berubah dari Allah yang setia, Kristus yang adalah satu-satunya ya. Puji Tuhan bahwa dalam semua ayat dalam 2 Korintus 1 ini kita melihat bahwa Paulus adalah teladan memperhidupkan Kristus bagi gereja.

 

Pokok pikiran.

  • Kesaksian hidup yang dialami oleh Paulus adalah model atau contoh atau pola Kristus yang hidup dalam gereja.
  • Memiliki keyakinan pada Allah kebangkitan dan tidak percaya pada diri sendiri berarti memperhidupkan Kristus.
  • Allah Tritunggal telah diproses menjadi Roh pemberi hidup untuk kita nikmati.
  • Kasih karunia atau anugerah adalah Tuhan itu sendiri, yaitu Kristus yang telah mengalami proses inkarnasi, disalibkan, mati, dikuburkan, beracara dalam alam kematian, dan bangkit.
  • Apapun yang kita putuskan, kita selesaikan dengan menjadi satu dengan Kristus yang tidak berubah dari Tuhan yang setia.
  • Jika kita ingin memperhidupkan Kristus, kita juga harus menjaga diri kita tetap satu dengan Dia.
  • Tujuan Paulus dalam memperhidupkan Kristus dalam gereja adalah agar Administrasi Pemerintahan Allah dapat dilaksanakan melalui gereja.
  • Tuhan menggunakan orang terdekat Anda mendotong Anda menuju akhir sehingga Kristus dapat hidup di dalam Anda.

 

 

 

 

Senin, 18 September 2023

CONTOH MEMPERHIDUPKAN KRISTUS UNTUK GEREJA BAGIAN PERTAMA

CONTOH MEMPERHIDUPKAN KRISTUS UNTUK GEREJA 

BAGIAN PERTAMA

Bacaan Kitab Suci: 2 Kor. 1:8-9, 12, 17-22

Tuhan kita selalu bergerak. Oleh karena itu, kita tidak boleh tinggal di hari kemarin atau mencoba hidup di hari esok. Kita harus hidup pada hari ini yaitu di masa sekarang. Orang Kristen sejati tidak mempunyai hari kemarin, dan mereka belum mempunyai hari esok. Kita hanya punya hari ini. Oleh karena itu, Alkitab berkata, “Sejauh yang disebut pada hari ini” (Ibr. 3:13). Tuhan bukanlah Tuhan masa lalu atau Tuhan masa depan; Dialah Tuhan masa kini. Setiap hari Tuhan bergerak maju, terus maju. Oleh karena itu, kita perlu terbuka terhadap perkataan Tuhan hari ini. Perkataan Tuhan adalah apa yang sedang terjadi.

Betapa menakjubkannya memperhidupkan Kristus bagi gereja! Mulai tahun 1980 baru ada di antara kita yang mengetahui ungkapan “menghidupkan Kristus untuk gereja.” Perhatian kita bukan sekadar memperhidupkan Kristus bagi gereja, namun juga melihat pola memperhidupkan Kristus bagi gereja. Paulus adalah contoh Kristus yang hidup bagi gereja. Kalimat lain, Paulus adalah model atau pola atau teladan memperhidupkan Kristus dalam gereja.

Sebuah Buku Tentang Memperhidupkan Kristus Bagi Gereja

Dalam 1 Korintus kita melihat pentingnya memperhidupkan Kristus bagi gereja, namun hanya dalam 2 Korintus kita memiliki pola memperhidupkan Kristus bagi gereja. Adalah sangat membantu bila Anda mempertimbangkan apa yang diwahyukan dalam enam belas pasal dari 1 Korintus. Pasal-pasal ini mengungkapkan bagaimana menikmati Kristus, bagaimana menjadikan Kristus sebagai hidup kita, bagaimana memperhidupkan Kristus sehingga kita dapat memiliki gereja dan agar Dia memiliki Tubuh untuk menggenapi tujuan kekal Allah. Tidak banyak pembaca Alkitab yang melihat bahwa 1 Korintus adalah kitab tentang memperhidupkan Kristus bagi gereja.

1 Korintus membahas banyak masalah. Masalah-masalah ini ada dua kategori: masalah dalam bidang kehidupan manusia dan masalah dalam bidang administrasi pemerintahan Ilahi. Sangat penting untuk memiliki kehidupan manusia yang layak. Tentu saja, administrasi pemerintahan ilahi sangatlah penting. Kita tentu memerlukan kehidupan manusia yang layak untuk menjalankan administrasi pemerintahan Tuhan. Namun bagaimana kita bisa mempunyai kehidupan manusiawi seperti itu, dan bagaimana kita bisa melaksanakan administrasi pemerintahan Tuhan? Melalui kehidupan seperti apa kita dapat memperoleh kehidupan manusiawi yang layak, dan dengan cara apa, melalui alat apa, kita dapat melaksanakan administrasi pemerintahan ilahi? Kristus adalah faktor penyelesaian permasalahan dalam kehidupan manusia, dan gereja adalah faktor penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan penyelenggaraan administrasi pemerintahan ilahi.

Solusi Unik

Kristus adalah antibiotik surgawi dan ilahi yang membunuh kuman-kuman negatif dalam diri kita. Karena kejatuhan Adam dalam dosa, kuman-kuman ini telah masuk ke dalam kehidupan keluarga kita dan juga ke dalam kehidupan gereja. Kitab Surat 1 Korintus mengungkapkan bahwa gereja di Korintus telah diserang oleh kuman-kuman negatif ini. Dampaknya adalah kehancuran dan korupsi. Kristus adalah satu-satunya “antibiotik” yang dapat secara efektif menangani kuman-kuman ini. Jadi, dalam sepuluh pasal pertama 1 Korintus kita melihat Kristus sebagai faktor, unsur, “obat”, untuk menyembuhkan segala permasalahan dalam kehidupan manusia dan menyembuhkan penyakit dalam kehidupan gereja.

Jemaat di Korintus memang sedang sakit. Orang-orang kudus menderita secara rohani karena penyakit-penyakit seperti perpecahan, tuntutan hak, percabulan, dan penyalahgunaan hak yang diberikan Allah dalam hal makan dan pernikahan. Apa yang bisa menyembuhkan orang-orang beriman dari penyakit-penyakit ini? Satu-satunya obat yang bisa menyembuhkan adalah Kristus, obat ilahi.

Bagian Kita

Dalam pasal satu sampai sepuluh dari 1 Korintus mengenai Kristus sebagai antibiotik untuk menyembuhkan segala penyakit dalam gereja dibahas berbagai hal. Pertama, Kristus adalah bagian kita yang unik. Dia melalui panggilan Allah telah memasukkan kita ke dalam persekutuanNya (1 Kor. 1:2, 9). Satu Korintus 1:2 mengatakan bahwa Kristus adalah “milik mereka dan milik kita.” Ayat 9 mengatakan, “Allah adalah setia, yang olehnya kamu telah dipanggil ke dalam persekutuan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus, Tuhan kita.” Karena Allah telah memanggil kita ke dalam persekutuan Anak-Nya, maka Anak-Nya kini menjadi bagian kita.

Membenarkan, Menguduskan, Dan Menebus Kita Sehari-Hari

Dalam 1 Korintus 1:30 kita melihat aspek-aspek tertentu dari bagian ini: “Tetapi di dalam Dialah kamu berada di dalam Kristus Yesus, yang dari Allah telah menjadi hikmat bagi kita: kebenaran, pengudusan dan penebusan.” Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah (1 Kor. 1:24). Sebagai hikmat yang datang dari Allah kepada kita, Kristus menjadi kebenaran, pengudusan, dan penebusan kita sehari-hari. Setiap hari kita dapat menikmati Kristus sebagai kebenaran kita. Jika kita menikmati Dia dengan cara ini, kita dapat menyatakan, “Malaikat dan setan, dan seluruh umat manusia, saya benar terhadap Tuhan dan manusia. Saya benar dengan keluarga saya dan dengan semua saudara dan saudari di gereja. Inilah kesaksianku karena setiap hari Kristus adalah kebenaranku.”

Kita juga dapat bersaksi bahwa Kristus adalah kekudusan dan menguduskan kita sehari-hari. Hari demi hari kita menikmati Dia sebagai bagian kita. Oleh karena itu, kita dapat mengharapkan para malaikat dan setan untuk meneguhkan fakta bahwa kita telah dikuduskan. Kita bisa berkata, “Malaikat dan setan, kamu harus menyadari bahwa Aku ini kudus. Aku meminta kamu untuk mengkonfirmasi fakta kekudusan saya di dalam Kristus. Anak Tuhan, yang merupakan hikmat Tuhan dan kuasa Tuhan, menjadi kekudusan dan pengudusanku sehari-hari.”

Kekudusan adalah substansinya, sedangkan pengudusan adalah kegiatan menjadikan kudus. Hari demi hari kita tidak hanya memiliki kekudusan, substansinya, tetapi kita juga memiliki pengudusan, yaitu proses yang berjalan terus menerus. Kristus yang menjadi bagian kenikmatan kita, menguduskan kita setiap hari.

Cukup dengan berseru kepada nama Tuhan Yesus, kita mengalami sesuatu yang misterius dan ajaib dalam diri kita, menguduskan kita dan menjaga kita agar tidak kehilangan kesabaran. Pada akhirnya pengudusan ini menjadi kekudusan kita. Lebih jauh lagi, kekudusan ini adalah suatu Pribadi, Anak Allah, bagian unik yang ke dalamnya Allah telah memanggil kita. Allah telah memanggil kita ke dalam persekutuan Kristus. Sekarang, setiap hari dan setiap jam, kita perlu menikmati Dia, pertama sebagai kebenaran, kemudian sebagai kekudusan, dan kemudian sebagai penebusan.

Hal-Hal Mendalam Tentang Tuhan

Dalam 1 Korintus pasal dua kita melihat bahwa Kristus, Yang misterius, adalah hal-hal terdalam dari Allah. Untuk dapat membedakan Dia dan menyadari Dia, kita harus menjadi orang yang rohani, orang yang melatih roh dan hidup dalam roh. Kalau kita hanya mahluk berjiwa, yang hidup di dalam jiwa, kita tidak akan bisa mengenal Dia. Hanya dengan hidup dalam roh dan melatih roh kita, kita dapat mengenal Kristus untuk mengalami Dia.

Sebuah Pondasi Yang Hidup

Menurut perkataan Paulus dalam 1 Korintus 3, Kristus adalah pondasi yang hidup, pondasi yang bertumbuh. Dalam pasal ini Paulus mengatakan bahwa ia menanam, Apolos menyiram, dan bahwa Allah memberi pertumbuhan. Memberi pertumbuhan berarti menumbuhkan Kristus. Kristus yang bertumbuh di dalam kita adalah pondasi yang unik. Oleh karena itu, ini adalah pondasi yang hidup dan berkembang.

Ketika pondasi kita bertumbuh, pertumbuhan ini menghasilkan emas, perak, dan batu-batu berharga, bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembangunan gereja. Hal ini berarti mengalami Kristus, menikmati Kristus, dan mengambil bagian dalam Kristus sehingga kita dapat diubah untuk Pembangunan gereja. Dengan cara ini kita mempunyai bahan-bahan yang berharga untuk pembangunan Tubuh Kristus. Ini berarti memperhidupkan Kristus bagi gereja.

Pesta Kita

Dalam 1 Korintus 5:8 kita merayakan Kristus sebagai pesta kita. Kristus bukan sekedar Paskah kita; Dia adalah pesta Paskah kita. Sekarang kita berpesta dengan Dia dan menikmati Dia sebagai roti tidak beragi. Sebagai bagian kita, Kristus adalah kenikmatan kita yang tidak beragi. Saat kita menikmati porsi ini, kita dikuduskan dari segala jenis racun yang dilambangkan dengan ragi dalam roti. Menikmati Kristus sebagai roti tidak beragi menyebabkan kita menjadi tidak beragi. Pemurnian dari segala jenis ragi ini bukanlah suatu penderitaan. Ini bukan akibat ditempatkan di meja bedah; hal ini berasal dari duduk di meja pesta dimana kita menikmati Kristus sebagai roti tidak beragi.

Anggota Kristus

Dalam pasal enam kita melihat bahwa Kristus adalah Roh dan kita adalah satu roh dengan Dia (1 Kor. 6:17). Pada akhirnya Roh akan memenuhi kita dan menyebabkan tubuh jasmani kita menjadi anggota Kristus. Ini berarti bahwa roh kita tidak hanya bersatu secara organik dengan Dia, tetapi bahkan tubuh kita menjadi anggota Kristus. Bahkan tubuh kita dicangkokkan ke dalam Kristus.

Kita sering berpikir bahwa tubuh jasmani kita adalah daging yang penuh nafsu. Hal ini benar jika tubuh dilihat dari sudut pandang jatuhnya. Namun menurut keselamatan penuh Kristus, yang mencakup transformasi metabolik, tubuh kita dicangkokkan ke dalam Kristus dan menjadi anggota Kristus. Kita bukan hanya anggota Kristus dalam roh, tetapi bahkan tubuh kita pun adalah anggota Kristus. Tubuh kita adalah bagian dari Kristus, anggota Kristus! Apakah Anda percaya bahwa tubuh Anda adalah anggota Kristus? Kita semua harus mempercayai hal ini. Semakin Anda mempercayainya, Roh yang berdiam di dalam diri Anda akan semakin memenuhi tubuh Anda dan membuatnya bersatu secara organik dengan Kristus.

Rumah Roh Kudus

Terlebih lagi, tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Kita sering mengatakan bahwa roh kitalah yang menjadi tempat tinggal Tuhan. Biasanya kita mengatakan bahwa bait Allah ada di dalam roh kita. Namun 1 Korintus 6:19 secara jelas menunjukkan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus.

Bagaimana tubuh kita bisa menjadi anggota Kristus di satu sisi dan bait Roh Kudus di sisi lain? Jawabannya terdapat dalam 1 Korintus 6:17: “Tetapi siapa yang mengikat diri dengan Tuhan, menjadi satu roh.” Karena kita satu roh dengan Tuhan, maka tubuh kita menjadi anggota Kristus. Apalagi karena kita satu roh dengan Dia, tubuh kita malah menjadi bait Roh Kudus. Ini lebih dari sekedar penebusan atau kekudusan. Artinya seluruh keberadaan kita dipersatukan dengan Tuhan dan dijadikan bait-Nya. Seluruh keberadaan kita dipersatukan dengan Kristus, dan tubuh kita menjadi anggota Kristus.

Satu Korintus 6:15-20 melibatkan Allah Tritunggal dan manusia tripartit. Dalam seluruh keberadaan kita – roh, jiwa, dan tubuh – kita dipersatukan dengan Allah Tritunggal. Sekarang Allah Tritunggal terlibat dengan keberadaan tripartit kita. Inilah Kristus sebagai faktor kesembuhan kita dari segala penyakit rohani. Ketika kita mengalami keterlibatan Allah Tritunggal dengan tiga bagian keberadaan kita, kita menjadi orang-orang kudus yang sejati. Kita bahkan menjadi lebih kudus dari para malaikat.

Jika kita ingin memahami tulisan Paulus, kita harus mengenal roh Paulus dan menyentuh beban dalam rohnya. Kita juga harus menyentuh konsep mendalam Paulus. Surat-surat Paulus selalu berkaitan dengan konsepnya, bebannya, dan rohnya. Dalam 1 Korintus dia mempunyai beberapa konsep mengenai gereja di Korintus. Apalagi dalam rohnya ada beban untuk menulis kepada gereja di sana. Dalam pasal enam konsep Paulus adalah bahwa orang-orang percaya di Korintus harus mengetahui bahwa mereka adalah satu roh dengan Tuhan dan bahwa tubuh mereka harus diresapi dan dipenuhi oleh Roh dan dengan demikian menjadi anggota Kristus dan bait Roh Kudus. Paulus terbebani karena seluruh keberadaan jemaat Korintus akan diambil alih dan dimiliki oleh Allah Tritunggal. Ini adalah beban Paulus dalam 1 Korintus 6.

Kristus Untuk Makan Dan Minum Kita

Pasal sepuluh mengungkapkan bahwa Kristus yang menjadi bagian kita, yang merupakan kebenaran, kekudusan, dan penebusan kita sehari-hari, yang begitu satu dengan kita sehingga Dia menjadikan tubuh kita anggota-anggota-Nya dan bait Roh Kudus, telah memberikan diri-Nya kepada kita  untuk kita makan dan minum. Pemberian diri Kristus kepada kita untuk makan dan minum adalah demi kenikmatan kita akan Dia. Bagaimana kita makan dan minum Kristus?

Cara Kristus memberikan diri-Nya kepada kita adalah melalui kematian. Terpisahnya darah dari tubuh menunjukkan jalan kematian. Setiap kali darah terpisah dari tubuh, itu menandakan kematian. Kristus mati di kayu salib, mencurahkan darah-Nya dan mengorbankan tubuh-Nya, bukan hanya dengan tujuan menebus kita, tetapi juga dengan tujuan memberikan diri-Nya kepada kita. Sekarang ketika kita datang ke meja perjamuan Tuhan, kita makan dan minum Dia. Makan dan minum melambangkan penerimaan. Kapan pun kita minum atau makan sesuatu, kita menerimanya, kita memasukkannya ke dalam diri kita. Kristus telah memberikan diri-Nya sendiri, dan sekarang kita menerima Dia. Puji Tuhan atas kenikmatan Kristus ini!

Kekayaan Kristus yang diwahyukan dalam 1 Korintus merupakan faktor unik untuk menyelesaikan segala permasalahan dalam kehidupan manusia. Jika kita menikmati Kristus ini sepenuhnya, kita tidak akan mempunyai masalah apa pun. Setiap masalah akan terpecahkan, karena kita akan mempunyai solusi unik untuk semua masalah. Surat kedua kepada Jemaat di Korintus menunjukkan bahwa penyakit-penyakit di antara jemaat Korintus disembuhkan dengan “obat” yang diberikan oleh Paulus dalam Suratnya yang pertama. Dalam pasal demi pasal, Paulus “menyuntik” mereka dengan Kristus. Hasilnya, jemaat Korintus mulai menjalani kehidupan manusia yang layak. Kehidupan manusia yang demikian adalah kehidupan yang memperhidupkan Kristus.

Jika kita tidak memperhidupkan Kristus, kita tidak dapat memiliki kehidupan manusia yang layak. Kita dapat memiliki kehidupan seperti itu hanya dengan menerima Kristus dan memperhidupkan Dia. Kehidupan seperti ini adalah untuk gereja. Kita perlu memperhidupkan Kristus bagi gereja.

Tubuh Yang Berfungsi Di Bawah Kepala

Administrasi pemerintahan ilahi dilaksanakan melalui gereja di bawah kepemimpinan Kristus dan Allah. Di bawah kepemimpinan ini, para anggota tubuh berfungsi dengan karunia mereka. Ini adalah operasi yang melaksanakan administrasi pemerintahan Tuhan. Hal ini hanya dapat dilakukan dalam kehidupan kebangkitan. Dalam bidang administrasi pemerintahan ilahi pertama-tama kita mempunyai Kepala, kemudian Tubuh, kemudian fungsi anggota-anggota melalui karunia, dan kemudian hidup kebangkitan.

Kebangkitan adalah Kristus menjadi Roh pemberi hidup. Roh ini, realitas Kristus yang telah bangkit, adalah kebangkitan. Sebelum penyaliban dan kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus berkata kepada Marta, “Akulah kebangkitan dan hidup” (Yohanes 11:25). Oleh karena itu, kebangkitan adalah Pribadi yang hidup, Kristus yang ajaib. Dalam kebangkitan ini Tubuh berfungsi di bawah Kepala untuk melaksanakan administrasi pemerintahan Allah.

Hari Pertama Dalam Seminggu

Hal terakhir yang dibahas dalam 1 Korintus adalah pengumpulan dana untuk orang-orang kudus yang membutuhkan. Seperti yang Paulus katakan, persembahan diberikan pada hari pertama setiap minggu. Hari pertama dalam minggu itu, kita kenal hari Minggu adalah hari Tuhan, adalah sebuah tanda, sebuah simbol, dari kebangkitan Kristus. Hari Sabat, hari ketujuh dalam seminggu, merupakan tanda adanya Tuhan sebagai Pencipta. Kini hari pertama merupakan tanda bahwa Allah Tritunggal telah diproses dalam kebangkitan menjadi Roh pemberi hidup yang segalanya.

Saat ini Tuhan kita bukanlah Tuhan hari ketujuh. Itu adalah Tuhan Yahudi. Tuhan kita adalah Tuhan hari pertama dalam seminggu. Ini berarti bahwa Dia adalah Tuhan bukan hanya dalam penciptaan, namun terlebih lagi, Dia adalah Tuhan dalam kebangkitan. Sekarang kita memiliki Tuhan tidak hanya dalam penciptaan, tetapi juga dalam kebangkitan. Tuhan dalam ciptaan adalah untuk ibadah kita, namun Tuhan dalam kebangkitan bukan hanya untuk ibadah, tapi juga untuk kenikmatan kita. Orang-orang Yahudi hanya tahu bagaimana menyembah Tuhan sebagai Sang Pencipta. Namun, kita menikmati Allah Tritunggal kita sebagai Roh pemberi kehidupan. Tuhan dalam kebangkitan adalah untuk kenikmatan.

Segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan gereja pada prinsipnya harus dilakukan pada hari pertama dalam minggu yang bersangkutan. Artinya segala sesuatu harus dilakukan dalam kebangkitan. Jika kita memperhidupkan Kristus dan menikmati Dia, mengalami Dia, setiap hari Dia akan bangkit bagi kita. Maka setiap hari akan menjadi hari pertama dalam seminggu.

Hari pertama tidak melambangkan suatu hari; itu melambangkan Allah Tritunggal yang, setelah diproses, telah menjadi Roh pemberi kehidupan yang menyenangkan, segalanya, dan holistik. Sekarang kita dapat menikmati Roh ini. Dengan menikmati Roh kita berada di hari pertama dalam minggu itu. Ini untuk administrasi pemerintahan Tuhan.

Kita dalam kebangkitan menikmati Roh yang segalanya, yang adalah Tuhan yang telah diproses menjadi bagian kita. Dalam pertemuan-pertemuan kita sekarang kita dapat melaksanakan administrasi pemerintahan ilahi dalam kebangkitan pada hari pertama minggu itu, berpartisipasi dalam proses Allah Tritunggal sebagai Roh pemberi-hidup. Kapanpun kita  sampai pada titik ini, di dalam hati kitamerasa sangat gembira. Puji Tuhan atas wahyu yang luar biasa dalam 1 Korintus!

Kebutuhan Akan Suatu Contoh

Satu Korintus adalah sebuah kitab yang berbicara tentang memperhidupkan Kristus bagi gereja, sebuah kitab yang memberitahu kita bagaimana memperhidupkan Kristus bagi gereja. Selama berabad-abad, umat Tuhan tidak menyadari bahwa 1 Korintus memerintahkan kita untuk memperhidupkan Kristus bagi gereja. Orang beriman belum mempunyai bahasa ini karena mereka belum mempunyai pengalaman rohani yang memunculkannya. Bahasa dengan kata-kata dan istilah-istilahnya memenuhi kebutuhan pengalaman. Misalnya, bertahun-tahun yang lalu tidak ada kata internet. Namun setelah ditemukannya internet, muncul kebutuhan akan istilah untuk menggambarkannya. Berdasarkan pengalaman ini kita perlu memperhidupkan Kristus bagi gereja. Setiap pesan kita dalam gereja dan komunitas sebaiknya berasal dari pengalaman ini. Secara lahiriah kita mungkin melakukan banyak hal yang berbeda, namun di dalam hati kita selalu sibuk memperhidupkan Kristus bagi gereja.

Kita harus mulai merasa bahwa kita harus berbicara tentang pola memperhidupkan Kristus dalam kehidupan gereja. 1 Korintus mengungkapkan bahwa kita harus memperhidupkan Kristus bagi gereja. Namun dalam 2 Korintus kita memiliki pola memperhidupkan Kristus bagi gereja. Wahyu yang indah dan menakjubkan dalam 1 Korintus memerlukan pola yang disajikan dalam 2 Korintus. Oleh karena itu, setelah Surat yang pertama, Paulus menulis Surat yang kedua dengan tujuan untuk menunjukkan kepada orang-orang percaya di Korintus suatu pola tentang orang yang memperhidupkan Kristus bagi gereja. Dalam tulisan berikut kita akan mempertimbangkan rincian pola ini.